Air Susu Ibu (ASI) adalah nutrisi emas yang tak tergantikan bagi bayi. Bagi ibu menyusui yang bekerja, bepergian, atau menghadapi tantangan dalam menyusui langsung, kegiatan memerah ASI (ASIP) menjadi rutinitas wajib. Namun, memerah hanya separuh dari perjalanan; separuh lainnya adalah memastikan ASIP yang telah diperjuangkan ini disimpan dengan benar, mempertahankan kualitas nutrisi, dan yang terpenting, terhindar dari kontaminasi bakteri.
Pertanyaan fundamental yang sering muncul di benak setiap orang tua adalah: ASI perah tahan berapa jam? Jawaban atas pertanyaan ini tidaklah tunggal. Durasi ketahanan ASI sangat bergantung pada suhu lingkungan dan metode penyimpanan yang digunakan. Memahami batasan waktu penyimpanan pada suhu yang berbeda adalah kunci untuk menjamin keamanan dan manfaat optimal bagi buah hati Anda. Panduan ini akan mengupas tuntas setiap aspek penyimpanan ASIP, mulai dari pedoman dasar hingga tantangan khusus, memastikan Anda memiliki pengetahuan lengkap untuk mengelola persediaan ASI dengan percaya diri dan aman.
I. Pedoman Emas Ketahanan ASI Perah Berdasarkan Suhu
Pedoman penyimpanan ASI yang disajikan di sini umumnya mengikuti standar yang ditetapkan oleh organisasi kesehatan terkemuka seperti American Academy of Pediatrics (AAP) dan Centers for Disease Control and Prevention (CDC). Pedoman ini bersifat konservatif, artinya batas waktu yang diberikan adalah batas aman untuk mempertahankan kualitas nutrisi tertinggi dan meminimalkan risiko pertumbuhan bakteri.
1. Ketahanan ASI Perah pada Suhu Ruangan (16°C hingga 29°C)
Menyimpan ASIP pada suhu ruangan adalah pilihan paling praktis saat Anda sedang bepergian atau baru selesai memerah. Namun, ini juga merupakan metode penyimpanan dengan durasi terpendek karena suhu yang hangat mempercepat pertumbuhan mikroorganisme.
Durasi Aman: 3 hingga 4 Jam
Idealnya, ASIP yang baru diperah harus digunakan dalam waktu 3 hingga 4 jam. Jika suhu ruangan sangat dingin (sekitar 15°C), beberapa sumber memperbolehkan hingga 6 jam, namun untuk iklim tropis seperti Indonesia, batas 4 jam adalah pedoman yang paling aman untuk diikuti. Penting untuk diingat bahwa batas waktu ini dimulai sejak tetes ASI pertama masuk ke wadah, bukan saat sesi memerah selesai.
Faktor yang Mempengaruhi Ketahanan Suhu Ruang:
- Suhu Aktual Lingkungan: Jika ruangan ber-AC dingin (sekitar 20°C), ketahanan akan lebih lama. Jika ruangan sangat panas (di atas 30°C), durasi harus dikurangi menjadi 1–2 jam.
- Paparan Sinar Matahari: Jangan pernah meletakkan ASIP di dekat jendela atau tempat yang terpapar sinar matahari langsung, karena panas dan radiasi UV dapat merusak nutrisi.
- Kebersihan Wadah: Wadah harus benar-benar steril sebelum digunakan. Kontaminasi awal akan sangat cepat berkembang biak pada suhu ruangan.
2. Penyimpanan Jangka Pendek: Kantong Pendingin (Cooler Bag)
Kantong pendingin adalah penyelamat bagi ibu pekerja atau saat melakukan perjalanan. Kantong ini harus digunakan bersamaan dengan *ice pack* (gel beku) yang beku sempurna untuk menjaga suhu internal tetap rendah.
