Pemasangan rangka atap baja ringan telah menjadi standar baru dalam industri konstruksi, menggantikan material konvensional seperti kayu dan baja berat. Transformasi ini didorong oleh tuntutan efisiensi, durabilitas jangka panjang, dan kemampuan material ini untuk menyediakan struktur atap yang kuat namun ringan. Baja ringan, atau Cold Formed Steel (CFS), menawarkan solusi anti-rayap, tahan api, dan minim perawatan, menjadikannya pilihan investasi struktural yang cerdas.
Proses pemasangan rangka atap baja ringan memerlukan perhitungan yang sangat detail dan pelaksanaan yang presisi. Tidak seperti kayu yang bisa disesuaikan di lokasi, baja ringan harus dipotong dan dirakit sesuai dengan desain struktur yang telah dianalisis. Kegagalan dalam perencanaan atau pelaksanaan, sekecil apapun, dapat mengurangi integritas struktural atap secara keseluruhan, terutama dalam menghadapi beban angin kencang, beban hidup (pekerja), dan beban mati (genteng dan plafon).
Artikel ini akan mengupas tuntas setiap aspek pemasangan, mulai dari spesifikasi material yang digunakan, perhitungan beban struktural yang wajib dipatuhi, tahapan persiapan lapangan, hingga detail pemasangan kuda-kuda (truss), reng, dan sistem pengaku (bracing) yang menjamin stabilitas struktur atap. Pemahaman mendalam mengenai standar pemasangan rangka atap baja ringan adalah kunci untuk memastikan proyek konstruksi berjalan aman, efisien, dan menghasilkan atap yang kokoh.
Keberhasilan pemasangan rangka atap baja ringan sangat bergantung pada kualitas dan spesifikasi material yang digunakan. Standar yang diakui secara internasional dan nasional mensyaratkan penggunaan baja dengan kekuatan tarik minimum yang tinggi, yang dikenal sebagai G550. Angka 550 merujuk pada kekuatan leleh minimum (Yield Strength) sebesar 550 MPa (Mega Pascal).
Baja ringan G550 memiliki kekuatan yang jauh melampaui baja struktural biasa. Kekuatan tarik yang tinggi ini memungkinkan baja ringan memiliki profil yang sangat tipis (biasanya antara 0.65 mm hingga 1.0 mm) namun mampu menahan tegangan yang besar. Penggunaan baja G550 sangat krusial, terutama pada elemen struktur utama seperti top chord (batang atas), bottom chord (batang bawah), dan web member (batang diagonal) pada kuda-kuda, karena bagian inilah yang menanggung beban kompresi dan tarik tertinggi.
Karena sifatnya yang tipis, baja ringan harus dilindungi secara maksimal dari korosi. Dua jenis lapisan pelindung utama yang digunakan adalah:
Spesifikasi lapisan pelindung dinyatakan dalam satuan gram per meter persegi (g/m²), misalnya AZ100 atau AZ150. Untuk lingkungan yang sangat korosif atau proyek jangka panjang, AZ150 sangat dianjurkan. Pemasangan rangka atap baja ringan tanpa memperhatikan spesifikasi coating yang memadai dapat memperpendek usia struktur secara drastis.
Profil baja ringan yang paling umum digunakan adalah profil C (C-channel) dengan berbagai dimensi, biasanya 75x75 mm atau 75x100 mm. Penentuan ketebalan sangat penting dan harus didasarkan pada hasil perhitungan struktural:
Penggunaan ketebalan yang tidak sesuai atau mengurangi spesifikasi material yang sudah ditentukan dalam gambar rencana adalah praktik yang sangat berisiko dan melanggar standar keselamatan konstruksi.
Tahap perencanaan adalah fondasi terpenting dalam pemasangan rangka atap baja ringan. Rangkaian perhitungan ini harus dilakukan oleh insinyur sipil atau ahli struktur bersertifikat, menggunakan perangkat lunak analisis struktur khusus, sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) terkait beban minimum untuk perancangan bangunan gedung dan struktur lainnya.
Setiap desain rangka atap harus mempertimbangkan empat jenis beban utama yang akan diterima struktur selama masa pakainya:
Perhitungan yang cermat memastikan bahwa kuda-kuda yang dirancang tidak akan mengalami lendutan (defleksi) berlebihan, terutama pada bentang panjang, dan mampu mendistribusikan beban secara aman ke ring balok dan kolom di bawahnya.
