Radang tenggorokan, atau dalam istilah medis disebut faringitis, adalah kondisi umum yang ditandai dengan rasa nyeri, gatal, atau sensasi terbakar pada area tenggorokan. Meskipun seringkali terasa mengganggu dan dapat mengganggu aktivitas sehari-hari seperti makan dan berbicara, penting untuk memahami bahwa kondisi ini adalah gejala dari masalah yang lebih mendasar. Mengetahui apa saja yang menjadi **radang tenggorokan disebabkan oleh** faktor-faktor utama akan membantu dalam penanganan dan pencegahan yang lebih efektif.
Secara umum, penyebab radang tenggorokan dapat diklasifikasikan menjadi tiga kategori utama: infeksi virus, infeksi bakteri, dan faktor lingkungan atau iritan non-infeksius.
Sebagian besar kasus radang tenggorokan (sekitar 80% hingga 90%) disebabkan oleh infeksi virus. Virus yang paling sering menyerang adalah virus yang juga menyebabkan pilek biasa atau influenza (flu). Virus ini menyebar melalui tetesan udara ketika seseorang yang terinfeksi batuk atau bersin, atau melalui kontak langsung dengan permukaan yang terkontaminasi.
Contoh virus penyebabnya meliputi:
Meskipun lebih jarang dibandingkan virus, infeksi bakteri memerlukan penanganan medis yang lebih serius. Bakteri yang paling umum menyebabkan radang tenggorokan adalah Streptococcus pyogenes (streptokokus Grup A), yang memicu penyakit yang dikenal sebagai radang tenggorokan streptokokus (strep throat).
Radang tenggorokan streptokokus cenderung datang lebih tiba-tiba dan seringkali disertai gejala sistemik seperti demam tinggi, nyeri saat menelan, pembengkakan kelenjar getah bening di leher, dan bintik-bintik putih atau nanah pada amandel. Jika tidak diobati, infeksi bakteri ini berpotensi menyebabkan komplikasi serius seperti demam rematik atau masalah ginjal. Oleh karena itu, diagnosis cepat melalui tes usap tenggorokan sangat penting untuk menentukan apakah diperlukan antibiotik.
Bukan hanya kuman yang menjadi penyebab **radang tenggorokan disebabkan oleh** hal lain. Banyak faktor di lingkungan sekitar kita yang dapat mengiritasi selaput lendir tenggorokan, memicu peradangan kronis atau akut.
Alergi terhadap serbuk sari, debu, bulu hewan, atau jamur dapat menyebabkan kondisi yang dikenal sebagai rhinitis alergi. Ketika alergi terjadi, tubuh memproduksi lendir berlebih yang menetes dari bagian belakang hidung ke tenggorokan (postnasal drip). Cairan yang terus-menerus mengalir ini dapat menyebabkan iritasi, gatal, dan rasa sakit kronis pada tenggorokan.
Paparan terhadap asap rokok (aktif maupun pasif) merupakan salah satu iritan lingkungan terkuat. Selain itu, menghirup polutan kimia dari pembersih rumah tangga, asap kebakaran, atau udara yang sangat kering juga dapat menyebabkan tenggorokan terasa kering dan meradang.
GERD terjadi ketika asam lambung naik kembali ke kerongkongan dan terkadang mencapai tenggorokan. Asam lambung bersifat korosif dan dapat membakar jaringan tenggorokan, menyebabkan rasa sakit, suara serak, dan sensasi seperti ada benjolan di tenggorokan, terutama saat bangun tidur.
Beberapa kondisi atau gaya hidup dapat membuat seseorang lebih rentan terhadap infeksi atau iritasi yang menyebabkan radang tenggorokan. Faktor risiko ini meliputi:
Memahami bahwa **radang tenggorokan disebabkan oleh** berbagai pemicu adalah langkah awal yang krusial. Jika gejala menetap lebih dari satu minggu, disertai kesulitan bernapas, atau demam sangat tinggi, konsultasi dengan profesional kesehatan adalah keharusan untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat, terutama untuk menyingkirkan infeksi bakteri.