Surah An-Nas adalah surat ke-114 sekaligus surat terakhir dalam urutan mushaf Al-Qur'an. Surah ini tergolong surat Makkiyah (diturunkan di Mekkah) dan terdiri dari enam ayat pendek. Meskipun singkat, Surah An-Nas memegang peranan fundamental dalam melindungi seorang Muslim dari berbagai gangguan kejahatan yang bersifat metafisik.
Makna utama dari surah an nas menjelaskan tentang permintaan perlindungan total kepada Allah SWT dari tiga sumber kejahatan yang paling berbahaya: godaan setan yang bersembunyi, jin yang membisikkan kejahatan, dan kejahatan dari golongan manusia itu sendiri. Surah ini adalah doa perisai yang diajarkan langsung oleh Allah kepada Rasulullah Muhammad SAW melalui Malaikat Jibril ketika beliau mengalami gangguan sihir.
Setiap ayat dalam surah ini membangun tingkatan perlindungan yang semakin spesifik, dimulai dari pengakuan atas keesaan Tuhan hingga penolakan terhadap bisikan kejahatan.
Ayat pertama ini menegaskan fondasi utama perlindungan: hanya Allah (Rabb) yang layak menjadi tempat berlindung, karena Dia adalah Tuhan dan Pemelihara seluruh umat manusia.
Ayat ini menekankan kekuasaan mutlak Allah. Jika Allah adalah Raja mereka, maka tidak ada satu pun entitas lain yang mampu memberikan perlindungan sejati selain Dia.
Ini menguatkan tauhid uluhiyah. Hanya Allah yang berhak disembah, dan dengan menyembah-Nya secara benar, seseorang secara otomatis berada di bawah naungan perlindungan Ilahi.
Ayat kelima inilah inti dari ancaman yang dihadapi. "Al-Waswas Al-Khannas" adalah sifat setan yang suka membisikkan keraguan (waswas) dan segera bersembunyi (khannas) setelah bisikannya didengar atau diterima oleh manusia.
Penjelasan diperjelas: musuh ini bekerja langsung pada pusat kesadaran dan niat manusia, yaitu hati (shudur).
Ayat penutup ini merangkum sumber-sumber bisikan jahat. Perlindungan diminta dari waswas yang datang dari jin (setan) maupun dari sesama manusia yang bertindak seperti setan.
Surah An-Nas, bersama dengan Surah Al-Falaq (disebut juga Al-Mu'awwidzatain), adalah amalan perlindungan (ruqyah) yang sangat ditekankan dalam Islam. Surah an nas menjelaskan tentang kebutuhan abadi manusia akan pelindung karena adanya musuh yang selalu aktif. Musuh ini tidak terlihat (jin) atau terkadang tampak sebagai teman (manusia jahat), namun metodenya sama: merusak keyakinan dan amal perbuatan melalui bisikan halus.
Ketika seseorang mengucapkan ayat-ayat ini dengan penuh keyakinan, ia sedang mendeklarasikan bahwa kemampuannya untuk melawan godaan terbatas, namun kekuasaan Allah Maha luas. Ini adalah bentuk penyerahan diri (tawakkal) yang paling otentik. Mengamalkan Surah An-Nas secara rutin, terutama sebelum tidur atau setelah salat wajib, berfungsi sebagai benteng spiritual yang mengusir energi negatif dan menjaga kemurnian niat dari pengaruh luar.
Oleh karena itu, Surah An-Nas mengajarkan bahwa pertarungan terbesar manusia bukanlah melawan musuh fisik, melainkan melawan bisikan jahat yang berusaha memisahkan kita dari ketaatan kepada Rabb, Malik, dan Ilah sejati seluruh umat manusia.