Durasi Aman: 24 Jam
Dengan *ice pack* yang memadai dan kantong pendingin berkualitas yang mampu menjaga suhu stabil di bawah 15°C, ASIP dapat bertahan hingga 24 jam. Metode ini sering digunakan sebagai 'jembatan' untuk membawa ASIP dari tempat kerja kembali ke rumah untuk dimasukkan ke kulkas atau *freezer*.
3. Penyimpanan Jangka Menengah: Lemari Es (Kulkas)
Penyimpanan di lemari es (kulkas) adalah metode yang paling umum dan fleksibel untuk stok harian hingga mingguan. Suhu ideal kulkas adalah 4°C atau di bawahnya.
Durasi Aman: Hingga 4 Hari (96 Jam)
Pedoman umum menyarankan ASIP aman digunakan hingga 4 hari jika disimpan dengan benar di dalam kulkas. Meskipun beberapa sumber memperbolehkan hingga 5 atau 8 hari (tergantung kondisi kulkas yang sangat stabil), batas 4 hari adalah batas teraman yang menjamin nutrisi dan keamanan pangan yang optimal.
Tips Penempatan di Kulkas:
- Hindari Pintu: Jangan simpan ASIP di rak pintu kulkas. Pintu adalah bagian kulkas yang paling sering dibuka dan mengalami fluktuasi suhu paling tinggi.
- Simpan di Bagian Belakang Bawah: Tempatkan wadah ASIP di rak utama bagian belakang, di mana suhu paling stabil dan dingin.
- Pisahkan dari Makanan Mentah: Pastikan ASIP tidak berdekatan dengan daging mentah, unggas, atau makanan lain yang berpotensi membawa kontaminan.
4. Penyimpanan Jangka Panjang: Freezer
Untuk membangun bank ASI (stok jangka panjang), *freezer* adalah jawabannya. Ketahanan ASIP di *freezer* sangat tergantung pada jenis *freezer* yang Anda miliki, yang memengaruhi seberapa stabil suhu pembekuan.
Tabel Komparasi Ketahanan ASIP di Freezer
| Jenis Freezer | Suhu Rata-rata | Durasi Aman | Keterangan |
|---|---|---|---|
| Freezer Kompartemen Kulkas Pintu Tunggal | Bervariasi (Sering di atas -15°C) | 2 Minggu | Suhu yang tidak stabil, mudah mencair jika sering dibuka. |
| Freezer Kulkas Pintu Ganda (Standard) | -18°C atau lebih dingin | 6 Bulan | Pilihan paling umum. Batas 6 bulan menjaga nutrisi terbaik. |
| Deep Freezer (Pintu Terpisah/Dada) | -20°C hingga -40°C | 6 hingga 12 Bulan | Suhu sangat stabil. Cocok untuk stok yang sangat banyak. |
Meskipun ASI yang dibekukan hingga 12 bulan masih dianggap aman, kandungan lemak dan beberapa vitamin penting mungkin mulai menurun setelah 6 bulan. Oleh karena itu, prinsip *First In, First Out (FIFO)*—gunakan stok yang paling lama terlebih dahulu—harus selalu diterapkan.
II. Protokol Kebersihan dan Persiapan ASIP
Durasi ketahanan ASI perah tahan berapa jam sangat dipengaruhi oleh seberapa bersih proses penyiapannya. Kontaminasi yang terjadi sebelum ASI disimpan dapat mempercepat pembusukan secara drastis, terlepas dari suhu penyimpanannya.
1. Kebersihan Tangan dan Alat Pumping
Ini adalah langkah awal yang paling krusial. Sebelum menyentuh pompa, wadah, atau payudara, cuci tangan dengan sabun dan air mengalir setidaknya selama 20 detik. Setelah memerah, semua bagian pompa yang bersentuhan dengan payudara atau ASI harus dicuci dan disterilkan.
Metode Sterilisasi Alat:
- Rebusan: Merendam dan merebus alat selama 5-10 menit.
- Uap/Sterilizer Elektrik: Menggunakan alat khusus yang lebih efisien dan cepat.
- Pencuci Piring Khusus: Jika Anda menggunakan pencuci piring, pastikan menggunakan pengaturan air panas dan alat diletakkan di rak atas.
