Ketika kita berbicara tentang mengukur panas atau dinginnya suatu benda, terutama tubuh manusia, alat yang paling umum digunakan adalah termometer. Ya, alat cek suhu tubuh namanya adalah termometer. Namun, seiring perkembangan teknologi, nama dan jenis termometer ini menjadi semakin spesifik dan beragam.
Dulu, termometer identik dengan batang kaca berisi cairan perak yang akan naik atau turun mengikuti suhu. Kini, banyak sekali varian yang lebih modern, akurat, dan higienis, terutama setelah dunia menghadapi tantangan kesehatan global yang menuntut pengukuran suhu secara cepat tanpa kontak fisik. Jadi, meskipun nama dasarnya tetap termometer, Anda akan menemukan berbagai tipe yang berbeda.
Memahami nama alat cek suhu tubuh juga berarti memahami klasifikasinya. Beberapa jenis termometer yang paling sering kita jumpai saat ini antara lain:
Ini adalah pengganti termometer air raksa (merkuri) yang sudah banyak dilarang penggunaannya karena kandungan merkuri yang berbahaya jika pecah. Termometer digital bekerja menggunakan sensor elektronik (termistor) untuk mendeteksi suhu. Pengukurannya dilakukan dengan meletakkan ujung sensor di bawah lidah (oral), ketiak (aksila), atau dubur (rektal).
Alat ini dirancang khusus untuk mengukur suhu di dalam liang telinga. Ia bekerja mendeteksi panas yang dipancarkan dari gendang telinga (membran timpani). Termometer ini sangat cepat, biasanya hanya butuh 1-3 detik, menjadikannya pilihan populer di lingkungan klinis yang sibuk.
Mungkin ini adalah jenis yang paling sering kita lihat sejak pandemi COVID-19 merebak. Alat cek suhu tubuh non-kontak ini menggunakan sensor inframerah untuk mengukur suhu permukaan kulit dahi dari jarak beberapa sentimeter. Keunggulannya adalah kecepatan dan aspek higienitas karena tidak perlu bersentuhan langsung dengan pasien.
Apapun jenisnya, fungsi utama alat cek suhu tubuh adalah untuk mendeteksi adanya demam (hipertermia) atau suhu tubuh yang terlalu rendah (hipotermia). Suhu tubuh normal manusia dewasa berkisar antara 36.5°C hingga 37.5°C (tergantung metode pengukuran). Perubahan suhu sedikit saja bisa menjadi indikator penting adanya proses infeksi, peradangan, atau gangguan metabolisme lainnya.
Menggunakan alat yang tepat sangat krusial. Misalnya, saat melakukan skrining massal di pintu masuk kantor atau mal, termometer dahi inframerah adalah pilihan terbaik karena efisien. Sementara itu, untuk memantau suhu pasien yang sakit kritis di rumah sakit, termometer rektal digital seringkali dianggap paling akurat.
Saat memilih termometer untuk keperluan rumah tangga, pertimbangkan faktor-faktor berikut:
Jadi, jika Anda mencari jawaban singkat untuk alat cek suhu tubuh namanya, jawabannya adalah Termometer. Namun, dalam konteks modern, ada baiknya Anda mengetahui berbagai varian canggih yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan pengukuran suhu Anda secara optimal.