Juz Amma adalah bagian terakhir dari Al-Qur'an, yang dimulai dari Surah An-Naba (Surah ke-78) hingga Surah An-Nas (Surah ke-114). Juz ini dikenal karena kebanyakan suratnya terdiri dari ayat-ayat pendek yang mudah dihafal dan sering kali menjadi bacaan utama dalam salat sehari-hari, terutama bagi umat Islam yang baru belajar membaca Al-Qur'an.
Di antara surat-surat pendek yang sangat penting dalam Juz Amma adalah tiga surat terakhir yang sering disebut sebagai Al-Mu'awwidzatain (dua surat pelindung) ditambah Surah Al-Ikhlas. Surat penutup dari Juz Amma, dan penutup dari seluruh Al-Qur'an, adalah Surat An-Nas.
Surat An-Nas memiliki kedudukan yang sangat istimewa. Surat ini turun untuk memberikan perlindungan kepada Rasulullah SAW dari gangguan dan bisikan jahat, baik dari kalangan jin maupun manusia. Oleh karena itu, mempelajari dan mengamalkan surat ini adalah kunci utama untuk memohon perlindungan ilahi.
Surah An-Nas terdiri dari 6 ayat. Berikut adalah teks Arab, transliterasi, dan terjemahannya:
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
1. Katakanlah, "Aku berlindung kepada Tuhan (pemelihara) manusia."
2. Raja (pemilik) manusia.
3. Sembahan (pujian) manusia.
4. Dari kejahatan (bisikan) setan yang tersembunyi,
5. yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia,
6. dari (golongan) jin dan manusia."
Surat An-Nas adalah doa perlindungan yang komprehensif. Ia mencakup tiga tingkatan perlindungan yang diakui oleh Islam. Untuk memahami keutamaan surat ini, kita perlu merenungkan setiap ayat:
Tiga ayat pertama ini menetapkan siapa yang menjadi tujuan permohonan perlindungan kita:
Dengan menyebut ketiga sifat agung ini (Rububiyyah, Malikiyyah, dan Uluhiyyah), kita menegaskan bahwa hanya Allah yang memiliki otoritas penuh untuk melindungi kita dari segala marabahaya.
Setelah memuji dan berlindung kepada Allah, ayat selanjutnya mengidentifikasi musuh utama yang harus kita hindari:
Al-Waswaas Al-Khannas: Ini merujuk kepada bisikan jahat yang bersifat sembunyi-sembunyi (waswas) dan menarik diri ketika mengingat Allah (khannas). Setan sangat ahli dalam membuat kejahatan terlihat indah dan menjauhkan kita dari ketaatan dengan cara yang sangat halus.
Ayat kelima menjelaskan lokus serangan bisikan setan, yaitu "di dalam dada manusia" (shudur an-naas). Dada adalah pusat akal dan perasaan, tempat niat-niat baik seringkali digerogoti keraguan dan godaan.
Ayat terakhir menegaskan bahwa sumber waswas ini bisa datang dari dua entitas: Jin dan Manusia. Ini menunjukkan bahwa ancaman kejahatan tidak hanya datang dari alam gaib (jin/syaitan), tetapi juga dari sesama manusia yang hatinya telah dikuasai keburukan.
Surat An-Nas, bersama dengan Al-Falaq dan Al-Ikhlas, sangat dianjurkan untuk dibaca setiap pagi dan petang, serta sebelum tidur. Rasulullah SAW mengajarkan bahwa membacanya tiga kali setelah salat Subuh dan Maghrib menjadi perisai yang sempurna. Keistiqamahan dalam membaca surat ini adalah wujud nyata dari ketakwaan dan kesadaran bahwa manusia adalah makhluk yang lemah tanpa pertolongan Allah SWT dalam menghadapi tipu daya musuh yang tak terlihat.