Optimalisasi Lahan Kecil: Panduan Lengkap Desain Rumah 50 Meter Persegi
Menciptakan kenyamanan, fungsionalitas, dan estetika premium di atas lahan terbatas.
Pendahuluan: Tantangan dan Filosofi 50 Meter
Keterbatasan lahan di perkotaan modern telah mendorong pergeseran paradigma dalam dunia arsitektur. Rumah dengan luas 50 meter persegi (m²) bukan lagi sekadar pilihan ekonomis, melainkan sebuah pernyataan desain yang memerlukan kecerdasan, inovasi, dan perencanaan yang sangat detail. Tantangannya adalah bagaimana mengubah batasan fisik ini menjadi kekuatan desain, memastikan setiap sentimeter memberikan nilai fungsional dan estetika maksimal.
Mendefinisikan Konsep Hidup Minimalis Fungsional
Desain rumah 50 meter persegi tidak hanya tentang memilih furnitur kecil, tetapi tentang mengadopsi filosofi hidup yang lebih terorganisir dan fokus pada esensi. Konsep kunci yang harus dipegang teguh adalah multi-fungsionalitas dan vertikalitas. Setiap elemen, mulai dari dinding hingga tangga, harus memiliki lebih dari satu peran. Kualitas hidup tidak diukur dari luasnya ruang, tetapi dari seberapa baik ruang tersebut melayani penghuninya.
Gambar: Representasi Minimalis Rumah Kecil yang Efisien.
Prinsip Dasar Desain Ruang Kecil
- Eliminasi dan Kurasi: Hanya simpan barang yang benar-benar diperlukan. Desain harus mengakomodasi barang yang ada, bukan sebaliknya.
- Kontinuitas Visual: Meminimalkan sekat atau perbedaan lantai untuk menciptakan ilusi ruang yang lebih besar dan mengalir.
- Pencahayaan Strategis: Menggunakan cahaya alami dan buatan untuk memanipulasi persepsi kedalaman.
- Integrasi Alam: Memanfaatkan sedikit area luar (balkon kecil atau teras) sebagai perpanjangan ruang interior.
Strategi Tata Letak Optimal: 1 Lantai vs. 2 Lantai
Keputusan krusial pertama dalam desain rumah 50 m² adalah menentukan jumlah lantai. Kedua opsi memiliki keunggulan dan tantangan yang unik terkait dengan distribusi fungsi dan efisiensi struktural.
Pilihan A: Desain Satu Lantai (Compact Simplicity)
Rumah 50 m² satu lantai menawarkan kemudahan akses dan biaya konstruksi yang cenderung lebih rendah. Tantangannya adalah menampung semua kebutuhan (dua kamar tidur, dapur, kamar mandi, ruang tamu) tanpa terasa sesak. Ini membutuhkan zonasi yang sangat ketat.
Optimalisasi Tata Ruang Terbuka (Open Plan)
Untuk tipe satu lantai, ruang tamu, ruang makan, dan dapur harus digabungkan menjadi satu zona terbuka (open-plan living). Batas antar ruang hanya diwakili oleh perubahan lantai, karpet, atau ketinggian plafon. Sebagai contoh, area dapur dapat menggunakan bar mini yang juga berfungsi sebagai meja makan dan pemisah visual.
- Dapur Linear: Menggunakan konfigurasi dapur lurus di sepanjang satu dinding untuk menghemat ruang koridor.
- Partisi Fleksibel: Memanfaatkan tirai tebal, rak buku putar, atau pintu geser (sliding door) untuk memisahkan kamar tidur utama dari area publik saat dibutuhkan.
- Kamar Mandi Sentral: Menempatkan kamar mandi di tengah layout dapat membantu efisiensi pipa dan memisahkan zona tidur.
Pilihan B: Desain Dua Lantai (Vertical Living)
Desain dua lantai (2x 25 m²) adalah solusi paling populer untuk memaksimalkan fungsionalitas 50 m² karena memisahkan zona publik (lantai bawah) dan zona privat (lantai atas). Meskipun memerlukan biaya tambahan untuk tangga dan struktur atas, pemisahan ini memberikan privasi yang jauh lebih baik.
Fokus Lantai Bawah (Zona Publik dan Servis)
Lantai dasar harus menampung aktivitas harian yang intensif dan sirkulasi tamu. Fokus utama adalah pada fluiditas pergerakan.
