Memahami inti dari menyusui yang berpusat pada kebutuhan alami bayi dan ibu.
Frasa ASI on Demand adalah merujuk pada praktik pemberian Air Susu Ibu yang sepenuhnya didasarkan pada isyarat atau permintaan bayi, bukan berdasarkan jadwal waktu yang kaku atau ditentukan oleh jam. Istilah yang lebih formal dan diakui secara global adalah Responsive Feeding atau Menyusui Responsif. Konsep ini adalah landasan filosofis menyusui yang berpusat pada bayi, mengakui bahwa bayi, terutama pada masa neonatal dan beberapa bulan pertama kehidupannya, adalah individu yang kompeten dan mampu mengkomunikasikan kebutuhan nutrisi, kenyamanan, dan kedekatan emosionalnya.
Dalam sejarah modern menyusui, terdapat perdebatan abadi antara menyusui berdasarkan jam (misalnya, setiap tiga jam) dan menyusui berdasarkan permintaan. Menyusui terjadwal didasarkan pada asumsi bahwa bayi perlu dilatih untuk mengikuti ritme orang dewasa, dan bertujuan untuk menciptakan prediktabilitas dalam rutinitas harian. Sebaliknya, pendekatan on Demand menolak pandangan ini, berargumen bahwa kebutuhan fisiologis bayi – yang mencakup kecepatan pengosongan lambung yang cepat, kebutuhan kalori yang tinggi untuk pertumbuhan otak, serta mekanisme pengaturan suplai ASI – tidak kompatibel dengan batasan waktu buatan.
Menyusui on demand berarti bahwa ibu menawarkan payudara setiap kali bayi menunjukkan tanda-tanda awal lapar atau membutuhkan kenyamanan, dan membiarkan bayi menyusu hingga ia melepaskan diri secara alami. Ini mungkin berarti menyusui setiap satu jam pada suatu waktu, dan kemudian selang empat jam pada waktu berikutnya. Fleksibilitas ini adalah kunci keberhasilan, karena volume dan komposisi ASI terus berubah menyesuaikan kebutuhan spesifik bayi pada hari itu, bahkan dalam jam itu.
Prinsip inti dari ASI on demand adalah bahwa ibu dan bayi membentuk suatu kesatuan biologis yang responsif, di mana permintaan bayi secara langsung mengatur produksi (supply) ibu, dan penawaran ibu memenuhi tuntutan (demand) tersebut secara real-time. Ini adalah sistem umpan balik yang paling efisien di alam.
Penting untuk dipahami bahwa “lapar” bagi bayi yang baru lahir tidak hanya berarti perut kosong. Isyarat menyusu sering kali merupakan permintaan akan kehangatan, keamanan, dan kedekatan emosional, yang dikenal sebagai ‘lapar non-nutrisi’. Dalam menyusui responsif, semua bentuk kebutuhan ini divalidasi dan dipenuhi melalui payudara, memperkuat ikatan emosional yang mendalam antara ibu dan anak.
Menyusui On Demand adalah fondasi dari ikatan (bonding) yang kuat dan responsif.
Keberhasilan ASI on demand tidak hanya bergantung pada keinginan ibu, tetapi didukung oleh sistem endokrin yang luar biasa efisien. Tubuh ibu diprogram untuk menghasilkan ASI dalam jumlah yang tepat berdasarkan seberapa sering dan seberapa efektif bayi mengosongkan payudara. Ini dikenal sebagai Hukum Supply dan Demand.
Menyusui adalah tarian hormonal yang kompleks. Dua hormon utama berperan penting dalam menyusui responsif:
Selain kontrol hormonal, terdapat mekanisme kontrol lokal yang disebut Faktor Penghambat Umpan Balik Laktasi (Feedback Inhibitor of Lactation / FIL). FIL adalah protein yang ditemukan dalam ASI. Jika payudara terasa penuh atau tidak dikosongkan secara teratur, konsentrasi FIL meningkat. FIL kemudian mengirimkan sinyal kepada sel-sel produsen ASI untuk memperlambat atau menghentikan produksi. Sebaliknya, ketika payudara dikosongkan secara efektif dan sering (prinsip inti dari on demand), kadar FIL menurun, memberikan sinyal kepada payudara untuk memproduksi lebih banyak ASI dengan kecepatan tinggi.
