Agar-agar, bahan pangan yang identik dengan hidangan penutup yang kenyal dan menyegarkan, sejatinya berasal dari kekayaan laut. Lebih spesifik lagi, agar-agar diproduksi dari ekstrak rumput laut, yang dalam terminologi ilmiah dikenal sebagai alga. Alga merah adalah sumber utama dari polisakarida yang menghasilkan sifat gel pada agar-agar. Artikel ini akan mengupas tuntas mengenai jenis-jenis alga yang berperan penting dalam menghasilkan agar-agar yang kita nikmati sehari-hari.
Agar-agar tidak ditemukan dalam bentuk jadi di laut. Ia adalah hasil dari proses ekstraksi yang kompleks dari dinding sel alga merah. Di dalam sel-sel alga merah ini terkandung senyawa polisakarida yang disebut agarosa dan agaropektin. Ketika dipanaskan dalam air dan kemudian didinginkan, campuran ini membentuk gel yang stabil. Sifat inilah yang menjadikan agar-agar sebagai bahan pengental, penstabil, dan pembentuk gel yang sangat populer di industri makanan, farmasi, hingga laboratorium bioteknologi.
Meskipun banyak jenis alga merah yang berpotensi menghasilkan agar, hanya beberapa spesies yang secara komersial dibudidayakan dan dieksploitasi untuk tujuan ini. Spesies-spesies ini umumnya memiliki kandungan agarosa yang tinggi dan kualitas gel yang baik. Berikut adalah beberapa jenis alga merah yang paling umum digunakan:
Spesies dari genus Gracilaria adalah salah satu sumber agar-agar yang paling dominan di dunia. Alga ini memiliki berbagai spesies, seperti Gracilaria verrucosa, Gracilaria corticata, dan Gracilaria fisheri. Gracilaria dapat ditemukan di perairan dangkal di seluruh dunia, baik di laut maupun di lingkungan payau. Keunggulan Gracilaria adalah kemampuannya untuk dibudidayakan secara intensif, baik menggunakan metode budidaya tradisional di tambak maupun metode budidaya laut seperti longline system. Kandungan agarosa pada Gracilaria bervariasi tergantung pada spesies, lokasi geografis, musim, dan kondisi lingkungan, namun secara umum memberikan kualitas agar yang baik dengan kekuatan gel yang memadai.
Genus Gelidium, yang mencakup spesies seperti Gelidium amansii dan Gelidium robustum, juga merupakan sumber agar-agar berkualitas tinggi. Agar yang dihasilkan dari Gelidium dikenal memiliki kekuatan gel yang lebih tinggi dan kejernihan yang lebih baik dibandingkan dengan agar dari Gracilaria. Hal ini menjadikannya pilihan utama untuk aplikasi yang membutuhkan kualitas agar superior, seperti dalam media pertumbuhan mikroorganisme di laboratorium atau untuk produk makanan premium. Namun, Gelidium cenderung tumbuh lebih lambat dan lebih sulit dibudidayakan secara komersial dibandingkan Gracilaria, sehingga pasokannya sering kali lebih terbatas dan harganya lebih mahal.
Spesies dalam genus Pterocladia, seperti Pterocladia capillacea, juga dimanfaatkan sebagai sumber agar-agar. Kualitas agar yang dihasilkan oleh Pterocladia umumnya setara dengan Gelidium, menawarkan kekuatan gel yang baik. Namun, ketersediaan Pterocladia sebagai bahan baku komersial agar-agar masih lebih sedikit dibandingkan kedua genus sebelumnya. Alga ini sering ditemukan menempel pada substrat keras di daerah intertidal dan subtidal.
Perjalanan alga merah menjadi agar-agar melibatkan beberapa tahapan penting:
Selain menjadi bahan utama dalam berbagai hidangan penutup seperti puding, jelly, dan es campur, agar-agar memiliki beragam kegunaan lain:
Dengan demikian, jenis-jenis alga merah seperti Gracilaria dan Gelidium bukan hanya organisme laut biasa, melainkan sumber daya alam yang sangat berharga. Peran mereka dalam menyediakan agar-agar menjadikannya kontributor penting bagi industri pangan, ilmiah, dan berbagai sektor lainnya di seluruh dunia.