Dalam khazanah kekayaan spiritual umat beragama, Kitab Suci memegang peranan sentral sebagai panduan, sumber inspirasi, dan fondasi kepercayaan. Bagi penganut agama Kristen, Alkitab merupakan kitab suci yang terbagi menjadi dua bagian utama: Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Kedua bagian ini, meskipun memiliki latar belakang waktu dan gaya penulisan yang berbeda, saling melengkapi dan memberikan gambaran utuh tentang rencana penebusan Allah bagi manusia.
Perjanjian Lama, yang juga dikenal sebagai Tanakh dalam tradisi Yahudi, merupakan bagian yang lebih tua dari Alkitab. Kitab-kitab ini menceritakan sejarah penciptaan, kejatuhan manusia, panggilan Abraham, pembentukan bangsa Israel, hukum-hukum Allah, serta kisah para nabi dan raja. Perjanjian Lama didominasi oleh narasi tentang hubungan Allah dengan umat pilihan-Nya, Israel. Di dalamnya terdapat berbagai genre sastra, mulai dari kitab sejarah, kitab hukum (Taurat), kitab hikmat, hingga kitab nubuat.
Kitab-kitab seperti Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan, dan Ulangan (Taurat) meletakkan dasar hukum dan tata cara hidup bagi bangsa Israel. Kitab-kitab sejarah seperti Yosua, Hakim-hakim, Samuel, dan Raja-raja mencatat perjalanan bangsa Israel di tanah perjanjian. Kitab-kitab hikmat seperti Ayub, Mazmur, Amsal, Pengkhotbah, dan Kidung Agung menawarkan refleksi mendalam tentang kehidupan, kebijaksanaan, dan hubungan manusia dengan Allah. Sementara itu, kitab-kitab nabi seperti Yesaya, Yeremia, Yehezkiel, dan Daniel menyampaikan firman Allah, seruan pertobatan, serta nubuat-nubuat tentang masa depan, termasuk kedatangan seorang Mesias.
Salah satu tema sentral dalam Perjanjian Lama adalah konsep perjanjian (covenant) antara Allah dan umat-Nya. Perjanjian ini menunjukkan kesetiaan Allah meskipun umat-Nya seringkali tidak setia. Perjanjian Lama juga penuh dengan gambaran dan bayangan tentang kedatangan Mesias, Sang Juruselamat yang dijanjikan, yang akan menebus dosa manusia dan memulihkan hubungan yang rusak antara Allah dan ciptaan-Nya.
Perjanjian Baru merupakan kelanjutan dan penggenapan dari apa yang telah dinubuatkan dan dijanjikan dalam Perjanjian Lama. Bagian ini berfokus pada kehidupan, pelayanan, kematian, dan kebangkitan Yesus Kristus, yang diyakini oleh umat Kristen sebagai Mesias yang dijanjikan. Perjanjian Baru ditulis dalam bahasa Yunani Koine dan terdiri dari Injil, Kisah Para Rasul, Surat-surat (Epistola), dan Kitab Wahyu.
Empat Injil – Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes – memberikan kesaksian tentang siapa Yesus itu, apa yang Dia ajarkan, mukjizat-mukjizat yang Dia lakukan, serta kematian dan kebangkitan-Nya. Masing-masing Injil menawarkan perspektif unik, namun secara keseluruhan mereka meneguhkan keilahian Yesus dan peran-Nya sebagai Juru Selamat dunia.
Kitab Kisah Para Rasul menceritakan kelanjutan karya Yesus melalui Roh Kudus, yang turun kepada para rasul. Kitab ini mencatat penyebaran Injil ke berbagai penjuru dunia dan pembentukan gereja mula-mula. Setelah itu, terdapat serangkaian surat yang ditulis oleh para rasul seperti Paulus, Petrus, Yakobus, Yohanes, dan Yudas. Surat-surat ini ditujukan kepada jemaat-jemaat tertentu atau individu, memberikan pengajaran doktrinal, nasihat praktis tentang kehidupan Kristen, serta dorongan dalam menghadapi berbagai tantangan.
Bagian terakhir, Kitab Wahyu, adalah kitab nubuat yang menggambarkan peristiwa-peristiwa akhir zaman, kemenangan Allah atas kejahatan, dan pendirian Kerajaan Allah yang kekal. Meskipun seringkali dianggap sulit dipahami, Kitab Wahyu memberikan harapan besar akan pemulihan segala sesuatu.
Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru tidak dapat dipisahkan. Perjanjian Lama menjadi 'bayangan' dan 'persiapan' bagi kedatangan Kristus, sementara Perjanjian Baru adalah 'penggenapan' dan 'realisasi' dari janji-janji Allah. Hukum-hukum dalam Perjanjian Lama, misalnya, menunjukkan ketidakmampuan manusia untuk mencapai kesucian ilahi dan kebutuhan akan kasih karunia yang hanya dapat ditemukan dalam Kristus. Nubuat-nubuat tentang Mesias dalam Perjanjian Lama menemukan penjelmaan sempurna dalam Yesus Kristus.
Mempelajari kedua perjanjian ini memberikan pemahaman yang lebih kaya dan mendalam tentang karakter Allah, rencana penebusan-Nya, serta bagaimana umat manusia seharusnya hidup sebagai respons terhadap kasih dan anugerah-Nya. Perjanjian Lama mengajarkan tentang keadilan, kekudusan, dan kesetiaan Allah, sedangkan Perjanjian Baru mengungkapkan kasih, pengampunan, dan keselamatan yang Ia tawarkan melalui Kristus. Keduanya adalah sumber kebenaran ilahi yang terus menerus menginspirasi jutaan orang di seluruh dunia untuk mencari dan hidup dalam hubungan yang lebih dalam dengan Pencipta mereka.