2. Pemilihan dan Penyiapan Wadah Penyimpanan
Wadah yang digunakan harus berkualitas *food grade* dan bebas BPA (*Bisphenol A*).
Pilihan Wadah:
- Botol Kaca atau Plastik Keras: Ideal untuk penyimpanan di kulkas atau freezer jika volume sedikit. Lebih mudah dicuci dan disterilkan. Pastikan menggunakan tutup yang rapat.
- Kantong ASI Khusus (Breast Milk Storage Bags): Pilihan paling efisien untuk *freezer*. Kantong ini rata, menghemat ruang, dan mencair lebih cepat. Selalu tekan udara keluar sebelum menutup kantong untuk menghindari risiko robek saat pembekuan.
Aturan Pengisian dan Pelabelan:
- Jangan Penuh: Isi wadah tidak lebih dari tiga perempat penuh. ASI akan mengembang saat membeku, dan wadah yang terlalu penuh bisa retak atau bocor.
- Volume Sesuai Kebutuhan: Simpan ASIP dalam porsi kecil (60-120 ml) agar mudah dicairkan tanpa sisa.
- Pelabelan Wajib: Setiap wadah harus diberi label jelas yang mencantumkan TANGGAL dan WAKTU pemerahan. Jika bayi Anda adalah bayi prematur atau memiliki kebutuhan diet khusus, catat juga informasi spesifik lainnya.
III. Teknik Menggabungkan dan Menambahkan ASI
Seringkali ibu memerah ASI dalam sesi yang berbeda-beda. Menggabungkan ASIP dari sesi yang berbeda memerlukan perhatian khusus untuk menjaga standar keamanan dan mempertahankan durasi ketahanan yang paling pendek.
1. Aturan Penggabungan ASIP Segar
Anda boleh menggabungkan ASIP yang baru diperah dengan ASIP lain yang sudah ada di kulkas, namun harus mengikuti aturan suhu:
- Pendinginan Dulu: ASI segar memiliki suhu tubuh. ASI yang sudah di kulkas sudah dingin. Jangan mencampurkan ASI hangat langsung ke ASI dingin. Ini akan menaikkan suhu keseluruhan wadah, berpotensi memicu pertumbuhan bakteri, dan mengurangi waktu ketahanan stok yang sudah dingin.
- Prosedur: Dinginkan ASI segar di wadah terpisah di kulkas (selama 30–60 menit) hingga suhunya sama dengan ASIP yang sudah ada, baru kemudian gabungkan.
2. Aturan Ketahanan Waktu Setelah Penggabungan
Saat menggabungkan ASI dari hari yang berbeda, batas waktu penggunaan wadah gabungan tersebut harus mengikuti aturan stok yang PALING LAMA (tanggal yang paling tua). Jika Anda mencampur ASIP tanggal 1 dengan ASIP tanggal 3, batas kedaluwarsa adalah batas ASIP tanggal 1.
3. Menambahkan ASI Segar ke Stok Beku
Anda boleh menambahkan ASI segar (yang sudah didinginkan terlebih dahulu) ke dalam kantong ASI beku di *freezer*, asalkan volume ASI segar yang ditambahkan lebih sedikit daripada volume ASI yang sudah beku. Jangan pernah mencampur volume besar ASI dingin ke wadah yang sudah beku, karena ini dapat menyebabkan stok beku mencair sebagian, yang merusak integritas penyimpanan jangka panjang.
IV. Proses Pencairan dan Penghangatan ASI Perah
Pencairan dan penghangatan ASIP harus dilakukan dengan hati-hati untuk mempertahankan kualitas nutrisi dan menghindari kerusakan akibat panas berlebih. Pencairan yang tidak tepat dapat mempersingkat secara dramatis waktu ASI perah tahan berapa jam setelah dicairkan.