Jarak antara kuda-kuda baja ringan (truss spacing) adalah variabel kunci yang dipengaruhi langsung oleh hasil analisis beban. Meskipun jarak umum yang sering digunakan adalah 1.0 meter hingga 1.2 meter, jarak ini tidak boleh melebihi batas yang disarankan oleh perhitungan struktural.
Kelebihan jarak antar kuda-kuda dapat menyebabkan elemen reng mengalami tegangan berlebihan atau kegagalan struktural, serta menyebabkan lendutan pada genteng.
Kekuatan rangka atap baja ringan terletak pada sambungannya. Sambungan pada kuda-kuda tidak boleh dilakukan dengan pengelasan (las), karena panas las dapat merusak lapisan anti-korosi (coating) dan mengubah sifat mekanis baja G550 (membuatnya rapuh). Oleh karena itu, semua sambungan harus menggunakan sekrup khusus self-drilling, self-tapping screw (SDSS).
Minimum tiga hingga empat sekrup per sambungan adalah standar, tergantung pada besarnya gaya yang bekerja pada titik tersebut. Jenis sekrup, termasuk diameter dan panjangnya, harus disesuaikan dengan ketebalan profil yang disambungkan. Kegagalan dalam menggunakan jumlah sekrup yang memadai adalah salah satu penyebab utama kegagalan rangka baja ringan.
Sebelum memulai pemasangan rangka atap baja ringan, serangkaian persiapan harus dilakukan untuk menjamin keamanan, kecepatan, dan akurasi instalasi.
Rangka atap baja ringan akan bertumpu pada ring balok di sepanjang perimeter dinding. Ring balok harus kuat dan rata:
Kuda-kuda baja ringan tidak boleh diletakkan langsung di atas ring balok tanpa pengikat. Pengikat ini biasanya berupa pelat baja L (L-bracket) atau base plate yang diamankan ke ring balok menggunakan angkur atau dynabolt. Dalam beberapa kasus struktural berat, digunakan chemical anchor untuk daya cengkeram yang lebih kuat ke beton.
Pelat tumpuan harus diposisikan dan ditandai (marking) dengan sangat akurat sesuai jarak kuda-kuda yang telah direncanakan (misalnya setiap 1.2 meter). Jarak pelat tumpuan harus konsisten untuk menjamin distribusi beban yang merata.
Alat yang dibutuhkan berbeda dari pemasangan rangka kayu. Alat-alat penting meliputi:
Pemasangan rangka atap baja ringan, terutama pada ketinggian, memiliki risiko tinggi. Standar K3 harus dipatuhi secara ketat:
Kuda-kuda baja ringan biasanya sudah dirakit sebagian (pre-fabricated) di bengkel berdasarkan gambar shop drawing, namun seringkali dirakit penuh di lokasi kerja jika dimensinya terlalu besar untuk diangkut. Proses pemasangan harus mengikuti urutan yang logis dan terkontrol.
Kuda-kuda yang pertama kali dipasang adalah kuda-kuda di bagian tengah (ridge) atau kuda-kuda yang paling dominan. Kuda-kuda ini berfungsi sebagai referensi utama untuk seluruh struktur atap. Kuda-kuda harus diangkat dengan hati-hati untuk menghindari deformasi atau puntiran pada profil. Alat bantu angkat (crane mini atau katrol) mungkin diperlukan untuk kuda-kuda dengan bentang sangat lebar.
Setelah kuda-kuda pertama diposisikan pada titik marking yang telah disiapkan, bagian bawah (bottom chord) dihubungkan ke L-bracket/base plate menggunakan sekrup baja ringan. Penting untuk memastikan kuda-kuda berdiri dalam posisi vertikal sempurna (menggunakan alat sipat datar/plumb bob).
Setelah kuda-kuda tengah terpasang dan dikencangkan, kuda-kuda pada kedua ujung bangunan dipasang. Benang horizontal atau laser level ditarik dari titik puncak (apex) kuda-kuda tengah ke puncak kuda-kuda ujung. Benang ini menjadi panduan untuk memastikan semua kuda-kuda berikutnya memiliki elevasi dan kemiringan (sudut atap) yang seragam.
