Ilustrasi profil ikan Arwana Pino (Green Arowana) dengan ciri khas warna kehijauan dan barbel yang menonjol.
Arwana Pino, atau yang secara ilmiah dikenal sebagai Scleropages formosus varian hijau, adalah salah satu spesies ikan purba yang paling diminati dalam dunia akuakultur hias. Dikenal dengan sebutan Green Arowana atau Malaysian Golden Arowana varian Grade 2, ikan ini memiliki pesona yang unik, seringkali luput dari perhatian karena dominasi popularitas saudara-saudaranya yang berwarna emas atau merah cerah. Namun, bagi para purist dan kolektor sejati, Pino menawarkan keindahan yang bersahaja, elegan, dan menuntut pemahaman yang sangat mendalam mengenai ekosistemnya. Artikel ini akan menyajikan panduan paling komprehensif, merinci setiap aspek dari taksonomi, morfologi, ekologi alami, hingga protokol pemeliharaan akuarium yang mutlak diperlukan untuk memastikan kesehatan dan umur panjang dari spesies yang menakjubkan ini.
Ikan Arwana, dalam sejarah Asia Tenggara, tidak hanya dipandang sebagai hewan peliharaan, tetapi juga sebagai simbol status, kekayaan, dan keberuntungan yang luar biasa. Pino, khususnya, merepresentasikan stabilitas dan keseimbangan. Meskipun harganya mungkin lebih terjangkau dibandingkan Super Red atau Crossback Golden, tuntutan perawatannya tetap pada standar tertinggi, menuntut dedikasi total dari para pemiliknya. Keberhasilan dalam memelihara Pino secara jangka panjang bukan hanya tentang menyediakan air yang bersih, tetapi memahami interaksi kompleks antara nutrisi, kualitas air spesifik, dan lingkungan psikologis ikan tersebut.
Untuk memahami Arwana Pino, kita harus terlebih dahulu menempatkannya dalam konteks ilmiah. Scleropages formosus adalah bagian dari famili Osteoglossidae, sebuah famili yang sering dijuluki "Lidah Bertulang" karena struktur gigi yang terdapat pada dasar lidah mereka. Famili ini merupakan salah satu garis keturunan ikan teleostei yang paling tua, menjadikannya 'fosil hidup' yang telah bertahan melalui jutaan tahun perubahan geologis dan iklim.
Secara formal, Arwana Pino diklasifikasikan sebagai:
Penting untuk dicatat bahwa dalam literatur ilmiah modern, sebagian besar Arwana Asia (Super Red, Crossback Golden, dan Pino) dikelompokkan dalam spesies tunggal, S. formosus. Variasi warna, yang sangat signifikan dalam perdagangan akuarium, dipandang sebagai populasi atau strain yang berbeda secara geografis dan genetik, namun tidak selalu sebagai subspesies yang berbeda secara taksonomi formal (walaupun di masa lalu beberapa sempat diklasifikasikan sebagai subspesies terpisah).
Arwana Scleropages memiliki persebaran yang khas di wilayah Asia Tenggara. Pino secara spesifik dikaitkan dengan cekungan sungai dan rawa-rawa di daerah seperti Malaysia Barat, Thailand Selatan, Myanmar, dan sebagian kecil di Indonesia (Sumatera dan Kalimantan). Distribusi yang luas ini menghasilkan adaptasi lokal yang memunculkan variasi warna.
Asal usul evolusioner Osteoglossidae ditelusuri kembali ke periode Kapur. Bukti fosil menunjukkan bahwa garis keturunan ini pernah tersebar secara global (teori Gondwana), yang menjelaskan mengapa kerabat Arwana ditemukan di Amerika Selatan (Arapaima dan Arwana Perak) dan Australia (Saratoga). Arwana Pino, hidup di lingkungan perairan hitam (blackwater) yang kaya asam humat dan tanin, mengembangkan pigmentasi kehijauan dan sisik yang lebih tebal sebagai bentuk kamuflase yang superior di perairan berlumpur atau berkanopi lebat.
Morfologi Arwana adalah kunci untuk memahami kesehatan dan genetiknya. Pino memiliki karakteristik fisik yang membedakannya dari varian lain, meskipun strukturnya dasar tetap sama. Pino dikenal dengan tubuhnya yang memanjang, bentuk sirip yang elegan, dan terutama, pola warna yang unik.
Ciri khas utama Pino adalah warna dasarnya yang hijau keabu-abuan atau hijau zaitun. Sisik (skala) pada Pino cenderung lebih besar dan tebal, memberikan tampilan yang kokoh. Refleksi metalik pada sisik umumnya tidak seintens Crossback Golden atau Super Red, melainkan lebih halus dan memiliki kilau perunggu atau kehijauan (Greenish Sheen).
Kepala Arwana Pino relatif lebih datar dibandingkan Super Red. Salah satu fitur yang paling ikonik adalah sepasang barbel yang terletak di ujung rahang bawah. Barbel ini berfungsi sebagai organ sensorik vital, membantu ikan mendeteksi gerakan dan getaran mangsa di permukaan air—suatu kemampuan yang sangat penting bagi spesies pemburu di permukaan air (surface feeder).
Mulutnya berbentuk 'upturned' (mengarah ke atas) dan lebar, ideal untuk menyambar mangsa dari permukaan. Struktur rahang dan gigi yang kuat menunjukkan sifat karnivora obligat. Evaluasi kesehatan Arwana sering dimulai dari inspeksi barbel; barbel yang rusak, terlipat, atau terinfeksi dapat mengindikasikan kualitas air yang buruk atau cedera fisik.
Sirip pada Pino, terutama sirip pektoral (dada), besar dan berfungsi sebagai stabilisator utama, memungkinkan pergerakan yang anggun dan lambat, namun dapat meledak dalam kecepatan saat berburu. Sirip anal dan dorsal terletak jauh ke belakang dan seringkali berdekatan dengan sirip ekor (kaudal), memberikan efisiensi gerakan yang diperlukan saat meluncur di perairan tenang.
Secara ukuran, Arwana Pino dapat mencapai panjang dewasa antara 60 hingga 90 cm di penangkaran, meskipun spesimen liar dapat melebihi batas 1 meter. Namun, pertumbuhan ini sangat dipengaruhi oleh volume akuarium; akuarium yang terlalu kecil (di bawah 800 liter) akan secara signifikan menghambat pertumbuhan maksimal, sebuah kondisi yang dikenal sebagai stunting.