- Ruang Tamu & Dapur: Digabungkan dan terletak di bagian depan/tengah. Gunakan plafon tinggi (double volume, jika memungkinkan) untuk menciptakan kesan kemewahan dan kelapangan.
- Kamar Mandi Tamu/Servis: Cukup toilet dan wastafel, diletakkan tersembunyi di bawah tangga atau di sudut belakang.
- Tangga yang Efisien: Tangga harus didesain sekompak mungkin. Hindari tangga melingkar karena memakan area sirkulasi. Tangga lurus dengan penyimpanan terintegrasi di bawahnya (laci, rak sepatu) adalah pilihan terbaik. Dimensi ideal lebar anak tangga adalah 60-70 cm.
Fokus Lantai Atas (Zona Privat dan Istirahat)
Lantai atas sepenuhnya didedikasikan untuk istirahat dan privasi, biasanya menampung dua kamar tidur dan satu kamar mandi utama.
- Kamar Tidur Utama: Dapat menampung tempat tidur ukuran Queen dengan penyimpanan built-in. Pencahayaan jendela harus maksimal.
- Kamar Tidur Anak/Kerja: Jika ruangan ini berfungsi ganda, pastikan ada meja lipat (Murphy Desk) dan tempat tidur susun (bunk bed) atau tempat tidur yang dapat ditarik (trundle bed).
- Kamar Mandi Utama: Harus memaksimalkan penggunaan cermin besar dan pencahayaan terang untuk menghindari kesan sempit.
Detail Desain Ruang Per Ruang: Fokus Multifungsi
Kunci keberhasilan di lahan 50 m² adalah bagaimana kita merancang detail di setiap ruangan agar dapat melayani berbagai kebutuhan tanpa memerlukan pemisahan fisik yang memakan tempat. Setiap furnitur adalah investasi fungsi, bukan hanya dekorasi.
A. Ruang Keluarga (The Hub)
Ruang keluarga di rumah 50 m² harus menjadi pusat aktivitas sosial, kerja, dan relaksasi. Perabotan harus mudah dipindahkan dan beradaptasi.
Sofa Modular dan Convertible
Sofa adalah elemen terbesar dan paling penting. Pilih model modular yang dapat dipecah menjadi unit-unit terpisah (ottoman, kursi tunggal) atau sofa bed (sofa yang bisa berubah menjadi tempat tidur) untuk mengakomodasi tamu menginap tanpa perlu kamar tamu terpisah. Sofa harus memiliki penyimpanan tersembunyi di bawah dudukan.
Dinding sebagai Aset Penyimpanan dan Hiburan
Seluruh dinding tempat TV dipasang harus diubah menjadi unit penyimpanan vertikal. Ini bukan hanya rak, tetapi sistem rak tertutup yang menyembunyikan kekacauan (kabel, buku, perangkat elektronik). Gunakan warna yang sama dengan dinding untuk menciptakan tampilan yang bersih dan tidak mencolok.
B. Dapur dan Ruang Makan (The Engine)
Dapur harus fungsional seperti dapur besar, tetapi dengan jejak kaki yang minimal. Desain berbentuk 'I' atau 'L' adalah yang paling efisien, menghindari desain 'U' yang memakan terlalu banyak ruang putar.
Pemanfaatan Kabinet Maksimal
Kabinet dapur harus menjulang hingga plafon. Kabinet atas dapat menyimpan barang-barang yang jarang digunakan, memanfaatkan ketinggian vertikal. Gunakan sistem laci tarik penuh (full extension drawer) dan organizer internal (magic corner, rak bumbu tarik) untuk memastikan tidak ada sudut mati.
Meja Makan Lipat atau Bar Pulau
Meja makan tradisional memakan terlalu banyak ruang. Solusi terbaik meliputi:
- Meja Dinding Lipat: Meja yang terpasang ke dinding dan dapat dilipat rata setelah digunakan (ideal untuk 2 orang).
- Bar Pulau Mini: Pulau dapur yang hanya berukuran 120 cm x 60 cm, yang juga berfungsi sebagai area kerja, persiapan makanan, dan meja makan cepat.
- Kursi Bar Tanpa Sandaran: Kursi yang dapat didorong sepenuhnya di bawah meja bar ketika tidak digunakan.