Kemiringan atap (roof pitch) sangat penting dan telah ditentukan pada tahap desain (misalnya, 30° hingga 40° untuk genteng tanah liat, atau lebih landai untuk genteng metal). Sudut ini harus diverifikasi secara manual menggunakan clinometer atau aplikasi pengukur sudut.
Kuda-kuda berikutnya dipasang sesuai jarak yang telah ditentukan (1.0m hingga 1.2m). Saat setiap kuda-kuda dipasang, ia harus segera diamankan dengan pengaku sementara (temporary bracing). Pengaku sementara ini biasanya menggunakan profil C-channel sisa atau kawat baja (wire rope) yang berfungsi menahan kuda-kuda agar tidak roboh akibat gaya lateral (dorongan samping) sebelum semua elemen permanen terpasang.
Gambar 1. Diagram sederhana elemen kuda-kuda baja ringan (Top Chord, Bottom Chord, Web Member) dan titik-titik sambungan SDSS (merah).
Ikatan angin (wind bracing) atau pengaku horizontal/diagonal adalah elemen struktural yang sering diabaikan, padahal sangat vital dalam mencegah pergerakan lateral (melengkung ke samping) pada seluruh sistem rangka atap. Baja ringan memiliki rasio kekuatan terhadap berat yang tinggi, namun rentan terhadap puntiran jika tidak ada pengaku lateral.
Ikatan angin dipasang secara diagonal di sepanjang bidang atas (top chord) dan terkadang di bidang bawah (bottom chord). Biasanya menggunakan profil C-channel yang lebih tipis atau, pada bentang kecil, menggunakan pelat strip baja. Ikatan ini harus membentang dari ring balok di satu sisi ke ring balok di sisi lainnya, membentuk pola ‘X’ atau diagonal yang kuat. Sambungan ikatan angin ke kuda-kuda harus menggunakan sekrup yang memadai untuk menahan gaya tarik horizontal.
Struktur atap tidak selalu sederhana (atap pelana). Untuk atap perisai (limasan), diperlukan pemasangan jurai (hip rafter) dan nok (ridge). Jurai adalah kuda-kuda diagonal yang menyambungkan sudut bangunan ke puncak nok.
Pemasangan jurai memerlukan pemotongan profil baja ringan dengan sudut miring yang presisi. Jurai akan menanggung beban dari kedua sisi atap, sehingga profil yang digunakan harus memiliki ketebalan yang sama atau lebih tebal dari kuda-kuda utama. Sambungan jurai ke kuda-kuda utama (creeper truss) harus diperkuat dengan pelat baja atau menggunakan minimal 6 sekrup SDSS untuk mencegah kegagalan momen puntir.
Setelah seluruh sistem kuda-kuda dan ikatan angin terpasang dan teruji kekokohannya, tahap selanjutnya dalam pemasangan rangka atap baja ringan adalah instalasi reng, yang berfungsi sebagai tempat menumpu genteng atau penutup atap lainnya.
Jarak antar reng sangat spesifik dan ditentukan oleh jenis penutup atap yang digunakan. Setiap jenis genteng (tanah liat, keramik, beton, atau metal) memiliki panjang efektif (overlap) yang berbeda. Jarak reng harus diukur dengan sangat akurat menggunakan meteran atau mal. Ketidaksesuaian jarak reng hanya beberapa milimeter saja dapat menyebabkan genteng tidak terpasang dengan baik, memicu kebocoran, atau bahkan menyebabkan genteng pecah akibat pemasangan paksa.
Jarak reng (misalnya 30 cm untuk genteng keramik) harus diukur mulai dari puncak atap (nok) ke bawah. Reng pertama yang dipasang di dekat nok biasanya memiliki jarak yang lebih pendek untuk menyesuaikan profil genteng pada bagian ridge.
Reng biasanya menggunakan profil baja ringan berbentuk ‘Top Hat’ atau C-channel yang lebih tipis (0.60 mm – 0.70 mm). Reng disambungkan ke top chord kuda-kuda menggunakan sekrup SDSS. Walaupun reng menanggung beban lokal (genteng), sambungannya harus kuat. Standar umumnya adalah minimal dua sekrup per sambungan reng ke kuda-kuda.
Pada area jurai, reng dipotong dengan sudut yang tepat dan disambungkan ke batang jurai. Pada pinggiran atap (overhang), dipasang batang listplank (fascia board) yang juga terbuat dari baja ringan atau kalsiboard yang dipasang pada rangka baja. Batang ini harus terpasang kuat karena menahan beban listplank dan merupakan titik estetika utama atap.
