Kitab Keluaran, atau dalam bahasa Ibrani disebut Shemot yang berarti "nama-nama", merupakan kitab kedua dalam Taurat atau Pentateukh, yang juga menjadi bagian penting dari Perjanjian Lama dalam Alkitab Kristen. Kitab ini menceritakan kisah monumental bangsa Israel, dari perbudakan mereka di Mesir hingga perjalanan mereka menuju tanah perjanjian, di bawah pimpinan Musa. Lebih dari sekadar narasi sejarah, Kitab Keluaran mengandung makna teologis yang mendalam, termasuk pemahaman tentang kehendak Tuhan, keadilan, belas kasihan, dan pembentukan identitas umat pilihan-Nya.
Kisah dalam Kitab Keluaran dimulai dengan gambaran bangsa Israel yang semakin bertambah banyak di Mesir. Generasi baru yang tidak mengenal Yusuf, pemimpin yang pernah menyelamatkan Mesir dari kelaparan, mulai melihat mereka sebagai ancaman. Firaun baru bangkit yang tidak peduli pada jasa-jasa Yusuf dan mulai menindas bangsa Israel dengan kerja paksa yang brutal. Mereka dijadikan budak, dipaksa membangun kota-kota penyimpanan seperti Pithom dan Raamses di bawah pengawasan yang kejam. Penderitaan mereka begitu dalam, menyentuh hati Tuhan yang mendengar rintihan mereka.
Dalam momen krusial inilah, Tuhan memilih Musa untuk menjadi alat-Nya dalam membebaskan umat-Nya. Musa, yang sebelumnya diasingkan dan dibesarkan di istana Firaun, dipanggil oleh Tuhan melalui semak duri yang menyala namun tidak terbakar. Di sinilah Tuhan menyatakan nama-Nya, Yahweh, dan mengutus Musa untuk kembali ke Mesir dan menuntut agar Firaun membiarkan umat Israel pergi.
Penolakan Firaun untuk membebaskan bangsa Israel memicu serangkaian tulah yang dahsyat menimpa Mesir. Sepuluh tulah ini bukan sekadar bencana alam, melainkan demonstrasi kekuasaan mutlak Tuhan atas segala kekuatan di Mesir, termasuk para dewa-dewa Mesir sendiri. Mulai dari air Nil yang berubah menjadi darah, munculnya katak, lalat puyuh, penyakit pada ternak, barah, hujan batu, belalang, kegelapan yang dapat diraba, hingga yang paling mengerikan, kematian anak sulung di Mesir. Setiap tulah semakin memperlihatkan keteguhan hati Firaun dan kebesaran kuasa Tuhan. Akhirnya, setelah tulah kesepuluh, Firaun mengalah dan membiarkan bangsa Israel pergi.
Pembebasan ini berlanjut dengan peristiwa luar biasa di Laut Merah. Ketika bangsa Israel dikejar oleh pasukan Firaun yang menyesal, Tuhan membuka Laut Merah bagi mereka untuk melintas di tanah kering. Namun, ketika pasukan Mesir mencoba mengejar, air menutup kembali dan menenggelamkan mereka semua. Peristiwa ini menjadi simbol pembebasan total dan kemenangan atas musuh.
"Dan TUHAN berfirman kepada Musa: "Mengapa engkau berseru-seru kepada-Ku? Katakanlah kepada orang Israel, supaya mereka maju." (Keluaran 14:15)
Setelah melintasi Laut Merah, perjalanan bangsa Israel di padang gurun dimulai. Perjalanan ini tidak selalu mulus. Mereka menghadapi tantangan kelaparan, kehausan, dan keraguan. Namun, Tuhan terus menunjukkan pemeliharaan-Nya melalui manna dari langit, air yang keluar dari batu, dan petunjuk arah melalui tiang awan di siang hari dan tiang api di malam hari.
Puncak dari perjalanan ini adalah kedatangan bangsa Israel di Gunung Sinai. Di sinilah Tuhan membuat perjanjian dengan umat pilihan-Nya. Melalui Musa, Tuhan memberikan Sepuluh Perintah Allah (Dekalog) dan berbagai hukum serta peraturan lainnya yang dikenal sebagai hukum Taurat. Hukum-hukum ini dirancang untuk mengatur kehidupan sosial, moral, dan spiritual bangsa Israel, serta untuk membedakan mereka dari bangsa-bangsa lain dan menjadikan mereka umat yang kudus bagi Tuhan.
Tuhan juga memerintahkan pembangunan Kemah Suci (Tabernakel), sebuah tempat ibadah bergerak yang mencerminkan kehadiran Tuhan di tengah-tengah umat-Nya. Rencana rinci untuk pembangunan Kemah Suci, termasuk tabut perjanjian, kaki pelita, meja roti sajian, mezbah korban bakaran, dan tabir-tabirnya, mendominasi sebagian besar bagian akhir kitab ini. Ini menunjukkan betapa pentingnya ibadah dan hubungan yang kudus dengan Tuhan.
Kitab Keluaran mengajarkan beberapa kebenaran fundamental. Pertama, tentang kedaulatan Tuhan yang tak tertandingi atas sejarah dan segala ciptaan. Kedua, tentang kesetiaan Tuhan pada janji-Nya kepada para leluhur, Abraham, Ishak, dan Yakub. Ketiga, tentang pentingnya ketaatan dan iman dalam menghadapi pencobaan. Keempat, tentang sifat Allah yang kudus dan tuntutan-Nya untuk hidup kudus. Dan yang terpenting, Kitab Keluaran menjadi fondasi bagi seluruh perjanjian antara Tuhan dan Israel, serta menjadi nubuat dan gambaran akan kedatangan Mesias yang akan membebaskan umat manusia dari perbudakan dosa. Mempelajari Kitab Keluaran membuka pemahaman yang lebih dalam tentang karakter Allah dan rencana penebusan-Nya.