1. Metode Pencairan yang Direkomendasikan (Thawing)
Setelah ASIP dibekukan, ada tiga cara aman untuk mencairkannya:
- Pencairan di Kulkas (Paling Dianjurkan): Pindahkan ASIP beku dari *freezer* ke dalam kulkas. Proses ini memakan waktu sekitar 12 jam (semalam). Ini adalah cara terbaik karena meminimalkan risiko pertumbuhan bakteri.
- Pencairan dengan Air Mengalir: Tahan wadah beku di bawah air dingin yang mengalir. Perlahan-lahan tingkatkan suhu air menjadi suam-suam kuku hingga ASI mencair.
- Pencairan dalam Rendaman Air Hangat: Rendam wadah beku dalam mangkuk berisi air hangat. Jangan gunakan air panas mendidih.
LARANGAN MUTLAK: Jangan pernah mencairkan atau menghangatkan ASI menggunakan microwave atau dengan merebus di atas kompor. Microwave menciptakan titik panas yang tidak merata yang dapat membakar mulut bayi dan merusak protein pelindung yang berharga dalam ASI.
2. Ketahanan ASIP Setelah Dicairkan
Setelah ASI beku dicairkan, aturan waktu penyimpanan akan berubah drastis:
- Dicairkan di Kulkas: ASIP yang dicairkan di kulkas harus digunakan dalam waktu 24 jam setelah ASI benar-benar cair (bukan sejak dikeluarkan dari *freezer*).
- Dicairkan di Suhu Ruang/Air Hangat: ASIP yang dicairkan di luar kulkas (misalnya dengan air hangat) harus digunakan dalam waktu 1 hingga 2 jam.
- Pencairan dan Pembekuan Ulang: ASIP yang telah dicairkan (sebagian atau seluruhnya) tidak boleh dibekukan kembali. Membekukan kembali ASIP secara signifikan meningkatkan risiko kontaminasi dan mengurangi kualitas nutrisi.
3. Cara Menghangatkan ASI
Bayi tidak harus selalu minum ASIP hangat, tetapi kebanyakan bayi lebih suka suhu yang mendekati suhu tubuh. Untuk menghangatkan ASIP yang sudah cair atau dingin dari kulkas, gunakan pemanas botol (bottle warmer) atau rendam botol dalam air hangat selama beberapa menit. Uji suhu dengan meneteskan sedikit ASIP di pergelangan tangan Anda; rasanya harus suam-suam kuku, tidak panas.
V. Fenomena Khusus: Lipase dan Perubahan Komposisi ASI
Meskipun penyimpanan telah dilakukan sesuai pedoman ketahanan ASI perah tahan berapa jam, Anda mungkin menemukan bahwa ASI yang disimpan (terutama yang dibekukan) memiliki bau atau rasa yang berbeda. Ini seringkali disebabkan oleh enzim alami, Lipase.
1. Memahami Enzim Lipase
Lipase adalah enzim penting dalam ASI yang membantu bayi mencerna lemak susu. Bagi sebagian ibu, kadar lipase dalam ASI mereka sangat tinggi. Lipase ini bekerja dengan memecah lemak dalam ASI saat disimpan. Proses pemecahan ini menghasilkan rasa dan bau yang sering digambarkan sebagai 'sabun', 'logam', atau 'amis/tengik'.
Apakah Lipase Berbahaya?
Tidak. ASI ber-lipase tinggi sepenuhnya aman dan bergizi. Masalahnya adalah preferensi bayi. Beberapa bayi menolak minum ASIP yang sudah memiliki rasa sabun yang kuat.
2. Strategi Mengatasi Lipase Tinggi
Jika Anda curiga ASI Anda memiliki lipase tinggi (ditandai dengan perubahan rasa signifikan setelah 24-48 jam di kulkas atau setelah dicairkan), Anda bisa menggunakan metode 'scalding' (pemanasan cepat) segera setelah memerah.
Prosedur Scalding:
- ASIP segar segera dipanaskan di atas kompor dalam panci bersih hingga mulai muncul gelembung kecil di sekitar tepi (sekitar 60°C). JANGAN sampai mendidih.