C. Kamar Tidur (The Sanctuary)
Di 50 m², kamar tidur seringkali tidak lebih besar dari 3x3 meter. Fokus utama adalah tempat tidur itu sendiri.
Optimalisasi Tempat Tidur
Pertimbangkan tempat tidur platform dengan laci penyimpanan besar di bawahnya, menghilangkan kebutuhan akan lemari pakaian besar (chest of drawers). Jika memungkinkan, gunakan Murphy Bed (tempat tidur lipat yang terpasang di dinding) jika kamar tersebut juga harus berfungsi sebagai kantor atau ruang olahraga di siang hari. Sistem ini, meskipun mahal, menawarkan efisiensi ruang 100%.
Lemari Pakaian Built-in
Lemari harus didesain built-in dari lantai ke plafon. Gunakan pintu geser (sliding doors) daripada pintu ayun konvensional, karena pintu ayun memerlukan area terbuka di depannya untuk dibuka, membuang ruang sirkulasi yang berharga.
D. Kamar Mandi (The Utility)
Kamar mandi harus didesain seringkas mungkin, namun tetap segar dan terang.
- Shower Kaca: Menggunakan pintu kaca transparan (shower screen) daripada tirai shower, untuk menciptakan ilusi ruang yang tidak terputus.
- Toilet Tanam (Wall-Mounted): Toilet yang tangki airnya ditanam di dinding tidak hanya estetis tetapi juga mempermudah pembersihan lantai, membuat ruang terasa lebih lapang.
- Cermin Kabinet: Cermin di atas wastafel sebaiknya berupa kabinet dangkal untuk menyimpan perlengkapan mandi, menjaga wastafel dan permukaan tetap bersih.
Gambar: Skema Pembagian Ruang yang Terintegrasi dan Efisien.
Pilihan Material dan Estetika Memperluas Ruang
Material yang dipilih untuk rumah 50 m² memiliki peran yang jauh lebih besar daripada sekadar daya tahan. Pilihan material dapat secara dramatis mengubah persepsi visual, membuat ruang kecil terasa luas, terang, dan mahal.
Warna Cerah dan Netral sebagai Pondasi
Warna putih, krem, abu-abu muda, dan beige harus mendominasi dinding, plafon, dan lantai. Warna cerah memantulkan cahaya, baik alami maupun buatan, sehingga mengurangi bayangan dan memberikan ilusi ruang yang terbuka. Jika ingin menambahkan warna, gunakan aksen (bantal, karya seni) yang mudah diganti.
Aplikasi Warna Monokromatik
Pendekatan monokromatik (menggunakan berbagai gradasi dari satu warna) sangat efektif. Misalnya, menggunakan dinding putih gading, lantai abu-abu muda, dan furnitur abu-abu tua. Keseragaman warna menghilangkan garis batas visual, membuat mata bergerak bebas dan ruang terasa lebih besar.
Lantai yang Kontinu
Pilih satu jenis material lantai untuk seluruh area publik (ruang tamu, dapur, lorong). Pemutusan material lantai (misalnya, keramik di dapur dan parket di ruang tamu) menciptakan sekat visual. Lantai keramik atau vinyl plank dengan warna kayu terang yang seragam adalah pilihan ideal karena daya tahannya dan kemampuannya untuk mengalirkan pandangan.
Peran Kaca, Cermin, dan Permukaan Reflektif
Permukaan yang memantulkan cahaya adalah senjata rahasia di rumah kecil. Cermin adalah elemen desain yang wajib dimiliki.
- Cermin Besar: Tempatkan cermin setinggi langit-langit di salah satu dinding ruang tamu atau lorong. Ini tidak hanya menggandakan ukuran visual ruangan, tetapi juga menggandakan jumlah cahaya alami.
- Finishing Glossy: Meskipun rentan sidik jari, lemari dapur dengan finishing gloss (kilap) ringan dapat memantulkan cahaya dengan baik.
- Pintu Kaca: Untuk area yang membutuhkan pemisahan akustik (misalnya, kantor), pertimbangkan pintu geser kaca buram alih-alih pintu kayu solid.
Tekstur dan Detail Finishing
Meskipun warnanya harus netral, tekstur dapat menambah kedalaman. Penggunaan kayu alami (seperti kayu jati muda atau oak) pada beberapa elemen furnitur atau panel dinding memberikan kehangatan yang kontras dengan dinding netral, mencegah rumah putih terasa steril seperti rumah sakit. Pastikan tekstur tidak terlalu ramai.