Pemeliharaan Arwana Pino yang sukses menuntut replikasi yang cermat dari lingkungan alaminya. Pino berasal dari ekosistem yang sangat spesifik, yang mana karakteristik airnya jauh berbeda dari air keran standar.
Habitat alami Pino sebagian besar adalah sungai, danau, dan rawa gambut yang dicirikan sebagai perairan hitam. Air ini berwarna cokelat gelap karena kandungan tinggi asam humat dan tanin yang dilepaskan dari bahan organik yang membusuk, seperti daun dan kayu. Lingkungan ini memiliki beberapa implikasi vital:
Suhu di habitat alami Pino cenderung stabil dan hangat, berkisar antara 24°C hingga 30°C. Suhu optimal untuk metabolisme dan sistem kekebalan tubuh Pino di penangkaran adalah 26°C hingga 28°C. Variasi suhu yang ekstrem harus dihindari sama sekali.
Populasi Pino di alam liar saat ini menghadapi tekanan yang signifikan akibat deforestasi, penggundulan lahan gambut, dan polusi air. Status konservasinya, meskipun berada dalam kategori CITES Appendix I (terancam punah), telah sedikit terbantu oleh program budidaya massal yang legal dan terstandardisasi.
Pemeliharaan Arwana Pino bukanlah hobi bagi pemula. Ikan ini memerlukan infrastruktur akuarium yang masif, sistem filtrasi yang canggih, dan pemantauan parameter air yang teliti dan konsisten. Kegagalan dalam memenuhi salah satu aspek ini dapat berujung pada penyakit, stres kronis, atau kematian.
Karena potensi ukurannya yang besar dan sifatnya yang sangat aktif, Arwana Pino memerlukan volume air yang sangat besar. Standar minimum absolut untuk seekor Arwana dewasa adalah akuarium dengan panjang minimal 200 cm (8 kaki). Panjang akuarium adalah faktor yang jauh lebih penting daripada tingginya. Volume yang direkomendasikan adalah 800 hingga 1500 liter.
Sistem filtrasi harus dirancang untuk mengatasi beban biologis (bio-load) yang sangat tinggi yang dihasilkan oleh Arwana karnivora besar. Filtrasi harus selalu tiga tingkat: Mekanis, Kimiawi, dan Biologis.
Filtrasi biologis adalah yang paling krusial. Sistem ini bertanggung jawab untuk siklus nitrogen—mengubah amonia (sangat beracun) menjadi nitrit (beracun), dan kemudian menjadi nitrat (kurang beracun). Pino membutuhkan media biologis yang masif dan efisien. Idealnya menggunakan sistem sumps (filtrasi eksternal bawah) yang volumenya setidaknya 20% dari volume akuarium utama.
Digunakan untuk menghilangkan zat organik terlarut (DOCs) yang menyebabkan air keruh dan bau, serta untuk menyerap zat kimia berbahaya.
Fluktuasi yang tiba-tiba adalah musuh utama Arwana. Pengukuran parameter air harus dilakukan minimal dua kali seminggu menggunakan kit tes yang akurat (disarankan menggunakan kit tetes, bukan strip).
| Parameter | Rentang Ideal (Pino) | Implikasi |
|---|---|---|
| Suhu | 26°C – 28°C | Suhu di bawah 24°C menghambat metabolisme dan meningkatkan risiko Jamur. |
| pH | 6.0 – 7.0 (Netral hingga Asam Lemah) | Sangat penting untuk menjaga stabil. pH tinggi menyebabkan stres insang. |
| Amonia (NH3/NH4) | 0 ppm (Mutlak Nol) | Toksik. Kematian dapat terjadi bahkan pada konsentrasi 0.5 ppm. |
| Nitrit (NO2) | 0 ppm (Mutlak Nol) | Mengganggu kemampuan darah membawa oksigen (Methemoglobinemia). |
| Nitrat (NO3) | Di bawah 20 ppm | Dapat ditoleransi dalam batas rendah, tetapi di atas 40 ppm menyebabkan stres dan penyakit kronis. |
Penggantian Air (Water Change): Ini adalah operasi pemeliharaan terpenting. Arwana Pino memerlukan penggantian air parsial 20%-30% setiap minggu. Penggantian air secara teratur mencegah penumpukan nitrat dan mineral berat. Air yang dimasukkan harus memiliki suhu dan pH yang sama persis dengan air akuarium untuk menghindari kejutan osmotik.
Arwana Pino adalah predator oportunistik yang membutuhkan diet kaya protein hewani. Diet yang bervariasi sangat penting untuk mencegah defisiensi nutrisi dan menjaga kecerahan warna hijau perunggu khas mereka.
Dalam fase juvenil, Pino membutuhkan makanan yang tinggi frekuensi dan protein untuk mendorong pertumbuhan cepat. Untuk Arwana dewasa, diet harus seimbang, menyediakan setidaknya 45% protein. Lemak harus dikelola; terlalu banyak lemak, terutama lemak jenuh dari pakan seperti ikan mas hidup, dapat menyebabkan Fatty Liver Disease (perlemakan hati) dan kondisi yang dikenal sebagai Drop Eye (mata turun) karena akumulasi lemak di belakang mata.
Diet harus mencakup campuran pakan hidup, pakan beku/beku kering, dan pakan pelet kualitas premium.
Bahaya Pakan Hidup: Meskipun disukai, pakan hidup membawa risiko penyakit dan parasit. Setiap pakan hidup, terutama ikan dari sumber yang tidak terpercaya, harus melalui proses karantina atau bahkan sterilisasi (misalnya, dibekukan atau dipanaskan sebentar) sebelum diberikan, untuk memutus rantai penularan penyakit.
Arwana Pino, meskipun kuat, rentan terhadap penyakit yang disebabkan oleh stres lingkungan atau kualitas air yang buruk. Pencegahan melalui manajemen air yang ketat jauh lebih efektif daripada pengobatan.
Setiap ikan baru, Arwana maupun ikan pakan, harus dikarantina dalam tangki terpisah minimal 4 minggu. Tangki karantina harus memiliki filtrasi minimal, pemanas, dan aerasi yang kuat. Selama masa karantina, ikan dipantau untuk gejala seperti luka, parasit eksternal (Ich atau Anchor Worm), dan perilaku abnormal. Pengobatan profilaksis dengan garam akuarium (non-iodized salt) sering direkomendasikan pada tahap ini.