- Segera dinginkan panci dalam rendaman air es untuk menghentikan proses pemanasan.
- ASIP yang sudah di-*scalding* ini kemudian siap untuk dibekukan.
Proses *scalding* menonaktifkan enzim lipase, mencegah kerusakan lemak dan perubahan rasa di masa mendatang. Namun, perlu dicatat bahwa pemanasan ini dapat sedikit mengurangi kadar beberapa vitamin sensitif panas.
3. Pemisahan Lemak (Separasi)
Sangat normal melihat ASI yang disimpan terpisah menjadi lapisan-lapisan. Lapisan paling atas adalah lapisan lemak (cream), sementara lapisan bawah adalah susu cair. Jangan panik; ini BUKAN tanda ASI rusak. Lemak ASI adalah nutrisi yang tidak terhomogenisasi. Sebelum diberikan kepada bayi, cukup goyangkan atau putar botol dengan lembut untuk menyatukan kembali lapisan tersebut. Jangan kocok terlalu keras, karena ini bisa merusak protein halus.
VI. Penyimpanan ASIP untuk Situasi Khusus dan Bayi Rentan
Pedoman ketahanan ASI perah tahan berapa jam yang standar berlaku untuk bayi cukup bulan yang sehat. Untuk bayi yang rentan, seperti bayi prematur atau bayi yang dirawat di NICU (Neonatal Intensive Care Unit), standar penyimpanan menjadi jauh lebih ketat.
1. Pedoman Khusus untuk Bayi Prematur (NICU)
Karena sistem kekebalan bayi prematur belum matang, risiko infeksi bakteri sangat tinggi. Oleh karena itu, tenaga medis sering menerapkan pedoman waktu yang sangat konservatif:
- Suhu Ruang: Maksimal 1 jam (beberapa NICU melarang sama sekali).
- Kulkas: Maksimal 24 hingga 48 jam.
- Freezer (Standar): Maksimal 3 bulan.
Selain itu, untuk NICU, kebersihan dalam memerah harus pada tingkat klinis, sering kali mengharuskan ibu menggunakan pompa khusus rumah sakit dan mencuci alat di area steril.
2. ASIP Sisa yang Tidak Habis Diminum
Ini adalah salah satu area yang paling membingungkan. Setelah bayi mulai minum dari botol ASIP, bakteri dari mulut bayi akan memasuki susu. Ini mempercepat kontaminasi ASIP sisa.
Aturan Ketahanan Sisa ASIP:
ASIP yang telah disentuh atau diminum oleh bayi harus digunakan dalam waktu 1 hingga 2 jam setelah bayi selesai menyusu. Setelah 2 jam, sisa ASI tersebut harus dibuang. Jangan pernah menyimpan kembali sisa ASIP yang sudah diminum ke dalam kulkas, dan jangan pernah menggabungkannya dengan ASIP segar atau stok ASI lainnya.
3. Manajemen Perjalanan dan Transportasi
Saat bepergian jauh, penting untuk menjaga rantai dingin ASIP tetap utuh. Selama transportasi:
- Gunakan kantong pendingin berkualitas tinggi yang terinsulasi.
- Gunakan es kering atau lebih banyak *ice pack* daripada yang Anda pikir dibutuhkan.
- Isi kantong pendingin serapat mungkin; ruang kosong akan membuat es lebih cepat mencair.
- Jika Anda tiba di tujuan dan ASIP masih memiliki kristal es di dalamnya, Anda dapat langsung memindahkannya ke *freezer*. Jika sudah sepenuhnya cair, perlakukan sebagai ASIP kulkas (gunakan dalam 24 jam).
VII. Mengenal Tanda-Tanda ASI Perah Sudah Rusak
Meskipun Anda telah mengikuti pedoman ketahanan ASI perah tahan berapa jam dengan ketat, indra Anda adalah garis pertahanan terakhir untuk memastikan keamanan. ASIP yang rusak akan menunjukkan beberapa tanda, meskipun terkadang ASIP yang aman juga dapat terlihat aneh (seperti kasus lipase).
