Ilustrasi kaligrafi Bismillah dalam bahasa Arab

QS An Nisa Ayat 31: Janji Kebaikan dan Perlindungan Allah

Surat An Nisa, yang berarti "Wanita," merupakan surat Madaniyah yang kaya akan ajaran, hukum, dan nasihat bagi umat Islam. Salah satu ayat yang memiliki makna mendalam dan sering menjadi pegangan adalah Surat An Nisa ayat 31. Ayat ini tidak hanya menjanjikan ampunan dan pahala yang besar bagi orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar, tetapi juga memberikan kabar gembira tentang kebaikan yang akan diterima oleh mereka yang taat.

Teks dan Terjemahan An Nisa Ayat 31

Berikut adalah teks Arab, transliterasi, dan terjemahan dari Surat An Nisa ayat 31:

إِنْ تُبْدُوا خَيْرًا أَوْ تُخْفُوهُ أَوْ تَعْفُوا عَن سُوءٍ فَإِنَّ اللَّهَ كَانَ عَفُوًّا قَدِيرًا

Transliterasi: In tubdoo khayran aw tukhfoohu aw ta'foo 'an soo'in fa innal laaha kaana 'afuwwan qadeeraa.

Terjemahan: Jika kamu melahirkan kebaikan atau menyembunyikannya atau memaafkan kesalahan (orang lain), maka sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Kuasa.

Makna Mendalam dan Penafsiran

Ayat 31 Surat An Nisa ini mengandung beberapa poin penting yang dapat dipetik sebagai panduan hidup:

1. Pentingnya Kebaikan, Baik yang Tampak Maupun Tersembunyi

Allah SWT memerintahkan umat-Nya untuk senantiasa berbuat kebaikan. Kata "khayran" mencakup segala bentuk kebaikan, baik itu sedekah, menolong sesama, berkata jujur, menjaga silaturahmi, dan lain sebagainya. Perintah ini juga menekankan bahwa kebaikan itu nilainya tidak berkurang sedikit pun, baik yang dilakukan secara terang-terangan maupun yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Kebaikan yang dilakukan semata-mata karena Allah, tanpa pamrih dan tanpa ingin dipuji manusia, memiliki nilai yang sangat tinggi di sisi-Nya. Terkadang, kebaikan yang tersembunyi lebih mulia karena terhindar dari sifat riya' (pamer).

2. Keutamaan Memaafkan Kesalahan Orang Lain

Poin krusial lainnya dari ayat ini adalah anjuran untuk memaafkan kesalahan orang lain. "Ta'foo 'an soo'in" berarti memaafkan keburukan atau kesalahan yang dilakukan oleh orang lain. Ini adalah sifat mulia yang sangat dicintai Allah SWT. Dalam kehidupan bermasyarakat, pasti akan ada interaksi antarmanusia yang kadang menimbulkan gesekan, perbedaan pendapat, atau bahkan kesalahan. Alih-alih membalas dendam atau menyimpan dendam, umat Islam dianjurkan untuk memaafkan. Memaafkan bukan berarti meremehkan kesalahan, melainkan sebuah bentuk kebesaran jiwa dan kepatuhan terhadap perintah Allah.

3. Sifat Allah: Maha Pemaaf dan Maha Kuasa

Penutup ayat ini, "fa innal laaha kaana 'afuwwan qadeeraa" (sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Kuasa), adalah penegasan yang luar biasa. Allah SWT memiliki sifat Al-'Afuww (Maha Pemaaf) dan Al-Qadir (Maha Kuasa). Sifat Al-'Afuww ini menunjukkan betapa luasnya ampunan Allah bagi hamba-hamba-Nya yang mau bertaubat dan memperbaiki diri. Sebesar apapun dosa yang dilakukan, jika hamba itu benar-benar menyesal dan memohon ampun, Allah akan mengampuninya. Sementara itu, sifat Al-Qadir menegaskan bahwa Allah mampu melakukan segala sesuatu, termasuk memberikan balasan berlipat ganda bagi kebaikan yang kita lakukan dan mengabulkan permohonan ampun kita.

Relevansi dalam Kehidupan Sehari-hari

Surat An Nisa ayat 31 memiliki relevansi yang sangat kuat dalam kehidupan kita. Di era modern ini, di mana informasi tersebar begitu cepat dan interaksi sosial semakin kompleks, ayat ini mengingatkan kita untuk:

Dengan memahami dan mengamalkan kandungan Surat An Nisa ayat 31, diharapkan kita dapat menjadi pribadi yang lebih baik, senantiasa mendekatkan diri kepada Allah SWT, serta meraih kebaikan di dunia dan akhirat. Ayat ini adalah pengingat abadi bahwa setiap niat baik dan setiap usaha memaafkan adalah investasi berharga yang akan dibalas dengan kebaikan yang berlipat ganda oleh Sang Pencipta.

🏠 Homepage