Ini adalah kondisi kosmetik yang paling umum pada Arwana. Mata terlihat permanen menghadap ke bawah. Walaupun tidak mengancam nyawa, ini sangat merusak nilai estetika ikan. Penyebabnya diperdebatkan, tetapi teori yang dominan meliputi:
Pencegahan: Pertahankan diet yang ketat dan rendah lemak. Jangan gunakan pasir atau substrat yang menarik perhatian di dasar. Beberapa pemilik memasang bola pingpong di permukaan air untuk mendorong ikan melihat ke atas.
Sering disebabkan oleh bakteri (seperti Aeromonas atau Pseudomonas) yang menyerang jaringan yang sudah stres atau terluka. Pemicu utama adalah kualitas air yang buruk, terutama kadar nitrat yang tinggi atau pH yang tidak stabil.
Pengobatan: Perbaiki kualitas air segera (ganti air 50%), naikkan suhu air hingga 30°C, dan gunakan pengobatan antibakteri spektrum luas yang mengandung Furan-2 atau Kanamycin, sesuai dosis yang ditentukan, di tangki rumah sakit (karantina).
Meskipun Arwana dewasa relatif tahan, stres yang parah dapat memicu wabah Ich (Ichthyophthirius multifiliis). Ini terlihat sebagai bintik putih kecil seperti garam yang menutupi tubuh dan insang.
Pengobatan: Perawatan garam (0.3% NaCl) atau obat berbasis Formalin dan Malachite Green. Perlakuan panas (Heat Treatment) dengan menaikkan suhu hingga 30°C-32°C selama beberapa hari sangat efektif untuk mempercepat siklus hidup parasit, tetapi harus dilakukan secara bertahap dan dengan aerasi yang maksimal.
Pino, seperti Arwana Asia lainnya, adalah ikan soliter dan teritorial. Memahami perilaku mereka sangat penting untuk meminimalkan stres dan agresi.
Arwana Pino sangat teritorial. Saat mencapai ukuran sub-dewasa (sekitar 30-40 cm), agresi terhadap spesies sejenis atau ikan dengan bentuk tubuh serupa akan meningkat secara signifikan. Memelihara lebih dari satu Arwana (communal tank) memerlukan akuarium yang sangat besar (lebih dari 3000 liter) dan biasanya hanya berhasil jika dimasukkan saat semua ikan masih sangat muda, agar mereka tumbuh bersama dan menetapkan hierarki dominasi.
Jika ingin ditambahkan ikan pendamping, pilih spesies yang memenuhi kriteria ketat:
Sangat penting untuk mengamati interaksi. Cedera pada sisik Arwana Pino (biasanya disebut 'Scale Pop' atau sisik lepas) memerlukan perhatian medis segera untuk mencegah infeksi sekunder.
Di Asia, Arwana Pino memegang posisi yang unik, seringkali menjadi jembatan antara varian emas (simbol kekayaan) dan merah (simbol keberuntungan). Warna hijau keemasan yang tenang dianggap membawa kedamaian dan keseimbangan finansial.
Dalam praktik Feng Shui, penempatan akuarium Arwana (terutama di sektor kekayaan atau karier) dipercaya menarik energi positif (Qi). Pino, dengan kilau perunggu yang halus, sering dihubungkan dengan elemen kayu dan tanah, mewakili pertumbuhan stabil dan fondasi yang kokoh. Keyakinan ini menambah bobot budaya pada perawatan ikan, di mana kesehatan dan keindahan Arwana dianggap mencerminkan status dan kemakmuran rumah tangga atau bisnis.
Meskipun Pino memiliki warna dasar yang lebih seragam dibandingkan varian lain, tetap ada penilaian kualitas yang ketat:
Pino yang berasal dari program budidaya bersertifikat CITES (Convention on International Trade in Endangered Species) akan dilengkapi dengan mikrocip (chip) dan sertifikat yang membuktikan asal-usul genetiknya. Ini bukan hanya legalitas, tetapi juga indikator kualitas genetik yang terjamin.
Meskipun Pino masih dianggap terancam punah di alam liar, program budidaya yang sukses di seluruh Asia Tenggara telah memastikan bahwa sebagian besar ikan yang diperdagangkan di pasar saat ini adalah hasil tangkaran (captive-bred). Budidaya Arwana adalah proses yang panjang dan menantang.
Arwana adalah mouthbrooder (pengeram mulut) paternal. Setelah pembuahan, Arwana jantan mengambil telur yang dibuahi ke dalam mulutnya dan mengeraminya selama kurang lebih 4 hingga 8 minggu. Selama periode ini, jantan tidak makan, menjadikannya proses yang sangat menguras energi. Di penangkaran, proses ini dimonitor ketat. Setelah larva cukup besar untuk bertahan hidup, mereka sering 'dipanen' dari mulut jantan untuk dipindahkan ke tangki pembesaran agar laju pertumbuhan jantan tidak terhambat.
Petani Arwana yang bertanggung jawab fokus pada pemeliharaan keragaman genetik dalam populasi budidaya Pino. Praktik inbreeding (perkawinan sedarah) yang berlebihan dapat menyebabkan kelemahan genetik, seperti cacat bentuk tubuh, kerentanan penyakit, dan penurunan fertilitas. Sertifikasi CITES menuntut transparansi dalam dokumentasi garis keturunan.
Pino memainkan peran penting dalam konservasi. Karena harga jualnya yang lebih stabil dan permintaan yang konsisten, Pino sering digunakan oleh peternak sebagai "pekerja keras" finansial untuk mendanai penelitian dan budidaya varian Arwana yang lebih langka dan mahal.
Memutuskan untuk memelihara Arwana Pino adalah komitmen jangka panjang. Usia harapan hidup mereka di penangkaran, jika dirawat dengan benar, dapat mencapai 15 hingga 20 tahun, dan beberapa laporan bahkan menyebutkan hingga 30 tahun. Keputusan ini memerlukan pertimbangan etis yang mendalam.
Pemilik harus menyadari bahwa mereka bertanggung jawab penuh atas kesejahteraan spesies purba ini selama dekade yang akan datang. Perubahan hidup (pindah rumah, perubahan finansial) yang memengaruhi kemampuan menyediakan akuarium raksasa dan perawatan berkualitas harus dipertimbangkan dari awal. Mentransfer atau menjual kembali Arwana dewasa seringkali sulit dan dapat menyebabkan stres parah pada ikan.