Konsekuensi dari pemahaman ini sangat jelas: ketika ibu menunda menyusui karena jadwal atau alasan non-medis, ia secara efektif meningkatkan FIL, mengirimkan sinyal ke tubuhnya untuk mengurangi suplai. Sebaliknya, dengan menyusui responsif—memastikan payudara dikosongkan setiap kali bayi meminta—ibu secara alami memastikan pasokan ASI yang melimpah dan berkelanjutan yang disesuaikan sempurna dengan kebutuhan tumbuh kembang bayi.
Menyusui sering dan efektif memastikan produksi ASI sesuai dengan kebutuhan bayi.
Manfaat menyusui on demand melampaui sekadar nutrisi; ia menyentuh aspek perkembangan otak, kesehatan imunologi, dan kesejahteraan psikologis baik bagi bayi maupun ibu.
Bayi, terutama di awal kehidupannya, membutuhkan makanan dalam porsi kecil dan sering karena ukuran lambung mereka yang masih sangat kecil—sebesar kelereng pada hari pertama, dan hanya sebesar telur puyuh pada usia satu minggu. ASI dicerna dengan sangat cepat, yang berarti lambung mereka kosong dalam waktu sekitar 60 hingga 90 menit.
Menyusui adalah mekanisme utama bagi bayi untuk mengatur sistem saraf mereka yang belum matang. Ketika bayi tertekan (lapar, lelah, terlalu banyak stimulasi), menyusui adalah sumber regulasi diri yang instan dan efektif.
Praktik on demand mengajarkan bayi tentang:
Bukan hanya bayi yang diuntungkan. Menyusui on demand memberikan manfaat fisiologis dan mental yang besar bagi ibu:
Tantangan utama dalam menyusui on demand adalah belajar membaca isyarat bayi sebelum ia menangis histeris. Menangis adalah isyarat lapar tahap akhir. Idealnya, menyusui harus dimulai pada isyarat awal, ketika bayi masih tenang dan mudah ‘menempel’ (latching) dengan baik.
Ibu perlu fokus pada tiga tahapan isyarat ini, yang sering kali dimulai dalam keadaan tidur atau setengah sadar:
Ketika bayi mencapai tahap tangisan akhir, ia sering kali terlalu stres untuk menempel dengan efektif. Ibu harus menenangkan bayi terlebih dahulu (misalnya dengan menggendong erat, menggoyang lembut, atau sentuhan kulit-ke-kulit) sebelum mencoba menyusui.
Merespons pada tahap awal adalah kunci praktik menyusui responsif.
Dalam praktik on demand, tidak ada batasan waktu untuk durasi menyusui. Bayi perlu diizinkan untuk menyusu di satu payudara sampai mereka menunjukkan tanda-tanda selesai (misalnya, isapan melambat, berhenti menelan, tertidur, atau melepaskan diri). Mengganti payudara terlalu cepat dapat menyebabkan bayi hanya mendapatkan foremilk dan tidak mendapatkan hidmilk yang kaya lemak.
Frekuensi: Bayi baru lahir akan menyusu antara 8 hingga 12 kali dalam periode 24 jam. Namun, ini hanyalah rata-rata. Seorang bayi yang menerapkan ASI on demand mungkin menyusu 15 kali sehari selama masa lonjakan pertumbuhan (growth spurt) dan hanya 7 kali sehari pada hari lain. Kepercayaan pada insting bayi dan produksi ibu adalah inti dari kebebasan on demand.
Banyak orang tua tergoda untuk menjadwalkan tidur panjang di malam hari untuk bayi. Namun, menyusui malam hari adalah elemen krusial dari ASI on demand, terutama di beberapa bulan pertama:
Menyusui responsif sering kali disalahpahami, terutama oleh generasi yang terpapar praktik menyusui terjadwal di masa lalu. Penting untuk mengklarifikasi beberapa mitos yang sering menghambat keberhasilan on demand.
Fakta: Rasa sakit atau kerusakan puting hampir selalu disebabkan oleh pelekatan yang buruk (poor latch), bukan oleh frekuensi menyusui. Jika bayi menempel dengan benar, ia mengambil sebagian besar jaringan payudara (areola) di mulutnya, dan puting diletakkan jauh di belakang di persimpangan langit-langit keras dan lunak. Menyusui on demand, dengan pelekatan yang benar, justru membantu menjaga kelancaran aliran ASI dan mencegah bendungan.
