Posisi dan Keutamaan Surah An-Nas

Representasi Ayat Ayat Perlindungan ٱللَّهُ (Allah)

Posisi Surah An-Nas dalam Al-Qur'an

Pertanyaan mengenai posisi Surah An-Nas dalam susunan mushaf Al-Qur'an adalah hal yang mendasar bagi setiap Muslim yang mempelajari kitab suci. **Surah An-Nas berada di urutan ke-114** dan merupakan penutup atau surat terakhir dari keseluruhan 114 surat yang menyusun Al-Qur'an Al-Karim.

Sebagai penutup, Surah An-Nas memiliki kaitan erat dengan surat sebelumnya, yaitu Surah Al-Falaq. Kedua surat ini secara kolektif dikenal dengan sebutan "Al-Mu'awwidzatain" (Dua Surah Pembacaan untuk Meminta Perlindungan). Letaknya yang berada di penghujung wahyu ilahi menegaskan pentingnya makna yang terkandung di dalamnya, yaitu permohonan perlindungan mutlak kepada Allah SWT dari segala kejahatan dan godaan.

114 Surah Terakhir Al-Qur'an

Keutamaan dan Tema Utama Surah An-Nas

Meskipun pendek, hanya terdiri dari enam ayat, kedudukan Surah An-Nas sangatlah agung. Surah ini merupakan doa perlindungan yang diajarkan langsung oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW, khususnya ketika beliau menghadapi gangguan dari jin dan manusia yang berniat jahat. Tema utamanya adalah tauhid al-as'ma' wa ash-shifat, khususnya dalam aspek Ar-Rabb (Tuhan yang memelihara), Al-Malik (Raja yang menguasai), dan Al-Ilah (Penyembah yang hakiki), yang semuanya disematkan dalam konteks permohonan perlindungan.

Isi surat ini menginstruksikan kita untuk berlindung kepada Rabb (Pemelihara) manusia, Raja (Penguasa) manusia, dan Ilah (Tuhan) manusia, dari kejahatan bisikan jahat (Al-Waswas Al-Khannas). Bisikan ini merujuk pada godaan setan yang bersembunyi dan menarik manusia menjauh dari ketaatan.

Para ulama menyebutkan bahwa membaca Surah An-Nas setelah shalat fardhu dan sebelum tidur adalah amalan sunnah yang sangat dianjurkan. Keutamaan ini semakin diperkuat oleh riwayat bahwa Surah Al-Falaq dan An-Nas turun bersamaan sebagai benteng spiritual umat Islam.

Konteks Penurunan dan Hubungan dengan Al-Falaq

Dalam tradisi Islam, Surah An-Nas diturunkan ketika Nabi Muhammad SAW mengalami gangguan sihir yang dilakukan oleh seorang tukang sihir bernama Labid bin Al-A'sham. Turunnya dua surat pelindung ini menjadi solusi ilahiah untuk membatalkan pengaruh sihir tersebut.

Surah Al-Falaq (Urutan 113) mengajarkan kita memohon perlindungan dari kejahatan eksternal yang tampak (seperti kegelapan malam dan tukang sihir), sementara Surah An-Nas (Urutan 114) mengajarkan kita memohon perlindungan dari kejahatan internal yang tersembunyi, yaitu bisikan nafsu dan godaan setan yang menyerang dari dalam diri. Kombinasi kedua surat ini memberikan perlindungan yang komprehensif, dari segala penjuru dan segala jenis kejahatan yang ada.

Oleh karena itu, posisi Surah An-Nas sebagai penutup Al-Qur'an bukan sekadar urutan kronologis penulisan, melainkan penutup yang sempurna bagi keseluruhan pesan Al-Qur'an, yaitu penekanan bahwa setelah menerima petunjuk dan peringatan, tujuan akhir seorang hamba adalah senantiasa berlindung dan bergantung penuh kepada Allah SWT dari segala potensi bahaya spiritual maupun fisik yang mungkin mengancam keimanannya.

Rangkuman Penutup

Sebagai kesimpulan, Surah An-Nas yang berada di urutan ke-114 menutup kitab suci Al-Qur'an dengan memberikan kunci utama keselamatan akhirat dan duniawi: permohonan perlindungan yang tulus kepada Rabb, Malik, dan Ilah manusia dari segala kejahatan, terutama bisikan jahat yang paling berbahaya. Memahami posisinya dan mengamalkan isinya adalah bagian penting dari pengamalan ajaran Islam secara menyeluruh.

🏠 Homepage