Dalam pemeliharaan jangka panjang, kelelahan akuaris (Aquarist Burnout) adalah risiko nyata. Dedikasi untuk melakukan penggantian air mingguan, pembersihan filter biologis (tanpa membunuh koloni bakteri), dan pengujian air rutin tidak boleh berkurang seiring berjalannya waktu. Investasi pada peralatan otomatis, seperti sistem penggantian air otomatis (Automatic Water Change System/AWCS) dan monitor kualitas air digital, dapat sangat membantu dalam mempertahankan protokol perawatan yang ketat.
Pino, dengan keindahan kehijauannya yang tenang, adalah pengingat akan keajaiban ekosistem air tawar Asia Tenggara yang rapuh. Pemeliharaannya yang sukses adalah bukti kemampuan akuaris untuk menciptakan kembali lingkungan yang sempurna bagi salah satu makhluk hidup paling elegan di planet ini. Keseimbangan antara ilmu pengetahuan (kualitas air) dan seni (estetika akuarium) adalah kunci untuk menjaga Arwana Pino tetap menjadi permata hijau dalam komunitas hobi akuatik.
Salah satu aspek paling menantang dalam memelihara Arwana Pino adalah sensitivitas mereka terhadap kejutan lingkungan, yang dapat bersifat fisik, kimia, atau visual. Ikan ini memiliki sistem saraf yang sangat reaktif, sebuah ciri yang mungkin berevolusi dari kebutuhan untuk menghindari predator di perairan dangkal yang gelap.
Lonjakan amonia (Ammonia Spike) adalah situasi darurat medis. Jika terdeteksi amonia, langkah-langkah harus segera diambil tanpa menunda. Arwana Pino yang mengalami keracunan amonia akan menunjukkan gejala seperti terengah-engah di permukaan (gas-ping), insang merah terang atau teriritasi, dan kurangnya nafsu makan. Protokol penanganan meliputi:
Pino mudah terkejut. Kejutan tiba-tiba (misalnya, lampu menyala tiba-tiba, gerakan cepat di luar akuarium, atau suara keras) dapat menyebabkan mereka melompat (Fright Jump), yang sering mengakibatkan luka kepala atau kematian karena benturan. Mereka juga dapat menabrak dinding akuarium, menyebabkan kerusakan pada barbel dan rahang (Laceration Injury).
Mitigasi: Pertahankan pencahayaan yang stabil. Gunakan pencahayaan yang meredup secara bertahap (dimmer). Hindari penempatan akuarium di area lalu lintas tinggi. Jika memungkinkan, gunakan latar belakang yang buram (opaque background) untuk meminimalkan pantulan dan rasa terancam. Ketika melakukan pemeliharaan, bergeraklah dengan lambat dan hindari suara keras di dekat kaca.
Meskipun fokus utama adalah fungsionalitas dan kesehatan, akuarium Arwana juga harus menarik secara visual. Desain yang tepat dapat meniru habitat alami Pino dan mengurangi stres ikan.
Untuk Pino, substrat harus minimal atau sama sekali tidak ada (bare bottom) untuk memudahkan pembersihan dan manajemen kebersihan. Jika substrat digunakan, pilih pasir halus yang gelap untuk meniru dasar sungai atau rawa gambut. Ini juga membantu "mengeluarkan" warna hijau Pino. Dekorasi harus fungsional dan aman.
Pencahayaan memegang peranan penting dalam tampilan warna Pino. Karena Pino adalah varian hijau/perunggu, pencahayaan harus menonjolkan pigmen kehijauan dan sedikit keemasan mereka.
Cahaya spektrum penuh (Full Spectrum) dengan suhu warna sekitar 6500 Kelvin adalah standar yang baik. Beberapa pemilik menggunakan pencahayaan LED yang mengandung sedikit warna merah muda (Pink Hue) atau merah untuk menonjolkan kilau perunggu pada sisik Pino, tetapi harus digunakan secara moderat agar tidak mengubah warna dasar air menjadi merah yang tidak alami.
Durasi pencahayaan harus konsisten, antara 8 hingga 10 jam per hari. Pencahayaan yang terlalu lama dapat mendorong pertumbuhan alga yang tidak diinginkan dan menyebabkan stres pada ikan.
Penangkapan atau pemindahan Arwana Pino harus dilakukan dengan kehati-hatian ekstrem. Ikan ini kuat dan dapat menyebabkan kerusakan serius pada diri mereka sendiri atau pemiliknya jika tidak ditangani dengan benar.
Tidak boleh ada pemindahan yang dilakukan dengan tergesa-gesa. Turunkan level air akuarium hingga sekitar 20-30 cm. Matikan semua pompa dan aerasi. Persiapkan semua alat: kantong plastik ganda tebal atau wadah pengangkut yang kokoh, jaring halus besar (soft mesh net), dan anestesi ringan jika diperlukan (walaupun penggunaan anestesi harus di bawah pengawasan ahli).
Arwana harus dibimbing perlahan ke dalam kantong atau wadah pengangkut, bukan diserok menggunakan jaring. Jika jaring harus digunakan, gunakan satu jaring untuk membimbing dan jaring kedua untuk menopang seluruh tubuh ikan. Jangan pernah mengangkat Arwana hanya dengan jaring kecil; bobotnya dapat merobek kulit dan merusak organ internal.
Saat di dalam kantong, pastikan ada udara/oksigen murni yang cukup (idealnya diisi dengan oksigen). Batasi waktu pengangkutan seminimal mungkin. Pino sangat rentan terhadap trauma fisik dan stres akibat perubahan tekanan osmotik selama pengangkutan.
Kita kembali pada kimia air, karena ini adalah fondasi kesehatan Pino. Kesadahan (Hardness) adalah parameter yang sering diabaikan oleh akuaris pemula, namun sangat vital bagi Arwana Pino yang berasal dari lingkungan air lunak.
KH mengukur kemampuan air untuk menahan perubahan pH (buffering capacity). Di habitat alami Pino, KH sangat rendah, seringkali mendekati 0-2 dKH. Meskipun pH rendah, KH yang rendah berarti sistem air sangat sensitif. Jika filtrasi tidak stabil, pH bisa anjlok (pH Crash) dengan cepat, yang mematikan bagi Arwana.
Di akuarium, kita perlu menemukan kompromi. Idealnya, KH dipertahankan antara 3-5 dKH untuk memberikan stabilitas yang cukup tanpa membuat air terlalu keras. Jika air sumber terlalu keras, akuaris harus menggunakan air yang diolah melalui Reverse Osmosis (RO) dan kemudian dicampur dengan air keran (atau air mineral yang dikontrol) hingga mencapai kesadahan yang diinginkan.
