Alergi air, atau aquagenic urticaria, adalah kondisi langka namun sangat mengganggu yang menyebabkan reaksi kulit seperti gatal, kemerahan, dan bentol setiap kali kulit bersentuhan dengan air, terlepas dari suhu atau sumbernya. Bagi penderitanya, aktivitas sederhana seperti mandi, berkeringat, atau bahkan menangis bisa menjadi pengalaman yang menyakitkan. Memahami cara mengatasi dan mencegah gejala alergi air adalah kunci untuk meningkatkan kualitas hidup.
Meskipun disebut alergi air, penyebab pasti dari kondisi ini belum sepenuhnya dipahami. Teori yang paling umum menyatakan bahwa air yang bersentuhan dengan kulit memicu pelepasan histamin dari sel mast di kulit, menyebabkan reaksi alergi. Ini berbeda dengan reaksi alergi pada umumnya yang dipicu oleh zat asing seperti serbuk sari atau makanan.
Gejala biasanya muncul dalam beberapa menit setelah kontak dengan air dan dapat bertahan selama 30 hingga 90 menit. Tingkat keparahan gejala bervariasi antar individu, mulai dari rasa gatal ringan hingga bentol yang menyakitkan. Dalam kasus yang jarang terjadi, reaksi yang lebih parah seperti sesak napas bisa muncul jika air masuk ke saluran pernapasan.
Karena alergi air bersifat kronis dan belum ada obat yang benar-benar menyembuhkannya, fokus pengobatan adalah untuk mengelola gejala dan mengurangi keparahan reaksi. Beberapa pilihan obat alergi air yang umum direkomendasikan oleh dokter meliputi:
Antihistamin adalah lini pertahanan pertama dalam mengelola gejala alergi air. Obat ini bekerja dengan menghalangi efek histamin, zat kimia yang dilepaskan tubuh saat terjadi reaksi alergi. Antihistamin generasi pertama seperti diphenhydramine (Benadryl) mungkin efektif, tetapi seringkali menyebabkan kantuk. Antihistamin generasi kedua yang tidak menyebabkan kantuk seperti cetirizine (Zyrtec), loratadine (Claritin), atau fexofenadine (Allegra) seringkali menjadi pilihan yang lebih disukai untuk penggunaan jangka panjang.
Dalam beberapa kasus, dokter mungkin meresepkan dosis antihistamin yang lebih tinggi atau kombinasi beberapa jenis antihistamin untuk mendapatkan kontrol gejala yang optimal.
Krim atau salep kortikosteroid dapat membantu mengurangi peradangan dan gatal pada kulit yang terkena. Obat ini biasanya dioleskan langsung ke area kulit yang bereaksi. Namun, penggunaan jangka panjang kortikosteroid topikal harus diawasi oleh dokter karena dapat menyebabkan efek samping seperti penipisan kulit.
Jika antihistamin dan kortikosteroid tidak cukup efektif, dokter mungkin mempertimbangkan pilihan pengobatan lain, termasuk:
Selain obat-obatan, beberapa langkah pencegahan dan pengelolaan mandiri dapat sangat membantu penderita alergi air:
Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami gejala yang dicurigai sebagai alergi air, sangat penting untuk berkonsultasi dengan dokter atau spesialis kulit. Diagnosis yang tepat diperlukan untuk membedakan alergi air dari kondisi kulit lainnya dan untuk mendapatkan rencana pengobatan yang paling sesuai. Jangan pernah mengonsumsi obat tanpa resep atau saran dari tenaga medis profesional.
Mengelola alergi air memang menantang, namun dengan pemahaman yang tepat tentang pilihan obat alergi air, strategi pencegahan, dan perawatan yang konsisten di bawah bimbingan dokter, penderita dapat menemukan cara untuk hidup lebih nyaman dan mengurangi dampak kondisi langka ini pada kehidupan sehari-hari.