Menyelami Pesan Ilahi: Tafsir Surah Ali Imran Ayat 101 dan 105
Simbol pencerahan dan petunjuk
Surah Ali Imran merupakan salah satu surah Madaniyah yang kaya akan ajaran dan hikmah. Di dalamnya, terkandung ayat-ayat yang menjadi pedoman bagi umat Islam dalam menjalani kehidupan. Dua ayat yang seringkali menarik perhatian untuk ditafsirkan lebih dalam adalah ayat 101 dan 105. Ayat-ayat ini memberikan peringatan keras sekaligus penegasan tentang pentingnya memegang teguh tali Allah dan bahaya perpecahan.
Ayat 101: Peringatan Keras Menjaga Iman
Ayat 101 dari Surah Ali Imran berbunyi:
"Bagaimana bisa (tidak) kamu menjadi kafir, padahal ayat-ayat Allah dibacakan kepadamu, dan Rasul-Nya pun berada di tengah-tengah kamu? Barangsiapa berpegang teguh kepada (ajaran) Allah, maka sesungguhnya dia mendapat petunjuk kepada jalan yang lurus."
Ayat ini diawali dengan sebuah pertanyaan retoris yang sangat kuat, "Bagaimana bisa (tidak) kamu menjadi kafir?". Pertanyaan ini ditujukan kepada orang-orang yang telah menyaksikan dan mendengar bukti-bukti kebenaran Islam, namun masih ragu atau bahkan menolaknya. Bukti-bukti tersebut meliputi:
- Ayat-ayat Allah dibacakan kepadamu: Ini merujuk pada Al-Qur'an, kitab suci yang diturunkan Allah, yang penuh dengan kebenaran, mukjizat, dan petunjuk. Mendengar ayat-ayat ini saja seharusnya sudah cukup untuk membuka hati dan pikiran.
- Rasul-Nya pun berada di tengah-tengah kamu: Kehadiran Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam sebagai pembawa wahyu dan teladan hidup adalah bukti nyata lainnya. Beliau senantiasa mengajarkan, membimbing, dan memperagakan ajaran Islam.
Dengan adanya kedua anugerah besar ini, sangatlah janggal jika seseorang masih memilih jalan kekufuran. Ayat ini menekankan bahwa menolak kebenaran setelah bukti-bukti yang begitu jelas adalah tindakan yang merugikan diri sendiri. Namun, ayat ini tidak berhenti pada peringatan. Di bagian akhir, Allah memberikan solusi dan harapan:
"Barangsiapa berpegang teguh kepada (ajaran) Allah, maka sesungguhnya dia mendapat petunjuk kepada jalan yang lurus."
Ini adalah janji ilahi. Kunci untuk terhindar dari kesesatan dan mendapatkan petunjuk ke jalan yang benar adalah dengan berpegang teguh pada ajaran Allah. Berpegang teguh di sini mencakup keyakinan dalam hati, pengakuan dengan lisan, dan pembuktian melalui perbuatan. Ini adalah pegangan yang kokoh, tidak mudah goyah oleh keraguan, godaan, atau tekanan dari luar.
Ayat 105: Larangan Berpecah Belah dan Mencontoh Ahli Kitab Terdahulu
Selanjutnya, ayat 105 dari Surah Ali Imran memberikan peringatan yang spesifik terkait dengan persatuan dan menghindari perbedaan pendapat yang tajam yang berujung pada perpecahan:
"Dan janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang telah berpecah belah dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas (Al Kitab). Bagi merekalah siksa yang amat berat."
Ayat ini secara gamblang melarang umat Islam untuk mengikuti jejak orang-orang terdahulu, khususnya ahli kitab (Yahudi dan Nasrani) yang telah terpecah belah dan berselisih paham. Alasan peringatan ini sangat mendalam. Perpecahan dan perselisihan, terutama setelah datangnya petunjuk yang jelas (dalam hal ini Al-Qur'an dan Sunnah Nabi), adalah sumber kehancuran. Beberapa poin penting dari ayat ini adalah:
- Larangan mencontoh perpecahan: Allah tidak menyukai umatnya terpecah belah. Perpecahan melemahkan umat, membuka celah bagi musuh, dan menghalangi kemajuan dakwah.
- Datangnya Keterangan yang Jelas: Peringatan ini ditekankan karena umat Islam telah dianugerahi Al-Qur'an dan Sunnah yang merupakan petunjuk yang jelas dan komprehensif. Berbeda dengan umat terdahulu yang terkadang kitab sucinya ditafsirkan secara sempit atau diselewengkan, umat Islam memiliki sumber hukum yang jelas.
- Ancaman Siksa Berat: Konsekuensi dari perpecahan ini bukanlah main-main. Ayat ini menyebutkan adanya "siksa yang amat berat" bagi mereka yang terus menerus berselisih dan berpecah belah. Ini menunjukkan betapa seriusnya dosa ini di sisi Allah.
Ayat-ayat ini, ketika dibaca bersamaan, membentuk sebuah narasi yang kuat. Ayat 101 mengingatkan pentingnya keyakinan dan berpegang teguh pada ajaran Allah sebagai pondasi utama. Sementara itu, ayat 105 memberikan kaidah bagaimana seharusnya umat menjaga pondasi tersebut agar tidak runtuh akibat perselisihan internal. Menjaga persatuan, merajut ukhuwah Islamiyah, dan menjadikan Al-Qur'an serta Sunnah sebagai referensi utama adalah kunci untuk menghindari jurang perpecahan yang telah menimpa umat-umat sebelumnya.
Hikmah dan Penerapan
Dari kedua ayat ini, kita dapat mengambil beberapa hikmah penting untuk kehidupan sehari-hari:
- Teruslah memperkuat keyakinan dengan mempelajari Al-Qur'an dan Sunnah secara mendalam.
- Jangan mudah terpengaruh oleh keraguan atau propaganda yang berusaha menggoyahkan iman.
- Berpegang teguh pada ajaran Islam dalam setiap aspek kehidupan, bukan hanya dalam ritual ibadah.
- Hindari perselisihan yang tidak perlu dan fokus pada hal-hal yang menyatukan.
- Jika terjadi perbedaan pendapat, selesaikan dengan cara yang baik dan berlandaskan pada Al-Qur'an dan Sunnah, bukan emosi pribadi.
- Sadarilah bahaya perpecahan yang dapat mengancam kekuatan dan keberlangsungan umat.
Memahami dan mengamalkan isi dari Surah Ali Imran ayat 101 dan 105 adalah sebuah keharusan bagi setiap Muslim. Ini adalah investasi spiritual yang akan membawa kita pada kedekatan dengan Allah dan jalan yang lurus, serta menjaga keutuhan dan kekuatan barisan kaum mukminin.