GH mengukur konsentrasi ion kalsium dan magnesium. Arwana, seperti semua ikan air tawar, menggunakan osmoregulasi untuk menjaga keseimbangan garam dalam tubuh. Di air lunak (low GH), ikan mengeluarkan energi yang lebih sedikit untuk osmoregulasi. Jika GH terlalu tinggi, hal ini dapat membebani ginjal ikan dan menyebabkan stres internal kronis.
GH optimal untuk Pino berkisar antara 4-8 dGH. Penggunaan media filter seperti kerikil koral (coral chips) atau cangkang tiram, yang menaikkan GH dan KH, harus dihindari sama sekali di akuarium Pino, kecuali jika pH air secara kronis terlalu rendah.
Komunitas hobi Arwana terus mengembangkan teknik dan teknologi untuk meningkatkan kualitas hidup ikan mereka. Inovasi ini sangat relevan untuk Arwana Pino yang menuntut kondisi lingkungan sempurna.
Penggunaan garam akuarium (NaCl non-yodium) adalah terapi pencegahan yang aman dan efektif. Garam mengurangi stres osmotik, membantu ikan pulih dari luka ringan, dan dapat membunuh beberapa parasit eksternal pada konsentrasi rendah (0.1%).
Terapi pemanasan terkontrol (Heat Therapy), menaikkan suhu hingga 30°C-32°C, adalah metode tanpa obat yang efektif untuk mengatasi infeksi parasit dan jamur ringan, karena meningkatkan metabolisme ikan dan mempercepat respons imun mereka.
UV sterilizer adalah investasi yang sangat dianjurkan. Meskipun tidak dapat menyembuhkan penyakit yang sudah menempel pada ikan, UV sterilizer yang dipasang setelah filtrasi mekanis dapat membunuh patogen yang mengambang bebas, spora jamur, dan alga air (green water). Ini secara drastis mengurangi tekanan patogen dalam sistem dan menjaga kejernihan air, yang sangat disukai Pino.
Untuk akuarium Arwana berkapasitas ribuan liter, mengandalkan tes manual harian bisa melelahkan. Sistem pemantauan kualitas air digital yang mampu memberikan pembacaan pH, suhu, dan bahkan potensi reduksi-oksidasi (ORP) secara real-time adalah alat yang sangat berharga. Nilai ORP (Oxidation-Reduction Potential) adalah indikator kesehatan keseluruhan sistem; nilai ORP yang tinggi menunjukkan air yang "bersih" dan teroksidasi dengan baik, sementara ORP rendah seringkali mengindikasikan akumulasi bahan organik terlarut dan kebutuhan mendesak untuk penggantian air.
Arwana Pino, dengan warna hijau keperakan yang elegan, adalah salah satu mahakarya evolusi yang masih hidup. Keberadaannya di hobi akuatik modern adalah sebuah testimoni terhadap program konservasi dan dedikasi kolektor di seluruh dunia. Artikel ini telah menggarisbawahi kompleksitas pemeliharaan Pino, menegaskan bahwa keindahan mereka datang dengan tuntutan perawatan yang tiada henti dan tanpa kompromi.
Dari pemahaman mendalam tentang siklus nitrogen dan manajemen filtrasi biologis yang masif, hingga penyesuaian pH dan kesadahan yang presisi untuk meniru perairan hitam asalnya, setiap detail penting. Pemilik Arwana Pino adalah penjaga ekosistem mini, dan kesuksesan jangka panjang diukur bukan hanya dari kelangsungan hidup ikan, tetapi dari kemampuannya untuk mencapai potensi ukuran dan kemilau warna penuh, yang merupakan cerminan langsung dari kualitas lingkungan yang disediakan. Pino adalah ikan yang tidak akan memaafkan kelalaian; ia menuntut penghormatan dan pengabdian yang setara dengan statusnya sebagai fosil hidup dari perairan Asia Tenggara.
Pemeliharaan Arwana Pino merupakan proses pembelajaran yang berkelanjutan. Setiap perubahan perilaku ikan, setiap perubahan kecil dalam kejernihan air, atau setiap fluktuasi dalam hasil tes kimia, harus dianalisis sebagai data kritis. Keberanian untuk berinvestasi dalam pengetahuan, bukan hanya pada ikan itu sendiri, adalah yang membedakan akuaris yang berhasil dari yang gagal. Dengan dedikasi yang tepat, Arwana Pino akan terus memberikan keindahan yang bersahaja dan tenang selama bertahun-tahun, menjadi pusat perhatian yang anggun di rumah mana pun.
Melalui artikel ini, harapan kami adalah memberikan kerangka kerja ilmiah dan praktis yang kokoh bagi para pemilik, baik yang baru maupun yang berpengalaman, untuk mencapai standar perawatan tertinggi. Keberhasilan Arwana Pino adalah keberhasilan konservasi, dan ini adalah tanggung jawab kolektif yang harus dijunjung tinggi dalam komunitas akuatik.
Aspek morfologi, seperti jumlah baris sisik yang memantulkan cahaya (maksimal hingga baris ke-4 pada Pino), adalah detail yang sering luput tetapi krusial saat membandingkan varian. Misalnya, pengamatan rutin pada sisik dapat mendeteksi penyakit dini seperti Hole-in-the-Scale Disease (semacam erosi sisik yang sering dikaitkan dengan pH rendah dan bakteri gram-negatif) sebelum menyebar. Perawatan untuk penyakit ini membutuhkan penyesuaian pH ke batas netral (7.0) secara bertahap dan penggunaan antibiotik yang diserap secara internal, yang sekali lagi menunjukkan betapa rumitnya manajemen kesehatan Pino.
Diskusi tentang nutrisi juga harus diperluas pada vitamin D dan kalsium. Meskipun Pino adalah karnivora, jika dietnya terlalu didominasi daging (seperti hati sapi yang harus dihindari total) tanpa kerangka atau kitin serangga, mereka bisa mengalami defisiensi kalsium. Inilah mengapa pemberian pakan whole prey (seperti jangkrik utuh atau udang dengan kulit) sangat penting, karena kitin pada eksoskeleton serangga dan krustasea membantu dalam kesehatan pencernaan dan menyediakan kalsium alami yang seimbang. Kegagalan dalam hal ini dapat mempengaruhi integritas tulang rahang dan sirip.