1. Uji Penglihatan
ASI yang rusak mungkin terlihat menggumpal kental (bukan sekadar terpisah antara lemak dan air) atau memiliki perubahan warna yang signifikan dan tidak biasa (misalnya, menjadi kehijauan atau memiliki bintik jamur). Jika ASI yang beku atau didinginkan memiliki bau asam yang kuat, atau jika warnanya menjadi abu-abu atau terlihat tidak segar setelah dicairkan, segera buang.
2. Uji Penciuman
ASI segar memiliki bau yang ringan dan sedikit manis. ASI yang basi akan berbau sangat asam, mirip dengan susu sapi yang basi. Jangan bingung antara bau asam basi dengan bau 'sabun' akibat lipase—bau sabun seringkali tidak membuat bayi menolak, sementara bau asam pasti membuat bayi menolak dan tidak aman untuk dikonsumsi.
3. Uji Rasa
Jika ragu, sedikit mencicipi ASI yang dicairkan adalah cara paling akurat. ASI yang rusak akan terasa asam dan tengik. Jika rasanya tidak enak, jangan ambil risiko memberikannya kepada bayi.
VIII. Rangkuman Komprehensif dan Praktik Terbaik
Mengelola bank ASI adalah seni dan sains. Keberhasilan dalam menyediakan ASI terbaik bagi bayi Anda bergantung pada konsistensi dalam menerapkan protokol kebersihan dan pedoman penyimpanan. Berikut adalah rangkuman dari praktik terbaik untuk memaksimalkan durasi ketahanan ASIP dan kualitasnya.
1. Pedoman 6-6-6 atau 4-4-4 (Pedoman Konservatif yang Mudah Diingat)
Untuk mempermudah ingatan ibu, banyak konsultan laktasi menyederhanakan pedoman waktu penyimpanan menjadi:
- 4 Jam: Suhu Ruang (pada suhu 25°C ke atas).
- 4 Hari: Di Kulkas.
- 6 Bulan: Di Freezer Standar.
Menggunakan batas waktu yang lebih konservatif selalu lebih aman, terutama jika Anda tidak yakin dengan kebersihan atau stabilitas suhu peralatan penyimpanan Anda.
2. Prinsip FIFO (First In, First Out)
Selalu gunakan stok ASIP yang paling lama (tanggal pemerahan terlama) terlebih dahulu. Prinsip ini memastikan bahwa bayi Anda selalu mendapatkan ASI dengan kualitas nutrisi tertinggi dan mengurangi risiko harus membuang stok lama.
3. Jangan Tambahkan Hangat ke Dingin (atau Beku)
Aturan emas ini harus dipegang teguh. Perbedaan suhu drastis antara ASIP segar dan ASIP yang disimpan akan merusak keseluruhan stok dan mempersingkat waktu ASI perah tahan berapa jam yang tersisa pada stok dingin tersebut.
4. Mengapa ASI Tidak Boleh Diisi Terlalu Penuh
Selain risiko pecah saat pembekuan (seperti yang telah disebutkan), wadah yang penuh juga menyulitkan proses pencairan. ASI membeku lebih cepat dan mencair lebih merata jika disimpan dalam lapisan tipis atau volume kecil, yang mempercepat penggunaan ASIP saat dibutuhkan.
5. Pentingnya Kebersihan Kulkas dan Freezer
Pastikan lemari es dan *freezer* Anda bersih dan berfungsi dengan baik. Selalu periksa suhu secara berkala menggunakan termometer alat. Suhu yang berfluktuasi akibat segel pintu yang longgar atau kelebihan muatan dapat memangkas durasi ketahanan ASIP secara signifikan, bahkan pada kondisi *freezer* terbaik sekalipun.
IX. Mendalami Komponen ASI dan Mengapa Waktu Penyimpanan Itu Krusial
Waktu ketahanan ASI perah tahan berapa jam didasarkan pada dua pertimbangan utama: stabilitas nutrisi dan keamanan mikrobiologis. Memahami apa yang terjadi pada ASI seiring berjalannya waktu akan memperkuat komitmen Anda terhadap pedoman penyimpanan yang ketat.