Strategi Penyimpanan Vertikal Ekstrem
Di lahan 50 m², penyimpanan bukan hanya tentang menata barang, tetapi tentang menghilangkan kekacauan yang akan langsung mendominasi ruang kecil. Ini memerlukan sistem penyimpanan yang cerdas, tersembunyi, dan memanfaatkan setiap jengkal ketinggian.
A. Penyimpanan Terintegrasi (Built-in)
Perabotan lepas (free-standing furniture) harus diminimalkan. Semuanya harus terintegrasi. Ketika merancang dinding, pertimbangkan kedalaman dinding. Bahkan penambahan kedalaman 15-20 cm pada dinding dapat menciptakan ceruk (niche) untuk penyimpanan buku, bumbu, atau pajangan.
Pemanfaatan Dinding Mati
Dinding di atas toilet, di sekitar pintu, atau di atas tempat tidur seringkali merupakan area yang terabaikan. Manfaatkan area ini dengan rak terbuka atau kabinet dangkal untuk penyimpanan minimalis. Di area lorong, gunakan gantungan dinding yang dapat dilipat ketika tidak digunakan.
B. Solusi Bawah Tangga
Di rumah 50 m² dua lantai, ruang di bawah tangga adalah salah satu area yang paling berharga dan sering disalahgunakan. Area ini harus dirancang ulang sebagai unit penyimpanan tarik-keluar (pull-out units) yang disesuaikan.
- Laci Vertikal: Mengubah setiap anak tangga menjadi laci terpisah (untuk sepatu, perkakas, atau barang musiman).
- Lemari Utilitas: Menyembunyikan mesin cuci/pengering kecil (jika tidak ada ruang cuci terpisah) di balik pintu lemari di bawah tangga.
- Kantor Mini (Cl-office): Merancang ceruk yang dapat menampung kursi dan meja lipat, menjadikannya kantor darurat yang dapat ditutup sepenuhnya saat tidak digunakan.
C. Penyimpanan Dapur Pintar
Sistem penyimpanan dapur harus memanfaatkan teknologi modern.
- Sistem Gantung: Pasang rel dan pengait di bawah kabinet atas untuk menggantung cangkir atau peralatan dapur, membebaskan ruang countertop.
- Rak Bumbu Tersembunyi: Rak bumbu tipis yang disembunyikan di antara lemari es dan dinding.
- Piring dan Peralatan Tumpuk: Investasikan pada peralatan makan dan minum yang didesain untuk ditumpuk secara efisien.
Penting: Aturan "One-in, One-out"
Untuk menjaga efisiensi penyimpanan 50 m², pemilik rumah harus secara disiplin menerapkan aturan "satu masuk, satu keluar" (one-in, one-out). Setiap kali barang baru dibeli, barang lama yang serupa harus disumbangkan atau dibuang.
Pencahayaan dan Ventilasi: Meningkatkan Kualitas Udara dan Visual
Tanpa pencahayaan dan ventilasi yang tepat, rumah 50 m² dapat terasa seperti kotak yang sempit dan pengap. Cahaya dan udara segar adalah elemen desain yang paling efektif untuk menciptakan rasa lapang.
Memaksimalkan Cahaya Alami
Idealnya, rumah 50 m² harus memiliki jendela besar yang tingginya mencapai langit-langit (floor-to-ceiling windows) atau pintu geser kaca, terutama di ruang tamu yang menghadap ke area luar.
Jendela dan Bukaan
- Orientasi: Jika memungkinkan, desain harus memaksimalkan bukaan di sisi utara atau selatan untuk menghindari panas matahari langsung yang berlebihan (di Indonesia).
- Tirai Minimalis: Gunakan tirai tipis (sheer curtains) atau blind roller yang memungkinkan cahaya masuk tanpa mengorbankan privasi. Hindari tirai tebal yang berat.
- Skylight (Jendela Atap): Di area tengah rumah atau di lantai atas, skylight dapat membawa cahaya ke dalam area yang biasanya gelap, seperti lorong atau tangga.
Strategi Pencahayaan Buatan
Pencahayaan harus berlapis (layering) untuk menciptakan suasana yang berbeda dan menekankan fitur arsitektur.