Lebih jauh lagi, pertimbangkan aspek hidrodinamika. Arwana Pino adalah perenang yang kuat. Penempatan arus air dari filter atau pompa harus diatur sedemikian rupa sehingga menciptakan zona arus yang kuat untuk latihan, dan juga zona tenang untuk istirahat. Kurangnya arus dapat menyebabkan Arwana menjadi lesu dan rentan terhadap penumpukan lemak, sementara arus yang terlalu kacau dan kuat secara terus-menerus dapat menyebabkan stres kronis dan kelelahan. Idealnya, arus harus diarahkan sepanjang panjang akuarium, bukan menabrak dinding secara langsung.
Pola tidur Arwana Pino juga menarik. Mereka memiliki periode istirahat yang jelas, biasanya di malam hari, di mana mereka akan mengapung tanpa bergerak dekat permukaan atau di dasar. Pemilik harus memastikan bahwa lampu tidak menyala tiba-tiba saat malam, karena ini bisa mengganggu ritme sirkadian mereka dan memicu Fright Jump. Pencahayaan malam (moonlight LED) dengan intensitas sangat rendah dapat membantu memberikan pandangan yang cukup bagi ikan untuk menghindari benturan tanpa mengganggu istirahat mereka.
Dalam konteks konservasi, perlu ditekankan lagi bahwa Pino adalah spesies payung (umbrella species). Konservasi habitat Pino secara otomatis akan melindungi ratusan spesies air tawar lain yang berbagi ekosistem rawa gambut yang sama. Setiap pembelian Pino yang bersertifikat CITES Appendix I secara etis mendukung program penangkaran legal, mengurangi insentif untuk penangkapan liar yang merusak ekosistem.
Pemeliharaan jangka panjang seringkali dihadapkan pada masalah pigmentasi. Meskipun Pino tidak mengembangkan warna seintens Super Red, menjaga kejernihan warna kehijauan memerlukan air yang sangat jernih dan bebas nitrat tinggi. Nitrat yang tinggi dapat menumpulkan warna kulit, membuat ikan tampak kusam atau 'murky'. Rutinitas air change yang ketat adalah satu-satunya solusi berkelanjutan untuk masalah ini, lebih efektif daripada penggunaan suplemen komersial yang menjanjikan peningkatan warna secara instan.
Akhirnya, integrasi teknologi modern dalam manajemen akuarium tidak hanya tentang kenyamanan, tetapi tentang presisi. Penggunaan sistem dosing otomatis untuk menambahkan larutan mineral atau tanin (jika akuaris bertujuan untuk replikasi Blackwater yang sangat spesifik) memungkinkan parameter air tetap stabil pada tingkat mikroskopis, mencegah fluktuasi yang dapat menyebabkan stres osmotik. Bagi Pino, yang berevolusi dalam lingkungan yang sangat stabil, presisi ini adalah perbedaan antara sekadar bertahan hidup dan berkembang.
Setiap detail, dari desain filter wet/dry yang efisien hingga pemahaman anatomi gigi faring mereka (yang membantu dalam menghancurkan mangsa), membentuk gambaran utuh tentang mengapa Pino membutuhkan perlakuan superior. Pino adalah ikon dari Asia Tenggara, dan perannya dalam hobi global menuntut kita semua untuk menjadi pelindung yang berpengetahuan luas dan etis.
Pendalaman mengenai arsitektur sisik Arwana Pino (Scleropages formosus) merupakan topik yang jarang dibahas, namun sangat penting untuk memahami mengapa kilau mereka berbeda dari varian emas atau merah. Sisik Pino, yang bersifat sikloid dan besar, memiliki lapisan kristal guanin yang berfungsi sebagai struktur pemantul cahaya. Pada varian Pino, lapisan guanin ini tidak sepadat atau seluas yang ditemukan pada Crossback Golden, di mana kristal guanin menutupi hampir seluruh permukaan sisik hingga ke tepi terluar (rim). Pada Pino, refleksi kehijauan atau perunggu biasanya terkonsentrasi di bagian tengah sisik. Fenomena ini menjelaskan mengapa Pino terlihat lebih "kalem" dan mengapa warna dasarnya (base color) yang kehijauan lebih menonjol dibandingkan kilau metaliknya.
Ketika Pino mengalami stres atau sakit, lapisan guanin ini adalah yang pertama menunjukkan degradasi. Sisik akan terlihat kusam, dan kilau metalik akan memudar drastis. Proses pemulihan kilau pasca-penyakit seringkali memakan waktu berminggu-minggu, bahkan setelah kondisi air diperbaiki sepenuhnya, karena regenerasi kristal guanin adalah proses biologis yang lambat. Ini menegaskan bahwa kilau Pino adalah indikator kesehatan metabolik dan lingkungan yang sangat jujur.
Aspek lain yang membutuhkan kehati-hatian adalah penanganan luka minor. Luka goresan atau sisik yang lepas (descaling) adalah hal umum, terutama jika Arwana terkejut. Karena Arwana adalah ikan purba, sistem kekebalan tubuhnya dapat dianggap kurang adaptif dibandingkan ikan tropis modern. Luka terbuka pada Pino harus segera ditangani dengan penambahan garam non-yodium ke air untuk membantu osmoregulasi dan mencegah infeksi bakteri sekunder. Jika infeksi bakteri terlihat (misalnya, luka menjadi merah atau muncul benjolan), intervensi dengan antibiotik oral yang dicampurkan ke dalam pakan (misalnya, Metronidazole) atau perendaman formalin yang sangat terukur di tangki karantina mungkin diperlukan.
Mengulas lebih jauh tentang teknologi filtrasi: sistem fluidized bed filter (FBF) sangat direkomendasikan untuk akuarium Arwana super besar. FBF menggunakan media yang terus bergerak, memaksimalkan kontak air dengan bakteri nitrifikasi dan mencegah pembentukan zona mati (dead spots) dalam media filter. Untuk Pino, yang menghasilkan limbah protein yang sangat tinggi, efisiensi biologis FBF jauh melampaui filter kapas atau bio-ball statis konvensional.
Selain itu, peran tanin dalam kesehatan Pino tidak boleh diremehkan. Tanin yang dilepaskan oleh kayu apung dan daun ketapang (Indian Almond Leaves) tidak hanya menurunkan pH; tanin juga memiliki sifat antimikroba ringan, membantu menyembuhkan luka dan mengurangi risiko infeksi jamur. Air yang memiliki sedikit warna teh (light tea color) adalah kondisi yang ideal dan paling menyerupai habitat alami Pino. Namun, penting untuk menjaga air tetap jernih dari partikel, hanya warna yang diizinkan untuk berubah.
