Amperemeter analog adalah alat ukur fundamental dalam elektronika dan kelistrikan yang berfungsi untuk mengukur kuat arus listrik (Amper). Meskipun instrumen digital kini semakin populer, pemahaman tentang cara kerja dan penggunaan amperemeter analog (atau multimeter yang memiliki fungsi ammeter) tetap krusial bagi teknisi dan penghobi. Pengukuran yang akurat memerlukan prosedur yang tepat, terutama mengingat sifat pengukuran arus yang harus dilakukan secara seri.
Visualisasi Skema Pengukuran Arus
Amperemeter analog bekerja berdasarkan prinsip elektromagnetik, sering kali menggunakan galvanometer (kumparan bergerak). Ketika arus listrik melewati kumparan yang berada dalam medan magnet permanen, gaya Lorentz akan bekerja, menyebabkan jarum penunjuk bergerak sebanding dengan besarnya arus yang mengalir. Skala pada alat ini telah dikalibrasi untuk menunjukkan nilai arus dalam satuan Ampere (A), miliampere (mA), atau mikroampere (µA).
Kesalahan paling umum saat menggunakan amperemeter adalah menghubungkannya secara paralel (seperti voltmeter), yang dapat menyebabkan korsleting dan kerusakan pada alat atau sumber daya. Ingatlah prinsip utama: Amperemeter harus selalu dihubungkan secara seri dalam rangkaian.
Ini adalah langkah paling kritis. Sebelum menghubungkan alat, perkirakan atau ketahui perkiraan maksimum arus yang akan mengalir dalam rangkaian. Amperemeter analog memiliki rentang ukur yang berbeda (misalnya, 0-1A, 0-10A, atau rentang mA). Pilih rentang ukur yang sedikit lebih besar dari arus yang diperkirakan. Jika Anda memilih rentang yang terlalu kecil, jarum akan menyentuh batas maksimum (over-range) dan dapat merusak kumparan di dalamnya.
Multimeter analog biasanya memiliki dua terminal:
Pastikan saklar fungsi multimeter (jika menggunakan multimeter) diputar ke posisi pengukuran Arus (A) pada skala DC (Direct Current) atau AC (Alternating Current), sesuai dengan jenis sumber tegangan yang diukur.
Untuk mengukur arus, Anda harus "memutus" jalur di mana arus mengalir dan menyisipkan (menginseri) amperemeter di celah tersebut. Ini berarti arus yang ingin diukur harus melewati meteran:
Setelah terhubung dengan benar (seri), hidupkan kembali sumber daya. Perhatikan pergerakan jarum penunjuk.
Amperemeter analog seringkali memiliki beberapa skala yang tumpang tindih di bagian bawah dial. Penting untuk memastikan Anda membaca skala yang sesuai dengan rentang ukur yang Anda pilih:
Contoh Pembacaan:
Hitung Nilai Defleksi:
Gunakan rumus dasar:
$$\text{Arus Terukur} = \frac{\text{Skala Dibaca}}{\text{Skala Maksimum Rentang}} \times \text{Nilai Range yang Dipilih}$$Contoh: Jika range yang dipilih adalah 10A, dan jarum menunjuk pada angka 50 pada skala yang memiliki nilai maksimum 100, maka:
$$\text{Arus} = \frac{50}{100} \times 10 \text{ A} = 5 \text{ Ampere}$$Selalu pastikan bahwa setelah selesai mengukur, Anda mengembalikan saklar multimeter ke posisi Voltmeter (Volt) atau posisi OFF. Jika Anda membiarkannya di pengaturan Ampere, secara tidak sengaja menyentuh probe ke terminal tegangan tinggi saat masih diatur sebagai amperemeter akan segera merusak alat Anda karena arus pendek yang sangat besar akan mengalir melalui sirkuit pengukuran.
Untuk pengukuran arus yang sangat tinggi (melebihi batas mA alat ukur), Anda harus menggunakan shuntt resistor (pembagi arus) eksternal yang dirancang khusus untuk mengalihkan sebagian besar arus sehingga hanya sebagian kecil yang masuk ke amperemeter.