Fakta: Payudara memberikan nutrisi, tetapi fungsi utamanya jauh lebih luas. Payudara adalah 'pusat kenyamanan' bayi. Ketika bayi menyusu untuk kenyamanan (non-nutritive sucking), ia tetap mendapatkan manfaat psikologis dari pelepasan oksitosin dan mendapatkan sedikit cairan atau kalori tambahan. Mengapa harus mengganti payudara yang sempurna dan hidup dengan dot karet buatan?
Fakta: Justru sebaliknya. Menyusu yang sangat sering (misalnya, setiap jam selama beberapa jam berturut-turut, dikenal sebagai cluster feeding) adalah respons alami bayi terhadap lonjakan pertumbuhan atau saat mereka sakit. Bayi meningkatkan ‘permintaan’ untuk memicu payudara meningkatkan ‘suplai’ mereka. Ini adalah bukti bahwa sistem on demand bekerja secara efektif, bukan tanda kegagalan suplai.
Fakta: Meskipun menyusui responsif menuntut banyak waktu, responsifitas sebenarnya dapat mengurangi stres dalam jangka panjang. Ibu yang merespons cepat terhadap isyarat bayi sering kali mendapati bahwa sesi menyusui berjalan lebih tenang dan bayi lebih cepat tenang, dibandingkan ibu yang menunggu hingga bayi menangis histeris. Selain itu, menyusui on demand sering kali memfasilitasi co-sleeping atau bed-sharing yang aman (dengan pedoman keamanan yang ketat), yang memungkinkan ibu mendapatkan tidur yang lebih baik meskipun sering terbangun.
Meskipun ASI on demand adalah standar emas yang direkomendasikan oleh WHO dan organisasi kesehatan terkemuka, implementasinya di dunia nyata penuh tantangan, terutama bagi ibu baru.
Cluster feeding adalah fase normal di mana bayi menyusu berkali-kali dalam waktu singkat (misalnya, menyusu 4-5 kali dalam waktu dua jam) dan kemudian tidur panjang. Ini paling sering terjadi pada sore atau malam hari. Ini sering disalahartikan sebagai bayi tidak mendapatkan cukup ASI.
Solusi:
Banyak ibu meragukan suplai mereka saat menyusui on demand karena mereka tidak tahu persis berapa banyak ASI yang didapat bayi, tidak seperti saat menggunakan botol.
Tanda ASI Cukup (Bukan Hanya Perasaan):
Dalam masyarakat yang serba cepat, menyusui on demand bisa terasa membatasi. Ketika ibu kembali bekerja, tantangan menjadi ganda: bagaimana mempertahankan on demand sambil terpisah dari bayi?
Strategi:
Menyusui responsif adalah pilar utama dari filosofi pengasuhan yang berfokus pada ikatan atau Attachment Parenting. Prinsip ini mengakui kebutuhan bawaan bayi akan kedekatan dan koneksi. Menyusui on demand secara intrinsik mendukung pilar-pilar ini.
Teori kelekatan, yang dikembangkan oleh John Bowlby, menyatakan bahwa kualitas hubungan anak dengan pengasuh utamanya (biasanya ibu) di tahun-tahun awal sangat mempengaruhi perkembangan psikologis dan sosialnya. Responsifitas adalah kunci utama dalam membangun kelekatan yang aman.
Ketika ibu merespons isyarat lapar, rengekan, atau kebutuhan kenyamanan bayi dengan payudara (yang adalah respons yang cepat, hangat, dan bernutrisi), bayi belajar bahwa: 1) Kebutuhannya sah, dan 2) Ibu dapat diandalkan. Kepercayaan dasar ini memungkinkan bayi untuk berani menjelajahi dunia saat lebih besar, karena mereka yakin bahwa ‘basis aman’ (ibu) akan selalu tersedia ketika dibutuhkan.
Menyusui on demand juga berfungsi sebagai alat yang kuat untuk regulasi lingkungan bayi. Bayi yang baru lahir mudah kewalahan oleh cahaya, suara, atau interaksi yang terlalu lama (over-stimulated). Payudara berfungsi sebagai tempat perlindungan yang tenang (the “time-out”).
Sebaliknya, menyusui responsif memastikan bayi tidak mengalami under-stimulasi, karena kontak fisik, aroma, detak jantung ibu, dan interaksi mata ke mata saat menyusui memberikan stimulasi positif yang penting untuk perkembangan sensorik dan kognitif.
Meskipun menyusui adalah tugas ibu, keberhasilan on demand sangat bergantung pada dukungan lingkungan yang diciptakan oleh pasangan. Peran ayah sangat krusial:
Menyusui on demand bukanlah tren pengasuhan baru, melainkan rekomendasi yang didukung kuat oleh organisasi kesehatan dunia, yang melihatnya sebagai kunci untuk mengurangi morbiditas dan mortalitas bayi.
