Ilustrasi visual makna ayat-ayat Al-Qur'an
Al-Qur'an, sebagai kitab suci umat Islam, kaya akan kisah, hikmah, dan petunjuk yang relevan sepanjang masa. Salah satu ayat yang sering menjadi sorotan dan membawa pelajaran mendalam adalah yang terdapat dalam Surat Ali Imran ayat 90. Ayat ini tidak hanya menjadi pengingat akan pentingnya keadilan dan konsekuensi dari kekufuran, tetapi juga membuka pintu pemahaman tentang rahmat dan ampunan Allah SWT bagi hamba-Nya yang bertaubat. Memahami konteks turunnya dan tafsirnya adalah kunci untuk menginternalisasi pesan-pesan luhur di dalamnya.
Surat Ali Imran sendiri merupakan surat Madaniyah yang membahas berbagai aspek kehidupan seorang Muslim, termasuk akidah, syariat, sejarah para nabi, dan perbandingan dengan umat terdahulu. Ayat 90 dari surat ini secara spesifik berbicara mengenai perihal orang-orang yang mengingkari ayat-ayat Allah setelah beriman, kemudian semakin bertambah kekufuran mereka.
(90) Sesungguhnya orang-orang yang kafir setelah mereka beriman, kemudian bertambah kekafiran mereka, sekali-kali tidak akan diterima pertobatannya; dan mereka itulah orang-orang yang sesat.
Para mufassir menyebutkan bahwa ayat ini turun terkait dengan sekelompok orang dari Bani Israil yang awalnya beriman kepada Nabi Muhammad SAW. Mereka datang kepada beliau, menyatakan keislaman, namun kemudian mereka kembali kepada kekufuran dan bahkan semakin kufur setelah melihat beberapa hal yang dianggap menentang harapan mereka, atau karena keraguan yang dibisikkan oleh musuh-musuh Islam. Ada pula riwayat yang menyatakan bahwa ayat ini ditujukan kepada kaum Yahudi Madinah yang pernah menyatakan keislaman di hadapan Nabi, namun kemudian kembali pada kekufuran dan menentang dakwah Islam.
Inti dari konteks ini adalah adanya pergeseran dari iman menuju kekufuran yang terus menerus. Ini bukan sekadar keraguan sesaat, melainkan penolakan yang disengaja dan mendalam, yang kemudian semakin menguat. Kondisi inilah yang menjadi latar belakang turunnya ayat Ali Imran 90, memberikan peringatan keras tentang konsekuensi perbuatan tersebut.
Ayat Ali Imran 90 memiliki beberapa makna penting yang dapat kita renungkan:
Meskipun ayat ini turun dalam konteks sejarah tertentu, pesannya tetap sangat relevan di zaman modern ini. Di era informasi yang begitu deras, kita dihadapkan pada berbagai macam pemikiran, ideologi, dan ajaran yang belum tentu selaras dengan nilai-nilai keislaman. Godaan untuk terpengaruh oleh hal-hal yang menyesatkan sangatlah besar.
Ali Imran 90 mengingatkan kita untuk senantiasa kritis terhadap segala sesuatu yang kita terima. Kita harus membandingkan setiap informasi dan ajaran dengan Al-Qur'an dan As-Sunnah. Jika kita pernah berada dalam keraguan atau bahkan terjerumus dalam kesesatan, maka ini adalah panggilan untuk segera kembali kepada Allah dengan hati yang tulus. Jangan sampai kita termasuk dalam golongan yang terus menerus mengingkari kebenaran, karena konsekuensinya akan sangat merugikan diri sendiri, baik di dunia maupun di akhirat.
Memelihara iman bukan hanya sekadar pengakuan lisan, tetapi harus tercermin dalam tindakan nyata dan konsistensi dalam beribadah serta berakhlak mulia. Dengan demikian, kita dapat terhindar dari jebakan kekufuran yang berulang dan senantiasa berada dalam naungan rahmat Allah SWT.