- Pencahayaan Umum (Ambient): Gunakan lampu tanam (recessed lights) atau lampu rel (track lighting) dengan suhu warna hangat (warm white) di plafon. Ini memberikan cahaya merata tanpa memakan ruang visual.
- Pencahayaan Tugas (Task): Lampu meja kecil, lampu gantung di atas bar dapur, atau lampu baca di samping tempat tidur.
- Pencahayaan Aksen (Accent): Lampu strip LED tersembunyi di bawah rak atau di belakang cermin untuk menonjolkan tekstur dinding atau karya seni, menambah kedalaman visual.
Gambar: Ventilasi Silang dan Pergerakan Udara di Ruang Kecil.
Ventilasi Silang (Cross-Ventilation)
Ventilasi yang baik sangat penting untuk menjaga kualitas udara dan mencegah kelembaban, terutama di iklim tropis. Desain harus memastikan adanya bukaan di sisi yang berlawanan (misalnya, jendela depan dan jendela belakang atau bukaan di lantai atas).
- Louver (Jendela Krepyak): Efektif untuk ventilasi tanpa mengorbankan keamanan atau privasi.
- Exhaust Fan: Wajib dipasang di kamar mandi dan di area dapur, karena kelembaban dan bau dapat menyebar dengan cepat di ruang kecil.
- Celah Udara (Roster): Penggunaan roster di area atas dinding dapat membantu pelepasan panas.
Implementasi Gaya Desain Populer pada 50 Meter
Bahkan dengan batasan 50 m², rumah masih bisa mencerminkan gaya arsitektur yang kuat dan personal. Beberapa gaya desain sangat cocok karena menekankan fungsionalitas dan minimalisme.
1. Gaya Skandinavia (Scandinavian)
Gaya ini adalah pilihan paling ideal untuk rumah kecil karena menekankan pencahayaan alami, warna putih bersih, dan material kayu terang. Inti dari gaya Skandinavia adalah 'Hygge' – kenyamanan sederhana dan fungsional.
- Warna: Dinding putih, lantai kayu oak muda.
- Tekstur: Tambahkan kehangatan dengan tekstil wol, kulit domba imitasi, atau rajutan.
- Furnitur: Garis-garis bersih, minimal hiasan, dan multifungsi (misalnya, meja kopi dengan penyimpanan internal).
2. Gaya Industrial Minimalis
Gaya industrial dapat diaplikasikan dengan bijak pada 50 m². Gaya ini memanfaatkan eksposur material, mengurangi kebutuhan akan lapisan dinding, yang secara tidak langsung menghemat ruang dan biaya.
- Material: Beton ekspos (cement finish), pipa logam hitam yang terekspos (sebagai rak atau pegangan tangga), dan bata merah pucat.
- Pencahayaan: Lampu gantung filamen sederhana atau lampu sorot hitam.
- Keunikan: Menggunakan elemen logam berongga atau kawat (wire) pada furnitur untuk mempertahankan transparansi visual.
3. Gaya Japandi (Japanese-Scandinavian)
Gaya Japandi menggabungkan kehangatan Skandinavia dengan ketenangan dan ketertiban Jepang (Wabi-Sabi). Ini sangat cocok untuk rumah 50 m² karena fokus utamanya adalah ketertiban ekstrem dan 'barang yang terkurasi'.
- Warna: Palet lebih gelap daripada Skandinavia murni (misalnya, aksen abu-abu tua, hitam, atau hijau zaitun).
- Filosofi: Segala sesuatu harus memiliki tempatnya, dan tidak ada yang boleh terlihat berantakan. Ini mendorong penyimpanan tersembunyi 100%.
- Furnitur: Rendah, minimalis, dan terbuat dari kayu berkualitas tinggi.
Integrasi Teknologi dan Smart Home di 50 Meter
Di ruang yang terbatas, teknologi dapat menjadi alat untuk menghemat ruang fisik dan meningkatkan efisiensi operasional harian. Otomasi dapat menggantikan kebutuhan akan banyak sakelar, kabel, dan peralatan terpisah.