Untuk rangka atap dengan bentang sangat lebar, diperlukan penguatan tambahan yang disebut lateral tie. Ini adalah batang yang dipasang di antara dua kuda-kuda sejajar (biasanya di bagian bottom chord) untuk mencegah lendutan (sagging) pada bentang panjang dan mengunci stabilitas horizontal.
Selain itu, rangka plafon (ceiling joist) yang terbuat dari baja ringan juga harus dihubungkan dengan kuat ke bottom chord. Rangka plafon tidak hanya menahan beban plafon, tetapi juga memberikan stabilitas lateral pada bottom chord dan memastikan seluruh struktur atap bekerja sebagai kesatuan yang kaku.
Gambar 2. Detail penjangkaran kuda-kuda ke ring balok menggunakan L-Bracket dan angkur.
Pemasangan rangka atap baja ringan memerlukan tingkat ketelitian yang jauh lebih tinggi dibandingkan rangka kayu. Baja ringan bersifat kaku dan tidak dapat mengakomodasi kesalahan yang signifikan. Toleransi yang diizinkan dalam pemasangan harus dijaga seminimal mungkin.
Secara umum, toleransi maksimal yang diizinkan untuk pemasangan rangka atap baja ringan adalah:
Pengecekan ketelitian ini harus dilakukan menggunakan alat ukur presisi (seperti laser level atau theodolite) sebelum material penutup atap dipasang. Jika ditemukan penyimpangan, rangka harus disesuaikan atau dibongkar sebagian untuk koreksi.
Pengencangan sekrup SDSS juga memerlukan perhatian khusus. Sekrup harus dipasang dengan torsi yang tepat. Pemasangan sekrup yang terlalu longgar akan mengurangi kekuatan geser sambungan, sementara sekrup yang terlalu kencang dapat merusak atau ‘mencabik’ profil baja tipis (over-torque).
Pekerja harus memastikan bahwa kepala sekrup terbenam dengan rapi dan rapat di permukaan baja ringan tanpa merusak lapisan coating di sekitar lubang. Penggunaan sekrup yang salah (misalnya sekrup kayu) dilarang keras, karena tidak memiliki kemampuan menahan beban geser tinggi yang diperlukan pada sambungan baja G550.
Pemasangan rangka atap baja ringan juga harus mempertimbangkan integrasinya dengan elemen bangunan lain, khususnya dinding dan plafon. Di area sambungan antara dinding dan atap (jika atap menggunakan parapet), harus ada sambungan fleksibel yang memungkinkan sedikit pergerakan akibat muai-susut termal baja tanpa merusak integritas dinding. Selain itu, harus dipastikan bahwa rangka atap tidak menciptakan jembatan termal yang berlebihan yang dapat meningkatkan suhu di dalam bangunan.
Kekuatan struktural adalah prioritas, namun manajemen air (drainase) adalah prioritas kedua yang menentukan fungsionalitas dan umur bangunan. Rangka baja ringan harus dirancang untuk mendukung sistem drainase yang efektif.
Sudut kemiringan harus sesuai dengan jenis genteng yang digunakan. Jika kemiringan terlalu landai, air hujan akan bergerak lambat, meningkatkan risiko kebocoran, terutama pada sambungan genteng. Jika genteng metal dapat menggunakan kemiringan minimum 5-10 derajat, genteng beton atau keramik biasanya memerlukan minimum 30 derajat untuk memastikan aliran air yang optimal. Rangka baja ringan harus dipotong dan dirakit dengan sudut kemiringan yang tepat (misalnya, 35 derajat) dan tidak boleh bergantung pada kemiringan ring balok.
Overhang (bagian atap yang menggantung di luar dinding) berfungsi melindungi dinding dari hujan dan panas matahari langsung. Overhang pada baja ringan biasanya dirancang menggunakan perpanjangan top chord dan bottom chord (disebut ‘kantilever’).
Panjang kantilever harus diverifikasi secara struktural. Baja ringan G550 memiliki keterbatasan dalam menahan momen puntir pada kantilever panjang. Biasanya, panjang overhang dibatasi hingga maksimal 1.2 – 1.5 meter tanpa penopang tambahan. Jika overhang lebih panjang, dibutuhkan batang penopang diagonal (strut) yang kembali ke ring balok untuk mencegah lenturan.
