Dalam dunia pemrograman, komputer tidak dapat berpikir secara mandiri. Mereka menjalankan instruksi yang kita berikan secara berurutan. Namun, seringkali kita ingin program kita dapat membuat keputusan berdasarkan kondisi tertentu. Di sinilah algoritma conditional atau algoritma bersyarat memainkan peran penting.
Algoritma conditional adalah sebuah konsep fundamental dalam ilmu komputer yang memungkinkan program untuk mengeksekusi blok kode yang berbeda tergantung pada apakah suatu kondisi bernilai benar (true) atau salah (false). Tanpa kemampuan ini, program akan sangat terbatas, hanya mampu melakukan tugas-tugas sederhana yang selalu sama tanpa adaptasi.
Inti dari algoritma conditional adalah evaluasi dari sebuah ekspresi boolean. Ekspresi boolean adalah pernyataan yang hasilnya hanya bisa berupa true (benar) atau false (salah). Contoh ekspresi boolean sederhana adalah:
usia > 18 (Apakah usia lebih besar dari 18?)nama == "Budi" (Apakah nama sama dengan "Budi"?)suhu < 0 (Apakah suhu kurang dari 0 derajat?)Berdasarkan hasil evaluasi ekspresi boolean ini, program akan memutuskan jalur eksekusi mana yang akan diambil.
Ada beberapa struktur dasar yang sering digunakan untuk mengimplementasikan algoritma conditional:
Ini adalah bentuk yang paling sederhana. Jika kondisi yang diberikan benar, maka blok kode di dalamnya akan dieksekusi. Jika salah, blok kode tersebut akan dilewati.
IF (kondisi_benar) THEN
// Lakukan sesuatu jika kondisi benar
END IF
Contoh dalam logika sederhana:
IF (cuaca == "cerah") THEN
print("Ayo pergi ke taman!")
END IF
Struktur ini memungkinkan kita untuk menentukan aksi yang berbeda jika kondisi tidak terpenuhi. Jika kondisi utama benar, blok kode pertama dieksekusi. Jika salah, blok kode pada bagian ELSE yang akan dijalankan.
IF (kondisi_benar) THEN
// Lakukan sesuatu jika kondisi benar
ELSE
// Lakukan sesuatu yang lain jika kondisi salah
END IF
Contoh:
IF (nilai >= 75) THEN
print("Selamat, Anda lulus!")
ELSE
print("Maaf, Anda perlu belajar lebih giat.")
END IF
Struktur ini berguna ketika kita memiliki lebih dari dua kemungkinan kondisi yang perlu diperiksa secara berurutan. Program akan memeriksa kondisi pertama. Jika benar, blok kode terkait dijalankan dan proses berhenti. Jika salah, ia akan memeriksa kondisi ELSIF berikutnya, dan seterusnya. Jika tidak ada kondisi yang benar, maka blok ELSE (jika ada) akan dijalankan.
IF (kondisi_1) THEN
// Lakukan aksi 1
ELSIF (kondisi_2) THEN
// Lakukan aksi 2
ELSIF (kondisi_3) THEN
// Lakukan aksi 3
ELSE
// Lakukan aksi default jika semua kondisi salah
END IF
Contoh penentuan tingkatan nilai:
IF (nilai >= 90) THEN
print("Nilai Anda A")
ELSIF (nilai >= 80) THEN
print("Nilai Anda B")
ELSIF (nilai >= 70) THEN
print("Nilai Anda C")
ELSE
print("Nilai Anda D")
END IF
Beberapa bahasa pemrograman menyediakan struktur SWITCH atau CASE yang merupakan alternatif dari rangkaian IF-ELSIF-ELSE ketika kita perlu membandingkan sebuah variabel dengan beberapa nilai konstan yang berbeda. Ini seringkali membuat kode lebih mudah dibaca.
SWITCH (variabel)
CASE nilai_1:
// Aksi untuk nilai_1
BREAK;
CASE nilai_2:
// Aksi untuk nilai_2
BREAK;
DEFAULT:
// Aksi default
END SWITCH;
Contoh:
SWITCH (hari)
CASE "Senin":
print("Hari kerja pertama.")
BREAK;
CASE "Jumat":
print("Menuju akhir pekan!")
BREAK;
DEFAULT:
print("Hari biasa.")
END SWITCH;
Kemampuan untuk membuat keputusan adalah jantung dari kecerdasan buatan dan otomatisasi. Algoritma conditional adalah blok bangunan fundamental yang memungkinkan perangkat lunak untuk:
Tanpa algoritma conditional, setiap program hanya akan menjadi rangkaian instruksi linier yang kaku. Kemampuan untuk bercabang dan memilih jalur eksekusi berdasarkan data adalah yang membuat pemrograman menjadi alat yang begitu kuat dan serbaguna.
Memahami dan menguasai konsep algoritma conditional adalah langkah awal yang krusial bagi siapa pun yang ingin terjun ke dunia pengembangan perangkat lunak. Ini adalah fondasi yang akan menopang pemahaman Anda tentang struktur kontrol yang lebih kompleks dan algoritma yang lebih canggih di masa depan.