1. Degradasi Komponen Aktif
ASI bukan hanya air dan lemak; ia dipenuhi dengan komponen hidup dan aktif, termasuk antibodi, sel darah putih, enzim, dan probiotik. Seiring waktu, terutama pada suhu yang lebih hangat, komponen ini mulai rusak:
- Antibodi (Immunoglobulin): Antibodi yang membantu melawan infeksi tetap stabil cukup lama, bahkan saat dibekukan. Namun, aktivitas fagositosis (kemampuan sel membunuh bakteri) menurun drastis dalam 24 jam pertama di kulkas.
- Vitamin C: Ini adalah salah satu vitamin yang paling sensitif terhadap waktu dan panas. Kandungan Vitamin C dapat menurun signifikan setelah beberapa minggu pembekuan.
- Lemak (Lipid): Kualitas lemak dapat berubah (oksidasi) seiring penyimpanan, memengaruhi rasa dan kemampuan bayi menyerap nutrisi ini.
Oleh karena itu, semakin segar ASI, semakin banyak manfaat kesehatan yang diterima bayi. ASIP yang disimpan di kulkas (4 hari) masih jauh lebih baik daripada ASIP yang dibekukan (6 bulan), meskipun keduanya aman.
2. Pertumbuhan Bakteri
Meskipun ASI memiliki sifat antibakteri alami, ini hanya memperlambat, bukan menghentikan, pertumbuhan bakteri dari kontaminasi lingkungan (kulit, udara, alat). Pada suhu ruangan, bakteri patogen berkembang biak secara eksponensial. Inilah alasan utama mengapa durasi ASI perah tahan berapa jam pada suhu ruangan begitu pendek.
Ketika ASIP disimpan pada suhu kulkas (4°C), pertumbuhan bakteri melambat secara signifikan, memberikan jendela waktu yang lebih lama (4 hari). Pembekuan (-18°C) menghentikan pertumbuhan bakteri sepenuhnya, tetapi tidak membunuh bakteri yang sudah ada. Inilah sebabnya mengapa ASIP yang dicairkan harus segera digunakan.
X. Skenario Khusus: ASI Donor dan ASI Komersial
Bagi ibu yang menggunakan ASI donor atau ASI dari bank ASI yang disahkan, penting untuk mengetahui bahwa pedoman penyimpanan mungkin berbeda karena adanya proses pasteurisasi.
1. ASI yang Dipasteurisasi (Bank ASI)
ASI yang disumbangkan melalui bank ASI resmi biasanya menjalani proses pasteurisasi (pemanasan terkontrol) untuk membunuh bakteri berbahaya. Proses ini juga menonaktifkan beberapa enzim hidup dan antibodi, tetapi membuat produk akhir lebih stabil dan homogen.
- ASI pasteurisasi beku biasanya memiliki masa simpan yang sangat panjang (hingga 12 bulan atau lebih, tergantung protokol bank).
- Setelah dicairkan, aturan 24 jam di kulkas harus diikuti dengan ketat.
2. ASI Kolostrum (ASI Hari-hari Pertama)
Kolostrum, ASI kental berwarna kuning yang diproduksi pada hari-hari pertama setelah melahirkan, sangat kaya akan antibodi dan sel pelindung. Meskipun sangat berharga, aturan penyimpanan kolostrum adalah sama dengan ASI matang, yaitu harus segera didinginkan atau dibekukan untuk mempertahankan kandungan protein dan imunoglobulin yang tinggi.
Mengetahui secara detail berapa lama ASI perah tahan di berbagai kondisi memberi Anda kekuatan untuk mengelola stok dengan percaya diri. Kunci sukses adalah disiplin dalam kebersihan, pelabelan, dan selalu menggunakan acuan waktu penyimpanan yang paling ketat dan konservatif demi kesehatan dan kesejahteraan bayi Anda.