Rangka baja ringan harus menyediakan tumpuan yang kuat untuk talang air (gutter). Talang air, terutama saat penuh, dapat menanggung beban yang signifikan. Gantungan talang (gutter brackets) harus dipasang dengan kuat pada listplank atau pada ujung reng. Di daerah dengan curah hujan tinggi, penting untuk memastikan bahwa sambungan rangka atap pada bagian atap terendah (eaves) dirancang untuk menahan beban air tambahan yang akan dialirkan oleh talang.
Meskipun baja ringan menawarkan banyak keuntungan, kesalahan pemasangan yang dilakukan oleh tenaga kerja yang kurang terlatih dapat berakibat fatal pada integritas bangunan.
Kesalahan: Memasang kuda-kuda dengan konfigurasi batang (web member) yang berbeda dari desain struktural yang telah dihitung (misalnya, menghilangkan satu batang diagonal). Dampak: Mengubah jalur distribusi beban (load path) pada kuda-kuda, menyebabkan titik-titik tertentu menerima beban berlebihan, dan berpotensi menyebabkan kegagalan tekuk (buckling).
Pencegahan: Setiap elemen kuda-kuda (termasuk panjang dan sudut pemotongan web member) harus identik dengan gambar rencana. Pengawas lapangan harus memverifikasi setiap kuda-kuda sebelum diangkat.
Kesalahan: Menggunakan sekrup dengan spesifikasi yang salah (misalnya, kurang dari 12x20mm), atau menggunakan jumlah sekrup yang kurang dari tiga atau empat pada sambungan kritis (apex, heel joint). Dampak: Sambungan mudah lepas atau bergeser di bawah tekanan angin atau beban kejut (seismic load).
Pencegahan: Selalu gunakan sekrup SDSS dengan kepala heksagonal yang sesuai standar, dan hitung minimum sekrup yang diperlukan berdasarkan gaya aksial pada sambungan tersebut.
Kesalahan: Hanya memasang kuda-kuda utama tanpa memasang ikatan angin (bracing) horizontal dan diagonal. Dampak: Rangka atap tidak memiliki kekakuan lateral, menyebabkan seluruh struktur melintir atau roboh ke samping di bawah beban angin kencang.
Pencegahan: Ikatan angin adalah elemen struktural wajib. Gunakan ikatan angin sesuai standar dengan pola diagonal ‘X’ yang menjangkau seluruh panjang atap.
Kesalahan: Memotong baja ringan menggunakan gerinda potong (cutting wheel) sehingga percikan api membakar lapisan Zincalume di area sekitar potongan. Dampak: Area yang terkena panas akan kehilangan perlindungan korosi, memicu karat lokal yang menyebar cepat.
Pencegahan: Selalu gunakan gunting baja ringan (snips) atau gergaji khusus untuk memotong profil. Jika terpaksa menggunakan gerinda, area yang dipotong harus segera dilapisi dengan cat pelindung berbahan dasar zinc.
Kesalahan: Membuat sambungan atau overlap pada bottom chord di tengah bentang (span) karena kekurangan material. Dampak: Bottom chord (yang menanggung gaya tarik tertinggi) menjadi titik lemah, meningkatkan risiko lendutan dan kegagalan tarik.
Pencegahan: Bottom chord harus sedapat mungkin menggunakan profil utuh. Jika terpaksa disambung, sambungan harus dilakukan di dekat titik tumpuan (di atas ring balok) dan diperkuat dengan pelat penghubung yang diikat menggunakan sekrup SDSS dalam jumlah yang jauh lebih banyak.
Setelah seluruh proses pemasangan rangka atap baja ringan selesai, inspeksi mendetail harus dilakukan sebelum pemasangan genteng dimulai. Inspeksi ini memastikan bahwa semua elemen telah terpasang sesuai standar dan mampu menahan beban yang direncanakan.
Hanya setelah semua poin inspeksi terpenuhi dan disetujui oleh pengawas konstruksi, material penutup atap dapat diangkat dan dipasang. Proses pemasangan genteng harus dimulai dari bagian bawah (eaves) ke atas (ridge) untuk mempertahankan urutan overlap yang benar dan mencegah kebocoran.
