Ilustrasi: Kebenaran dan Pedoman dari Allah
Dalam lautan ayat-ayat suci Al-Qur'an, terdapat permata-permata hikmah yang menjadi pedoman hidup umat manusia. Salah satunya adalah firman Allah SWT yang terkandung dalam Surah Ali Imran ayat 19. Ayat ini bukan sekadar rangkaian kata, melainkan sebuah prinsip fundamental yang membedakan antara hak dan batil, antara petunjuk dan kesesatan. Ayat ini juga menjadi penegas tentang satu-satunya agama yang diterima di sisi Allah. Mari kita selami lebih dalam makna yang terkandung dalam Ali Imran 3:19.
Ayat Ali Imran 3:19 secara gamblang menyatakan bahwa hanya Islam yang diridai oleh Allah SWT. Kata "Islam" sendiri berarti ketundukan dan kepasrahan total kepada kehendak Allah. Ini bukan hanya merujuk pada praktik keagamaan yang kita kenal saat ini, tetapi mencakup esensi seluruh ajaran para nabi dan rasul sejak Nabi Adam AS hingga Nabi Muhammad SAW. Inti ajarannya selalu sama: mengakui keesaan Allah (tauhid) dan tunduk pada hukum-hukum-Nya.
Para nabi terdahulu, seperti Nabi Ibrahim, Nabi Musa, dan Nabi Isa, semuanya menganut prinsip Islam. Perbedaan yang muncul bukan pada ajaran dasarnya, melainkan pada syariat atau aturan-aturan praktis yang diturunkan sesuai dengan zaman dan kondisi umatnya. Namun, ketika Al-Qur'an diturunkan, Allah menyempurnakan ajaran tersebut melalui Nabi Muhammad SAW, sekaligus menutup risalah kenabian.
Ayat ini juga menjelaskan akar dari perselisihan di kalangan ahli Kitab (Yahudi dan Nasrani). Dikatakan bahwa perselisihan itu muncul setelah datang pengetahuan kepada mereka. Pengetahuan di sini merujuk pada kebenaran yang seharusnya mereka terima, terutama mengenai kenabian Muhammad SAW dan kesempurnaan ajaran Islam yang dibawanya. Allah telah mengutus nabi-nabi dan menurunkan kitab-kitab suci sebelumnya yang membawa kabar gembira tentang kedatangan nabi terakhir dan ajaran Islam yang universal.
Namun, alih-alih menerima kebenaran tersebut, sebagian dari mereka justru menolaknya karena kedengkian. Kedengkian ini bisa timbul dari berbagai faktor, seperti keengganan melepaskan status superioritas, iri hati terhadap umat Islam, atau fanatisme terhadap tradisi leluhur yang telah menyimpang dari ajaran aslinya. Penolakan terhadap kebenaran yang telah jelas ini, didorong oleh penyakit hati seperti kedengkian, menjadi sebab utama perpecahan dan perselisihan.
Bagian akhir dari Ali Imran 3:19 memberikan peringatan tegas: "Barangsiapa ingkar kepada ayat-ayat Allah, maka sesungguhnya Allah sangat cepat perhitungan-Nya." Kalimat ini mengandung ancaman sekaligus penegasan bahwa setiap perbuatan, termasuk kekufuran dan penolakan terhadap kebenaran, akan mendapatkan balasan.
"Sangat cepat perhitungan-Nya" dapat diartikan dalam dua cara. Pertama, bahwa Allah Maha Kuasa untuk segera memberikan azab atau hukuman di dunia ini jika Dia berkehendak. Kedua, dan yang lebih umum dipahami, adalah bahwa perhitungan di akhirat akan tiba tanpa terasa, sangat cepat, dan pasti akan datang. Ini menekankan betapa pentingnya kita untuk tidak menunda-nunda untuk beriman dan beramal shalih, karena waktu kehidupan di dunia ini sangat terbatas dan perhitungan akhir akan segera tiba.
Surah Ali Imran ayat 19 memberikan beberapa pelajaran penting bagi umat Muslim:
Dengan memahami dan merenungkan Ali Imran 3:19, kita diingatkan kembali tentang keindahan dan kesempurnaan ajaran Islam sebagai agama yang universal, diridai Allah, dan menjadi rahmat bagi seluruh alam. Semoga kita senantiasa menjadi hamba yang senantiasa tunduk dan patuh kepada-Nya, menjauhi segala bentuk kedengkian, serta berlomba-lomba dalam kebaikan sebagai bekal menghadap perhitungan-Nya yang pasti.