Ilustrasi sederhana: Lingkaran dan garis yang melambangkan pergerakan.
Ketika kita berbicara tentang bagaimana mengukur kekuatan dan arah hembusan udara yang kita kenal sebagai angin, ada sebuah instrumen khusus yang menjadi jawabannya. Alat pengukur kecepatan angin disebut anemometer. Kata "anemometer" sendiri berasal dari bahasa Yunani, yaitu "anemos" yang berarti angin dan "metron" yang berarti ukuran. Jadi, secara harfiah, anemometer adalah alat pengukur angin.
Anemometer merupakan perangkat penting dalam berbagai bidang, mulai dari meteorologi, penerbangan, kelautan, pertanian, hingga bidang energi terbarukan seperti turbin angin. Dengan memahami seberapa cepat angin bertiup, kita dapat membuat prediksi cuaca yang lebih akurat, memastikan keselamatan penerbangan, merancang struktur bangunan yang tahan angin, hingga mengoptimalkan produksi energi dari sumber angin.
Meskipun fungsinya sama, yaitu mengukur kecepatan angin, anemometer hadir dalam berbagai jenis, masing-masing dengan prinsip kerja dan keunggulannya sendiri. Berikut adalah beberapa jenis anemometer yang umum ditemui:
Ini adalah jenis anemometer yang paling umum dan mudah dikenali. Anemometer kincir terdiri dari beberapa mangkuk (biasanya tiga atau empat) yang terpasang pada lengan yang berputar pada poros vertikal. Ketika angin bertiup, mangkuk-mangkuk ini akan berputar. Semakin kencang angin, semakin cepat putaran mangkuk. Kecepatan putaran ini kemudian dikonversi menjadi satuan kecepatan angin, seperti meter per detik (m/s), kilometer per jam (km/jam), atau knot.
Keunggulan anemometer jenis ini adalah kesederhanaan desainnya, keandalannya, dan kemampuannya untuk memberikan pembacaan kecepatan angin rata-rata selama periode waktu tertentu. Alat ini sangat populer di stasiun meteorologi.
Mirip dengan anemometer kincir, anemometer baling-baling juga menggunakan bagian yang berputar. Namun, alih-alih mangkuk, ia menggunakan baling-baling yang dipasang pada poros horizontal. Baling-baling ini akan berputar saat terkena angin. Anemometer jenis ini seringkali lebih kompak dan mudah dibawa, membuatnya cocok untuk penggunaan portabel di lapangan.
Jenis anemometer ini bekerja berdasarkan prinsip perbedaan tekanan. Ia terdiri dari tabung yang menghadap arah angin dan tabung lain yang tegak lurus terhadap arah angin. Angin yang masuk ke dalam tabung akan menciptakan tekanan yang berbeda. Perbedaan tekanan ini kemudian diukur dan dihubungkan dengan kecepatan angin.
Anemometer kawat panas menggunakan kawat tipis yang dipanaskan. Ketika angin mengalir melintasi kawat, ia akan mendinginkannya. Perubahan suhu pada kawat ini diukur, dan karena laju pendinginan berhubungan langsung dengan kecepatan angin, maka kecepatan angin dapat ditentukan. Anemometer jenis ini sangat sensitif dan dapat mengukur kecepatan angin yang sangat rendah, serta sangat berguna dalam studi aliran udara di dalam ruangan atau laboratorium.
Anemometer ultrasonik menggunakan gelombang suara untuk mengukur kecepatan angin. Alat ini memancarkan pulsa suara antara sepasang transduser. Kecepatan angin akan mempengaruhi waktu yang dibutuhkan gelombang suara untuk melakukan perjalanan dari satu transduser ke transduser lainnya. Dengan menghitung perbedaan waktu ini, kecepatan angin dapat ditentukan. Anemometer ultrasonik memiliki keunggulan tidak memiliki bagian yang bergerak, sehingga minim perawatan dan sangat tahan lama.
Memahami kecepatan angin bukan hanya sekadar informasi akademis, tetapi memiliki dampak praktis yang signifikan:
Jadi, ketika Anda bertanya, "Alat pengukur kecepatan angin disebut apa?", jawabannya adalah anemometer. Instrumen sederhana namun krusial ini memainkan peran yang tak tergantikan dalam membantu kita memahami dan beradaptasi dengan kekuatan alam yang dinamis.