Pemasangan rangka atap baja ringan adalah proses yang sangat teknis dan harus dilakukan berdasarkan perhitungan rekayasa struktur yang ketat. Kualitas material (G550, AZ150), ketelitian dalam pengukuran dan pemotongan, serta kepatuhan terhadap detail sambungan (menggunakan sekrup SDSS yang tepat) adalah faktor-faktor kunci yang menentukan umur panjang dan keamanan atap.
Penggunaan baja ringan sebagai elemen struktur atap tidak hanya memberikan keuntungan dari segi efisiensi waktu dan biaya, tetapi yang paling utama adalah memberikan jaminan durabilitas melawan rayap, karat, dan tekanan angin. Memastikan setiap tahapan, mulai dari perencanaan beban hingga pengecekan akhir, dilakukan secara profesional dan sesuai standar yang berlaku, adalah investasi krusial dalam keamanan dan nilai properti bangunan Anda. Konsultasi dan eksekusi oleh tim ahli yang bersertifikat dalam pemasangan rangka atap baja ringan adalah langkah terbaik untuk mencapai hasil yang maksimal dan kokoh.
Tingkat kompleksitas dalam merakit elemen-elemen struktur baja ringan, seperti penyambungan bottom chord ke top chord dengan web member yang berbeda sudutnya di setiap titik, memerlukan keahlian khusus. Setiap batang diagonal dan vertikal (web member) di dalam kuda-kuda baja ringan memainkan peran vital dalam mendistribusikan gaya geser dan gaya aksial yang timbul dari beban atap. Kegagalan dalam merakit satu web member dengan sudut yang salah, bahkan hanya selisih beberapa derajat dari yang direncanakan, dapat menyebabkan peningkatan tegangan signifikan pada sambungan lain yang tidak dirancang untuk menanggung beban tersebut. Oleh karena itu, semua elemen rangka atap baja ringan harus diproduksi dan dirakit dengan menggunakan mesin potong presisi atau jig/mal yang terkalibrasi.
Perhatian khusus harus diberikan pada desain dan instalasi penahan gempa (seismic restraints), terutama di wilayah rawan bencana alam. Meskipun baja ringan mengurangi massa atap, sambungan kuda-kuda ke ring balok harus mampu menahan gaya lateral dan vertikal yang timbul selama peristiwa seismik. Penggunaan chemical anchor yang teruji dan memiliki sertifikasi penahan gempa (misalnya, berstandar ICC-ES) seringkali menjadi keharusan, menggantikan dynabolt konvensional yang mungkin tidak menawarkan ketahanan tarik yang cukup dalam kondisi dinamis.
Dalam konteks perhitungan beban angin, struktur atap baja ringan sangat sensitif terhadap efek hisapan (uplift) yang terjadi di tepi dan sudut atap. Zona tepi dan sudut ini mengalami tekanan angin negatif yang jauh lebih tinggi dibandingkan area tengah atap. Desain struktural harus mencerminkan zonasi ini, seringkali mensyaratkan peningkatan jumlah sekrup, penggunaan pelat penguat (gusset plate), atau profil baja ringan yang lebih tebal di area perimeter atap. Pemasangan reng di area tepi harus lebih rapat dan diikatkan lebih kuat untuk memastikan genteng tidak terlepas saat terjadi badai besar.
Aspek ketahanan api (fire resistance) pada baja ringan juga perlu diperhatikan dalam pemasangan. Walaupun baja ringan tidak terbakar, ia kehilangan kekuatan strukturalnya pada suhu tinggi. Oleh karena itu, di proyek komersial atau bangunan bertingkat, perlindungan rangka baja ringan dari api harus dipertimbangkan, biasanya melalui pemasangan plafon atau material protektif lainnya yang memiliki rating ketahanan api yang sesuai. Untuk bangunan residensial umum, perlindungan ini biasanya sudah memadai dengan adanya plafon gipsum atau kalsiboard standar.
Pada akhirnya, efektivitas sistem rangka atap baja ringan terletak pada integrasi antara proses desain berbasis perangkat lunak analisis (yang mempertimbangkan setiap detail beban dan sambungan) dengan proses instalasi di lapangan yang sangat teliti. Kerjasama antara desainer struktural, produsen material, dan tim instalasi yang bersertifikat adalah kunci utama untuk menjamin bahwa setiap kuda-kuda, setiap reng, dan setiap sekrup telah dipasang pada posisi yang tepat, menjamin atap yang kokoh, tahan lama, dan aman selama puluhan tahun.