Buku Kejadian, sebagai kitab pertama dalam Alkitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, memegang peranan fundamental dalam pemahaman teologis dan historis umat beragama. Kitab ini bukan sekadar catatan peristiwa, melainkan fondasi dari seluruh narasi keselamatan yang terbentang dalam Kitab Suci. Dengan judul yang berasal dari bahasa Yunani "Genesis" yang berarti "awal" atau "asal-usul", kitab ini mengajak pembaca untuk menelusuri permulaan segalanya: penciptaan alam semesta, asal-usul umat manusia, serta pengenalan akan Allah sebagai Sang Pencipta yang mahakuasa dan berdaulat.
Pembukaan kitab Kejadian menyajikan kisah penciptaan yang luar biasa. Dalam enam hari, Allah menciptakan langit dan bumi, memisahkan terang dari gelap, daratan dari lautan, serta menghiasi bumi dengan tumbuhan, hewan, dan akhirnya manusia sebagai puncak ciptaan-Nya. Kisah ini menegaskan kebesaran Allah, keteraturan ciptaan-Nya, dan kedudukan unik manusia yang diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Kejatuhan manusia ke dalam dosa melalui ketidaktaatan Adam dan Hawa menjadi titik krusial yang membuka lembaran baru tentang konsekuensi dosa, terpisahnya manusia dari Allah, dan permulaan penderitaan di dunia.
Selanjutnya, Alkitab Kejadian merinci sejarah awal umat manusia, mulai dari kisah Kain dan Habel, Nuh dan Air Bah, hingga menelusuri garis keturunan hingga Abraham. Perjanjian Allah dengan Abraham menjadi tema sentral yang menggarisbawahi rencana ilahi untuk memulihkan hubungan dengan manusia dan menebus dunia melalui satu umat pilihan. Janji keturunan yang tak terhitung jumlahnya, tanah warisan, dan berkat bagi segala bangsa menjadi benih keselamatan yang akan berlanjut dalam kisah-kisah para leluhur, termasuk Ishak, Yakub (yang namanya diubah menjadi Israel), dan kedua belas anaknya yang kemudian menjadi leluhur kedua belas suku Israel.
Kisah Yusuf, salah satu anak Yakub, merupakan bagian penting yang menunjukkan campur tangan Allah dalam kehidupan individu dan bagaimana rencana-Nya dapat terwujud melalui situasi yang paling sulit sekalipun. Dari dijual menjadi budak hingga menjadi penguasa di Mesir, kisah Yusuf adalah bukti nyata pemeliharaan Allah dan kemampuan-Nya untuk mengubah kejahatan menjadi kebaikan demi menyelamatkan banyak jiwa. Akhir dari kitab Kejadian menempatkan bangsa Israel di Mesir, siap untuk babak baru dalam sejarah mereka yang akan diceritakan dalam kitab-kitab berikutnya.
Memahami Alkitab Kejadian bukan hanya sekadar mempelajari sejarah kuno, tetapi menyelami fondasi iman. Kisah penciptaan mengingatkan kita akan tujuan hidup dan kasih Allah. Kisah kejatuhan dosa menjelaskan mengapa dunia ini penuh penderitaan, namun juga mempersiapkan kita untuk solusi yang ditawarkan melalui Kristus. Perjanjian dengan Abraham dan garis keturunan para leluhur menunjukkan kesetiaan Allah dalam memenuhi janji-Nya dan rencana-Nya untuk menebus umat manusia. Kitab Kejadian memberikan kerangka kerja untuk seluruh narasi Alkitab, menjelaskan asal-usul, masalah, dan harapan yang akan ditemukan di sepanjang Kitab Suci.
Setiap pembacaan ulang terhadap kitab Kejadian dapat memberikan wawasan baru tentang karakter Allah, kebenaran-Nya, dan kasih-Nya yang tak berkesudahan. Ia adalah pengingat abadi bahwa di balik segala sesuatu yang kita lihat dan alami, ada Sang Pencipta yang mengendalikan jalannya sejarah dan memiliki rencana sempurna bagi umat manusia, sebuah rencana yang berawal dari "di awal".