Panduan Lengkap Harga Aluminium Rongsokan

Aluminium rongsokan (scrap aluminium) memegang peranan penting dalam industri daur ulang global. Harga aluminium rongsokan sangat fluktuatif, dipengaruhi oleh permintaan pasar internasional, harga aluminium primer (ingot) di bursa komoditas seperti London Metal Exchange (LME), serta kondisi logistik dan regulasi ekspor/impor. Bagi pengepul, industri daur ulang, hingga produsen, memahami dinamika harga aluminium rongsokan adalah kunci untuk memaksimalkan keuntungan dan mengelola risiko.

Al

Faktor Utama Penentu Harga Aluminium Rongsokan

Harga yang berlaku di pasar sangat bergantung pada beberapa klasifikasi aluminium. Aluminium tidak diperlakukan sebagai satu komoditas tunggal; sebaliknya, ia dibagi berdasarkan tingkat kemurnian dan bentuk fisiknya. Klasifikasi ini secara langsung menentukan seberapa mahal material tersebut dapat dijual.

Tingkat Kemurnian (Grade): Semakin tinggi kandungan aluminium murni, semakin mahal harganya. Contohnya, aluminium billet bekas (seperti profil jendela/pintu bekas) umumnya lebih mahal daripada aluminium foil atau kaleng minuman yang tercampur.

Secara umum, pembeli membagi aluminium rongsokan menjadi beberapa kategori utama, seperti kategori Bright and Clean (BC), Utuh (Taint/Tidy), dan Mixed Lump (ML). Kategori "Bright and Clean" yang bersih dari kontaminan dan cat biasanya menjadi patokan harga tertinggi. Jika material tersebut tercampur dengan zat lain (seperti plastik, besi, atau minyak), harganya akan turun drastis karena memerlukan biaya pemrosesan tambahan.

Perbandingan Jenis Aluminium Rongsokan

Memahami perbedaan antar jenis sangat krusial saat bernegosiasi harga. Di Indonesia, jenis-jenis yang paling umum diperdagangkan meliputi:

Estimasi Klasifikasi Harga (Per Kg - Ilustratif)

  • Aluminium Extrusion (Profil Bekas, Bersih): Rp XX.XXX - Rp YY.YYY
  • Aluminium Casting (Die Cast, Mesin): Rp AA.AAA - Rp BB.BBB
  • Aluminium Foil/Can (Kaleng Minuman): Rp CC.CCC - Rp DD.DDD
  • Aluminium Cepat Rusak (ACR) atau Kotor: Harga lebih rendah, sangat bergantung kondisi

*Catatan: Harga di atas bersifat ilustratif dan harus dikonfirmasi dengan pengepul/pedagang lokal terbaru.

Dampak LME dan Tren Global

Pasar domestik Indonesia sering kali mengikuti tren harga aluminium primer global yang diperdagangkan di LME. Kenaikan permintaan dari sektor manufaktur otomotif, konstruksi, dan elektronik di pasar besar seperti Tiongkok, AS, dan Eropa akan mendorong harga LME naik. Kenaikan ini secara otomatis akan meningkatkan daya tawar aluminium rongsokan. Sebaliknya, perlambatan ekonomi global dapat menekan permintaan, mengakibatkan penurunan harga jual material bekas.

Selain permintaan global, faktor geopolitik dan kebijakan energi juga memengaruhi produksi aluminium primer. Karena proses peleburan aluminium membutuhkan energi yang sangat besar, kenaikan harga gas alam atau listrik di negara produsen utama dapat membatasi pasokan primer, sehingga secara tidak langsung meningkatkan nilai relatif aluminium rongsokan yang menjadi alternatif lebih hemat energi.

Tips Mendapatkan Harga Aluminium Rongsokan Terbaik

Untuk memaksimalkan nilai jual aluminium rongsokan Anda, beberapa langkah persiapan sangat disarankan. Pertama, pisahkan dan bersihkan material sebanyak mungkin. Menghilangkan kotoran besar, cat tebal, atau material non-aluminium lainnya dapat menaikkan kelas material Anda secara signifikan. Jika Anda menjual dalam jumlah besar, pastikan Anda memiliki timbangan yang terkalibrasi untuk menghindari potensi selisih hitungan dengan pembeli.

Kedua, bandingkan penawaran dari beberapa pengepul atau pabrik peleburan. Setiap pembeli mungkin memiliki standar grading yang sedikit berbeda, yang dapat memengaruhi penawaran harga akhir mereka. Pahami secara spesifik jenis aluminium yang Anda miliki (misalnya, apakah itu T6 alloy atau ADC12) karena ini akan memengaruhi valuasi teknisnya.

Ketiga, perhatikan waktu penjualan. Meskipun sulit diprediksi, menjual saat ada indikasi kenaikan harga LME atau saat pabrik lokal melaporkan peningkatan kapasitas produksi dapat memberikan keuntungan temporer.

Masa Depan Aluminium Rongsokan

Mengingat komitmen global terhadap keberlanjutan (sustainability), masa depan aluminium rongsokan sangat cerah. Daur ulang aluminium hanya membutuhkan sekitar 5% energi dibandingkan dengan produksi primer dari bauksit. Oleh karena itu, insentif untuk mengumpulkan dan memproses aluminium bekas akan terus meningkat, baik dari sisi regulasi pemerintah maupun kesadaran lingkungan perusahaan. Kualitas pemilahan dan pemrosesan di tingkat hulu akan menjadi penentu utama harga premium di tahun-tahun mendatang.

🏠 Homepage