Dalam analisis statistik, seringkali kita dihadapkan pada situasi di mana variabel dependen bersifat kategorikal, namun kategori-kategorinya memiliki urutan tertentu. Contoh klasik meliputi skala kepuasan (sangat tidak puas, tidak puas, netral, puas, sangat puas), tingkat pendidikan (SD, SMP, SMA, Sarjana), atau tingkat keparahan penyakit (ringan, sedang, berat). Untuk menganalisis hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen kategorikal berurutan ini, metode yang tepat adalah regresi logistik ordinal. SPSS (Statistical Package for the Social Sciences) merupakan salah satu perangkat lunak statistik yang populer dan menyediakan fitur untuk melakukan analisis ini dengan mudah.
Berbeda dengan regresi logistik biner yang memprediksi probabilitas suatu kejadian terjadi atau tidak terjadi (dua kategori), regresi logistik ordinal memperhitungkan adanya urutan pada kategori variabel dependen. Asumsi utama dari model ini adalah proportional odds assumption (asumsi peluang proporsional), yang menyatakan bahwa efek dari variabel independen terhadap kemungkinan kumulatif (yaitu, kemungkinan berada pada atau di bawah tingkat kategori tertentu) adalah konstan di seluruh kategori.
Misalnya, jika kita meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan terhadap suatu produk, dan kepuasan diukur dalam skala 1 (sangat tidak puas) hingga 5 (sangat puas), regresi logistik ordinal akan melihat bagaimana variabel independen (misalnya, kualitas produk, harga, layanan pelanggan) mempengaruhi kemungkinan pelanggan berada pada skala 1, kemudian skala 1 atau 2, lalu skala 1, 2, atau 3, dan seterusnya.
Melakukan analisis regresi logistik ordinal di SPSS relatif mudah. Berikut adalah langkah-langkah umum yang perlu diikuti:
Analyze > Regression > Ordinal Logistic....
Dependent.Independent(s).Link Function yang sesuai. Pilihan umum meliputi Logit (paling umum), Probit, atau Complementary log-log. Dalam kebanyakan kasus, Logit adalah pilihan standar.
Statistics untuk memilih output yang diinginkan, seperti Parameter estimates (koefisien regresi), Confidence intervals, Goodness-of-fit (uji kesesuaian model), Classification table, dan Test of parallel lines (untuk menguji asumsi proportional odds).Save jika Anda ingin menyimpan nilai prediksi atau probabilitas.OK untuk menjalankan analisis.
Setelah SPSS menghasilkan output, langkah selanjutnya adalah menginterpretasikannya:
B), standar error, rasio odds (Exp(B)), dan nilai signifikansi (Sig.).
Exp(B) (Odds Ratio): Ini adalah interpretasi yang paling penting. Rasio odds menunjukkan berapa kali peluang suatu kejadian (misalnya, berada pada kategori yang lebih tinggi) berubah untuk setiap peningkatan satu unit pada variabel independen, dengan asumsi variabel lain konstan.
Exp(B) > 1, variabel independen meningkatkan peluang untuk berada pada kategori yang lebih tinggi.Exp(B) < 1, variabel independen menurunkan peluang untuk berada pada kategori yang lebih tinggi.Exp(B) = 1, variabel independen tidak memiliki efek pada peluang.Sig.: Nilai ini menunjukkan signifikansi statistik dari setiap variabel independen. Jika nilai Sig. lebih kecil dari tingkat signifikansi yang Anda tentukan (misalnya, 0.05), maka variabel independen tersebut dianggap berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.Metode ini ideal digunakan ketika:
Memahami dan menerapkan regresi logistik ordinal di SPSS dapat memberikan wawasan yang mendalam tentang hubungan antar variabel dalam penelitian yang melibatkan data ordinal, baik di bidang ilmu sosial, kedokteran, maupun bidang lainnya.