Visualisasi abstrak dari aliran data dan logika algoritma LCG.
Dalam dunia komputasi, kebutuhan akan keacakan seringkali muncul, mulai dari simulasi ilmiah, permainan video, hingga algoritma kriptografi. Namun, komputer pada dasarnya bekerja secara deterministik, artinya setiap proses akan selalu menghasilkan keluaran yang sama jika diberi masukan yang sama. Di sinilah peran penghasil bilangan acak pseudo (Pseudo-Random Number Generator/PRNG) menjadi krusial. Salah satu algoritma PRNG yang paling sederhana, fundamental, dan banyak dipelajari adalah Linear Congruential Generator (LCG).
Algoritma LCG adalah sebuah metode sederhana untuk menghasilkan urutan bilangan yang tampak acak. Algoritma ini bekerja dengan menerapkan sebuah relasi rekursif linier. Secara matematis, LCG didefinisikan oleh rumus rekurensi berikut:
Mari kita uraikan setiap komponen dalam rumus tersebut:
Kualitas urutan bilangan acak yang dihasilkan oleh LCG sangat bergantung pada pemilihan keempat parameter ini (a, c, m, dan X0). Pemilihan yang buruk dapat menghasilkan urutan yang sangat prediktif atau memiliki periode yang pendek, sehingga tidak cocok untuk aplikasi yang membutuhkan keacakan tingkat tinggi.
Untuk memulai proses pembangkitan bilangan acak, kita perlu sebuah nilai awal, yang disebut seed (X0). Nilai seed ini kemudian dimasukkan ke dalam rumus LCG untuk menghasilkan nilai pertama (X1). Nilai X1 ini kemudian digunakan sebagai input untuk menghasilkan X2, dan seterusnya. Proses ini berlanjut tanpa henti, menghasilkan serangkaian bilangan pseudo-acak.
Contoh sederhana penggunaan LCG: Misalkan kita memiliki parameter sebagai berikut:
Langkah-langkah pembangkitan bilangan acak:
Urutan bilangan pseudo-acak yang dihasilkan adalah 10, 3, 14, 15, 2, ... Perhatikan bahwa urutan ini pada akhirnya akan berulang. Panjang urutan sebelum berulang disebut periode. Untuk LCG, periode maksimum yang bisa dicapai adalah 'm'. Namun, untuk mencapai periode penuh 'm', pemilihan parameter a, c, dan m harus memenuhi kriteria tertentu yang dikenal sebagai teorema Hull-Dobell.
Meskipun sederhana, LCG memiliki kelebihan dan kekurangan yang perlu dipahami:
Meskipun memiliki kekurangan, LCG masih relevan dalam beberapa konteks, terutama ketika kecepatan dan kesederhanaan menjadi prioritas utama dan kebutuhan akan keacakan tingkat tinggi tidak mutlak diperlukan. LCG sering digunakan dalam:
Namun, untuk aplikasi yang membutuhkan keamanan tinggi (seperti kriptografi) atau simulasi ilmiah yang akurat, algoritma PRNG yang lebih canggih seperti Mersenne Twister atau Xorshift lebih disukai karena kualitas keacakan dan panjang periodenya yang jauh lebih baik. Memahami algoritma LCG adalah langkah awal yang baik untuk mengapresiasi kompleksitas dan tantangan dalam menghasilkan keacakan di dunia digital.