Inisiatif Rumah Sakit Sayang Bayi dan program 10 Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Dana Anak-Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) secara eksplisit mendukung menyusui responsif.
Pedoman mereka menekankan bahwa:
Studi observasional jangka panjang terus menunjukkan keunggulan pendekatan responsif:
Prinsip responsifitas tidak berakhir pada enam bulan pertama. Praktik on demand berlanjut ketika makanan padat (MPASI) diperkenalkan dan bahkan sampai proses penyapihan alami.
Saat bayi mencapai usia sekitar enam bulan, makanan pendamping ASI (MPASI) diperkenalkan. Namun, pada tahap ini, ASI tetap merupakan sumber nutrisi dan kalori utama.
Aturan Emas: Berikan ASI terlebih dahulu, kemudian tawarkan makanan. Atau, gunakan waktu menyusui on demand untuk memastikan kebutuhan cairan dan nutrisi terpenuhi, sementara MPASI berfungsi sebagai eksplorasi dan tambahan. Mengutamakan menyusui on demand mencegah ibu secara keliru menggantikan sesi menyusui dengan MPASI, yang dapat menyebabkan penurunan pasokan ASI yang terlalu cepat.
Banyak ibu memilih untuk melanjutkan menyusui hingga usia dua tahun atau lebih (Extended Breastfeeding). Meskipun frekuensi menyusui mungkin menurun seiring bertambahnya usia, prinsip on demand tetap berlaku.
Pada balita, menyusui tidak hanya tentang makanan, tetapi sering kali berfungsi sebagai:
Ketika tiba waktunya untuk menyapih, pendekatan on demand mendukung penyapihan yang lembut dan alami (child-led weaning).
Penyapihan alami terjadi ketika bayi, seiring waktu, menunjukkan berkurangnya minat menyusu, biasanya setelah usia dua tahun, seiring dengan peningkatan kemandirian mereka. Ibu secara bertahap mengurangi frekuensi dan durasi tanpa paksaan atau penjadwalan yang kaku, memastikan bahwa ikatan emosional tetap utuh dan pasokan ASI berkurang secara perlahan dan nyaman bagi ibu.
Kesimpulan Inti: Menyusui on demand adalah tentang mendengarkan. Mendengarkan isyarat biologis bayi dan mendengarkan respons biologis tubuh ibu. Ini adalah investasi jangka panjang dalam kesehatan fisik dan mental kedua belah pihak, menciptakan ritme alami yang tidak dapat ditiru oleh jadwal buatan mana pun.
Memilih praktik ASI on demand adalah pilihan sadar untuk percaya pada naluri yang diturunkan secara evolusioner. Ini adalah penegasan kembali bahwa tubuh ibu dan bayi dirancang secara sempurna untuk bekerja sama, dan bahwa kunci keberhasilan menyusui terletak pada respons yang cepat, penuh kasih, dan tanpa batas waktu.
Penerapan penuh dari menyusui responsif menuntut kesabaran, dukungan yang solid, dan sering kali, perjuangan melawan norma-norma sosial modern yang menuntut prediktabilitas dan struktur yang kaku. Ibu perlu diberi izin, baik dari diri sendiri maupun dari lingkungan terdekat, untuk membuang jam dan kalender dalam hal pemberian ASI. Kebebasan untuk menyusui kapan pun dan di mana pun, yang diizinkan oleh responsifitas, pada akhirnya akan menghasilkan hubungan menyusui yang lebih santai, berkelanjutan, dan memuaskan.
Dari kolostrum yang diberikan pada menit-menit pertama kelahiran hingga tetes terakhir setelah tahun kedua, setiap isapan on demand adalah konfirmasi bahwa bayi menerima nutrisi yang tepat, dosis kenyamanan yang sempurna, dan pesan yang jelas: "Saya di sini untukmu." Praktik ini memperkuat kesehatan masyarakat, mengurangi angka penyakit, dan yang paling penting, membangun generasi yang tumbuh di atas fondasi kepercayaan dan keamanan emosional yang tak tergoyahkan.
Dalam lanskap ilmu laktasi yang terus berkembang, konsep inti dari ASI on demand tetap menjadi panduan universal: penuhi kebutuhan bayi saat mereka memintanya, dan tubuh akan merespons dengan suplai yang melimpah dan ikatan yang abadi.