Akhirnya, faktor psikologis. Arwana Pino adalah ikan cerdas yang dapat mengenali pemiliknya. Interaksi yang konsisten, seperti memberi makan pada waktu yang sama setiap hari dan menghabiskan waktu di dekat akuarium tanpa menyebabkan kejutan, membangun rasa aman pada ikan. Pino yang merasa aman cenderung menunjukkan warna yang lebih cerah, nafsu makan yang baik, dan perilaku berenang yang stabil. Stres kronis, yang mungkin tidak terlihat jelas pada awalnya, secara bertahap menekan sistem imun dan mempersingkat umur mereka. Oleh karena itu, investasi waktu dan kesabaran dalam membangun hubungan dengan Arwana Pino adalah bagian integral dari protokol pemeliharaan yang sukses.
Perluasan detail mengenai pemeliharaan Arwana Pino mencakup juga aspek akustik dan getaran. Arwana memiliki garis lateral yang sangat sensitif, yang memungkinkan mereka mendeteksi gerakan air dan getaran frekuensi rendah di lingkungan mereka. Oleh karena itu, penempatan akuarium di dekat sumber suara keras yang bergetar (seperti speaker subwoofer, mesin cuci, atau bahkan lalu lintas padat) dapat menyebabkan stres kronis yang berkepanjangan. Getaran terus-menerus ini diterjemahkan oleh ikan sebagai ancaman predator yang konstan, yang pada gilirannya dapat menyebabkan mereka menolak makanan atau mengembangkan perilaku neurotik seperti berenang bolak-balik (pacing) secara kompulsif di sepanjang kaca depan.
Dalam hal penyeimbang mineral, meskipun Pino menyukai air lunak, mereka tetap membutuhkan mineral mikro esensial untuk fungsi biologis, seperti yodium dan besi, yang sering kali hilang dalam proses de-chlorinasi atau filtrasi kimia yang agresif. Oleh karena itu, suplemen mineral trace element khusus untuk akuarium air tawar berulang kali disarankan, terutama setelah penggantian air bervolume besar atau ketika menggunakan air RO murni. Suplemen ini harus diberikan secara hati-hati agar tidak menaikkan GH melebihi batas yang disarankan.
Pengelolaan alga di akuarium Pino juga berbeda. Karena Pino adalah ikan yang bernilai tinggi dan rentan stres, penggunaan algaecide kimia harus dihindari. Kontrol alga harus dilakukan secara mekanis atau biologis. Contohnya, menggunakan Plecostomus besar dan damai (seperti Royal Pleco atau Sevelia lineolata) sebagai pemakan alga, meskipun risiko terlukanya sisik Arwana oleh penghuni dasar harus selalu dipertimbangkan. Jika alga menjadi masalah, itu seringkali merupakan indikasi kelebihan nutrisi (nitrat tinggi) atau jam pencahayaan yang terlalu panjang; memperbaiki parameter ini adalah solusi akar masalah.
Diskusi mengenai Drop Eye membutuhkan analisis yang lebih mendalam mengenai perspektif diet dan gravitasi. Teori bahwa Drop Eye disebabkan oleh akumulasi lemak di belakang bola mata, yang menekan mata ke bawah, didukung oleh fakta bahwa Drop Eye jarang terjadi pada Arwana yang dipelihara di kolam outdoor (di mana mereka melihat ke atas untuk mencari serangga) atau Arwana yang diberi pakan non-lemak seperti jangkrik dan kelabang. Oleh karena itu, pemilik Pino harus secara total menghilangkan pakan yang sangat berlemak seperti katak besar atau ikan mas, dan berfokus pada pakan yang seimbang secara nutrisi. Pencegahan Drop Eye adalah jauh lebih mudah daripada pengobatannya, yang seringkali melibatkan operasi invasif oleh dokter hewan akuatik spesialis.
Ketahanan suhu Arwana Pino juga penting. Meskipun rentang idealnya 26-28°C, Pino dapat bertahan hidup dalam suhu yang lebih dingin (sekitar 22°C) untuk waktu yang singkat. Namun, suhu yang lebih rendah ini secara drastis menghambat metabolisme, melemahkan respons imun, dan memperlambat penyembuhan luka. Jika terjadi pemadaman listrik yang lama, menjaga suhu di atas 25°C melalui penggunaan pemanas baterai darurat atau meminimalkan kehilangan panas (misalnya, dengan membungkus akuarium dengan selimut) adalah tindakan penyelamatan kritis.
Akhir kata dalam konteks perilaku: Arwana Pino adalah predator visual yang mengandalkan mata mereka yang besar dan mulut yang mengarah ke atas. Kehilangan salah satu barbel atau penglihatan dapat mengurangi kemampuan mereka berburu dan meningkatkan stres. Oleh karena itu, dekorasi yang tidak stabil, tajam, atau benda-benda yang dapat tersangkut di barbel harus dihindari. Akuarium Pino harus dirancang sebagai ruang renang terbuka dengan sedikit hambatan, untuk mengakomodasi gerakan cepat mereka saat mencari mangsa.
Untuk mencapai kedalaman informasi yang sesungguhnya dan memenuhi tuntutan detail teknis, kita harus menganalisis interaksi biologis yang terjadi dalam sistem filtrasi. Filtrasi biologis bergantung pada dua kelompok bakteri nitrifikasi utama: Nitrosomonas spp. yang mengoksidasi amonia menjadi nitrit, dan Nitrobacter atau Nitrospira spp. yang mengoksidasi nitrit menjadi nitrat. Arwana Pino sangat sensitif, dan kegagalan pada tahap kedua (konversi nitrit ke nitrat) adalah penyebab umum keracunan kronis yang terlewatkan. Jika pH akuarium turun di bawah 6.0, kinerja bakteri Nitrobacter menurun drastis, menyebabkan penumpukan nitrit meskipun kadar amonia terlihat nol. Ini adalah alasan ilmiah mengapa pemantauan pH yang stabil dan minimalis (seperti yang disarankan di 6.5-7.0) sangat penting; ia menjaga efisiensi metabolisme bakteri yang memproses limbah Arwana.