Peralatan Dapur Ringkas (Compact Appliances)
Prioritaskan peralatan yang didesain untuk ruang kecil atau yang memiliki fungsi ganda:
- Kompor Induksi Portable: Kompor tanam yang hanya berfungsi ketika panci diletakkan, dan dapat ditutupi dengan papan pemotong ketika tidak digunakan, mengubah area kompor menjadi area kerja.
- Mesin Pencuci Piring Kecil: Unit pencuci piring 45 cm, alih-alih standar 60 cm, dapat menghemat area kabinet yang signifikan.
- Kulkas Slim: Kulkas vertikal ramping yang menghemat lebar lantai.
Otomasi Rumah Pintar
Sistem rumah pintar terpusat dapat mengontrol pencahayaan, suhu, dan keamanan. Penggunaan sensor gerak untuk lampu lorong atau kamar mandi memastikan lampu tidak menyala sia-sia, mengurangi kebutuhan akan banyak sakelar dinding.
Manajemen Kabel Tersembunyi
Kabel yang berantakan adalah musuh visual dari ruang kecil. Gunakan saluran kabel tersembunyi (cable management systems) di belakang dinding TV dan di sepanjang jalur sirkulasi. Pemasangan colokan listrik di dalam laci atau kabinet penyimpanan sangat disarankan untuk mengisi daya perangkat tanpa terlihat berantakan.
Desain Akustik
Karena ruang tamu dan kamar sering berdekatan (terutama di rumah 50 m²), insulasi suara menjadi penting. Penggunaan bahan insulasi yang baik di antara dinding kamar tidur dan area publik dapat meningkatkan privasi dan kenyamanan, meskipun biayanya sedikit lebih tinggi.
Anggaran dan Perencanaan Pembangunan
Membangun rumah 50 m² bukan berarti biayanya akan setengah dari rumah 100 m². Seringkali, fokus pada kualitas, kustomisasi (built-in furniture), dan detail teknis di ruang kecil dapat meningkatkan biaya per meter persegi.
Fokus pada Kualitas, Bukan Kuantitas
Karena ruangnya terbatas, cacat konstruksi atau material yang buruk akan lebih terasa. Lebih baik menginvestasikan anggaran lebih pada pondasi, struktur, dan terutama pada furnitur built-in yang akan bertahan lama dan berfungsi ganda.
Alokasi Anggaran Kritis
- Struktur (40%): Termasuk pondasi, dinding, atap, dan tangga (jika 2 lantai). Harus kuat, terutama jika ada rencana penambahan lantai di masa depan.
- Finishing Interior dan Eksterior (30%): Lantai, cat, kamar mandi. Pilih lantai yang tahan lama dan konsisten.
- Kustomisasi dan Built-in (20%): Ini adalah bagian terpenting. Jangan berhemat pada lemari dapur dan unit penyimpanan terintegrasi, karena ini yang mendefinisikan fungsionalitas 50 m².
- Mekanikal, Elektrikal, Plumbing (MEP) (10%): Termasuk instalasi listrik, air, dan sanitasi yang efisien.
Menghindari Kesalahan Umum
Ada beberapa jebakan yang harus dihindari saat merancang dan membangun rumah 50 m²:
- Over-Decorating: Menggunakan terlalu banyak pajangan atau barang dekorasi yang tidak berfungsi, membuat ruang terasa penuh.
- Salah Ukur Perabotan: Membeli perabotan lepas sebelum ruang selesai, yang seringkali terlalu besar. Semua perabotan harus diskalakan dan direncanakan dalam denah 2D dan 3D.
- Mengorbankan Sirkulasi: Merasa terpaksa memasukkan terlalu banyak kamar, sehingga mengorbankan lorong sirkulasi, membuat rumah terasa mencekik. Lebih baik 1 kamar tidur yang luas dan nyaman daripada 2 kamar tidur yang sesak.
Pentingnya Konsultasi Profesional
Mendesain rumah 50 m² membutuhkan keahlian khusus dalam desain ruang kecil. Konsultasi dengan arsitek atau desainer interior yang berpengalaman dalam proyek mungil (small-space design) sangat disarankan untuk memastikan setiap sudut dimanfaatkan secara optimal dan tidak ada kesalahan tata letak yang fatal.
Perencanaan yang matang dalam tahap desain (denah dan model 3D) dapat menghemat puluhan juta rupiah selama tahap konstruksi, menghindari pembongkaran karena kesalahan pengukuran ruang penyimpanan atau penempatan jendela.