Dalam lautan hikmah dan petunjuk yang terbentang dalam Al-Qur'an, terdapat nama-nama individu yang diabadikan karena peran penting dan pengaruh spiritual mereka. Salah satu nama yang muncul dengan kekhususan adalah Imran. Kisah Imran dalam Al-Qur'an bukan sekadar catatan sejarah, melainkan pelajaran moral dan spiritual yang mendalam bagi umat manusia. Al-Qur'an, kitab suci umat Islam, menyebutkan nama Imran dalam konteks yang mulia, menjadikannya figur ayah dari Maryam (Maria), ibu dari Nabi Isa Al-Masih (Yesus Kristus).
Imran disebutkan dalam beberapa ayat Al-Qur'an, terutama dalam Surah Ali 'Imran (Keluarga Imran). Nama ini merujuk pada seorang pria saleh dari Bani Israil yang memiliki keluarga yang diberkahi. Kisah keluarganya menjadi salah satu contoh paling menonjol tentang kesungguhan, ketakwaan, dan pengabdian kepada Allah SWT. Al-Qur'an tidak hanya menyebutkan namanya, tetapi juga menyoroti komitmennya dalam mendidik dan membesarkan anak-anaknya di jalan kebenaran.
Ayat-ayat yang berkaitan dengan keluarga Imran, terutama surat Ali 'Imran, menegaskan pentingnya doa, niat yang tulus, dan penyerahan diri sepenuhnya kepada kehendak Allah. Kisah ini sering dijadikan teladan bagi para orang tua dalam mendidik anak-anak mereka agar menjadi pribadi yang taat, berbakti, dan membawa manfaat bagi umat. Komitmen keluarga Imran dalam mendedikasikan keturunan mereka untuk beribadah di Baitul Maqdis (Yerusalem) menunjukkan tingkat keimanan dan pengorbanan yang luar biasa.
Puncak dari kisah keluarga Imran adalah kelahiran dan kehidupan Siti Maryam. Al-Qur'an menggambarkan bagaimana istri Imran, yang sering diidentifikasi sebagai Hannah binti Faqudh dalam tradisi Islam, berdoa dengan sungguh-sungguh memohon seorang anak. Niatnya yang tulus adalah untuk mendedikasikan anak yang dikaruniakan kepadanya untuk melayani di tempat suci. Doa ini terkabulkan dengan lahirnya Maryam, seorang wanita yang dipilih dan disucikan oleh Allah SWT.
Peran Imran sebagai ayah, meskipun tidak diceritakan secara rinci bagaimana ia mendidik Maryam secara langsung karena ia wafat sebelum Maryam lahir, adalah dalam doa dan niat tulus istrinya yang merupakan cerminan dari nilai-nilai yang ditanamkan dalam keluarga tersebut. Kehidupan Maryam yang suci, kesabarannya dalam menghadapi cobaan, dan kehamilannya yang ajaib sebagai ibu dari Nabi Isa, adalah bukti nyata keberkahan dari keluarga yang saleh. Al-Qur'an mengabadikan kisah ini untuk menunjukkan bahwa ketakwaan dan pengabdian kepada Allah akan membuahkan hasil yang luar biasa, bahkan di luar nalar manusia.
Ada beberapa pelajaran penting yang dapat diambil dari penyebutan Imran dalam Al-Qur'an dan kisah keluarganya:
Dengan demikian, penyebutan nama Imran dalam Al-Qur'an, meskipun singkat, memiliki makna yang sangat besar. Ia mewakili sebuah keluarga yang menjadi simbol kesalehan, pengabdian, dan keberkahan ilahi. Kisah ini terus menginspirasi umat Islam untuk meneladani nilai-nilai kebaikan, doa yang tekun, dan pendidikan anak-anak dalam lingkungan yang religius, demi meraih keridaan Allah SWT.