Penggunaan protein skimmer, yang biasanya digunakan di akuarium air asin, kini mulai diadopsi oleh akuaris Arwana air tawar tingkat lanjut. Protein skimmer bekerja dengan menghasilkan busa halus untuk menghilangkan protein terlarut, DOCs (Dissolved Organic Compounds), dan limbah koloid sebelum mereka terurai menjadi amonia. Karena Arwana Pino menghasilkan DOCs dalam jumlah besar (karena sifat karnivora dan ukuran mangsa yang besar), skimmer air tawar dapat mengurangi beban kerja filter biologis secara signifikan, menghasilkan air yang secara kimia jauh lebih bersih dan mengurangi frekuensi penggantian air yang masif. Meskipun investasi awal tinggi, ini merupakan inovasi vital untuk pemeliharaan spesimen Pino yang paling berharga.
Selain itu, perhatikan kebutuhan oksigen terlarut (DO). Sebagai ikan permukaan (surface feeder), Pino sering mendapatkan oksigen dari lapisan teratas air. Namun, dalam lingkungan akuarium tertutup, kebutuhan oksigen sangat tinggi karena aktivitas metabolisme yang tinggi dan tingginya suhu air yang mengurangi kapasitas air menampung oksigen. Suhu air 28°C yang disarankan dapat menahan lebih sedikit oksigen daripada 24°C. Oleh karena itu, aerasi yang kuat melalui Venturi Skimmer atau beberapa air stone yang ditempatkan dengan baik adalah wajib. Tanda-tanda kekurangan oksigen pada Pino adalah "gulping" (terengah-engah) di permukaan air yang tidak berhubungan dengan tingginya amonia, menunjukkan bahwa lapisan air di bawah permukaan kekurangan Oksigen Terlarut.
Akhirnya, kami menekankan pada aspek pengkuran dan dokumentasi. Seorang pemilik Arwana Pino yang serius harus memelihara buku log akuarium terperinci. Buku log ini mencatat semua parameter air harian/mingguan (pH, Nitrat, Suhu), tanggal dan volume penggantian air, jenis dan jumlah pakan, serta setiap pengamatan perilaku atau fisik yang abnormal. Dokumentasi yang cermat ini memungkinkan akuaris untuk mengidentifikasi pola kausalitas—misalnya, menghubungkan penurunan nafsu makan dengan peningkatan nitrat, atau mengaitkan stres dengan perubahan pencahayaan. Dalam hal Arwana Pino, manajemen data adalah manajemen kesehatan, memastikan bahwa makhluk purba ini dapat berkembang dengan anggun dalam lingkungan buatan yang rumit.
Kelanjutan analisis mendalam terhadap Arwana Pino harus menyentuh fenomena "Pino Hibrida" dan implikasi genetiknya. Dalam perdagangan, istilah Pino digunakan secara longgar, dan kadang-kadang mencakup Arwana yang merupakan hibrida dari Pino murni dengan varian lain, seperti Yellow Tail Arowana (sering ditemukan di Kalimantan) atau bahkan Super Red (meskipun hibrida Super Red x Pino sering menghasilkan ikan dengan warna yang kurang stabil). Hibridisasi ini, meskipun dapat menghasilkan individu yang lebih kuat (efek heterosis), dapat mengaburkan garis keturunan murni dan membuat pewarnaan Pino yang khas (hijau keperakan dengan kilau perunggu yang terdefinisi) menjadi tidak menentu.
Untuk menjamin kemurnian Pino, pemilik harus selalu mencari sertifikat CITES yang secara spesifik mencantumkan "Green Arowana" dan dilengkapi dengan mikrocip yang sesuai dengan nomor sertifikat. Mikrocip, biasanya ditanamkan di bawah salah satu sisik besar atau di dasar sirip, adalah satu-satunya bukti identitas genetik yang dapat dipercaya dalam perdagangan internasional.
Pembahasan tentang peralatan pendukung akuarium perlu mencakup fungsi kalkulator osmotik. Karena Arwana Pino memerlukan air yang lunak (GH rendah), banyak akuaris menggunakan sistem Reverse Osmosis (RO) yang menghilangkan hampir semua mineral dari air sumber. Air RO murni tidak boleh digunakan tanpa remineralisasi yang tepat. Remineralisasi harus dilakukan dengan garam remineralisasi khusus air tawar yang menargetkan GH tanpa menaikkan KH secara berlebihan. Penggunaan alat pengukur TDS (Total Dissolved Solids) adalah wajib untuk memastikan bahwa air yang diremineralisasi kembali ke rentang yang aman (biasanya antara 100-200 ppm) sebelum digunakan untuk penggantian air.
Aspek penting lainnya adalah manajemen permukaan air. Arwana Pino menghabiskan 90% waktunya di bagian atas kolom air. Oleh karena itu, sangat penting untuk menjaga permukaan air bebas dari lapisan protein berminyak (protein film) yang sering muncul akibat pakan yang tidak habis atau DOCs yang mengambang. Lapisan ini dapat menghambat pertukaran gas yang efisien dan mengurangi kadar oksigen. Surface skimmer yang terhubung ke sistem filtrasi adalah solusi paling efektif untuk secara terus-menerus membersihkan permukaan air, memastikan bahwa udara bersih dapat bertemu air, dan mencegah masalah terkait oksigen.
Dalam hal interaksi pakan dan kesehatan, Pino juga rentan terhadap masalah pencernaan, seperti impaksi usus (usus tersumbat), terutama jika diberi pakan ikan yang memiliki duri tajam atau potongan besar yang tidak dapat dicerna. Protokol untuk impaksi biasanya melibatkan puasa total selama beberapa hari, diikuti dengan pemberian pakan yang bersifat laksatif ringan, seperti udang yang dicampur sedikit bawang putih (sebagai stimulan nafsu makan dan agen antibakteri ringan) atau sayuran rebus (meskipun Pino karnivora, sedikit serat dapat membantu). Jika impaksi parah dan menyebabkan perut kembung ekstrem, ini adalah kondisi medis darurat yang memerlukan konsultasi dengan dokter hewan akuatik.
Akhirnya, refleksi tentang warna Pino. Meskipun Super Red dan Golden Arowana menawarkan kilauan dramatis, Pino menawarkan ketenangan. Kualitas warna hijau metalik mereka seringkali hanya dihargai sepenuhnya oleh akuaris yang memiliki pengalaman luas dan memahami nuansa pencahayaan yang tepat. Warna ini adalah simbol stabilitas biologis; ia tidak akan muncul dengan obat-obatan peningkat warna, melainkan hanya dengan kondisi air yang secara sempurna mereplikasi ekosistem air hitam yang bersih dan stabil tempat mereka berevolusi jutaan tahun yang lalu. Keindahan Pino adalah cerminan dari kesempurnaan lingkungan yang diberikan oleh pemiliknya.