Surah An Nisa Ayat 164: Poin Penting dan Makna Mendalam

Surah An Nisa, yang berarti "Wanita", adalah salah satu surah terpanjang dalam Al-Qur'an dan membahas berbagai aspek kehidupan sosial, hukum, dan spiritual umat Islam. Di dalam surah ini terdapat ayat-ayat yang sangat penting dan sarat makna, salah satunya adalah Surah An Nisa ayat 164. Ayat ini memberikan penegasan yang kuat mengenai hubungan antara Allah dengan para rasul-Nya, serta peran mereka sebagai perantara wahyu dan petunjuk bagi umat manusia.

Ayat 164 dari Surah An Nisa ini berbunyi:

إِنَّا أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ كَمَا أَوْحَيْنَا إِلَىٰ نُوحٍ وَالنَّبِيِّينَ مِنْ بَعْدِهِ ۚ وَأَوْحَيْنَا إِلَىٰ إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ وَالْأَسْبَاطِ وَعِيسَىٰ وَأَيُّوبَ وَيُونُسَ وَهَارُونَ وَسُلَيْمَانَ ۚ وَآتَيْنَا دَاوُودَ زَبُورًا
"Sesungguhnya Kami telah mewahyukan kepadamu (Muhammad) sebagaimana Kami telah mewahyukan kepada Nuh dan para nabi sesudahnya, dan Kami telah mewahyukan (pula) kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakub dan anak cucunya, dan kepada Isa, Ayyub, Yunus, Harun dan Sulaiman. Dan Kami berikan Zabur kepada Daud."

Kandungan Utama Surah An Nisa Ayat 164

Ayat ini memiliki beberapa poin krusial yang perlu direnungkan:

1. Keistimewaan Wahyu kepada Nabi Muhammad SAW

Ayat ini menegaskan bahwa wahyu yang diterima oleh Nabi Muhammad SAW adalah sama hakikatnya dengan wahyu yang diterima oleh para nabi sebelumnya. Allah SWT secara langsung menyatakan, "Sesungguhnya Kami telah mewahyukan kepadamu (Muhammad) sebagaimana Kami telah mewahyukan kepada Nuh dan para nabi sesudahnya." Pernyataan ini menekankan bahwa risalah Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad adalah kelanjutan dan penyempurnaan dari risalah-risalah kenabian sebelumnya. Tidak ada perbedaan mendasar dalam sumber wahyu, yaitu Allah SWT, meskipun syariat dan ajaran yang dibawa mungkin memiliki perbedaan sesuai dengan konteks zamannya.

2. Rangkaian Para Rasul Pembawa Wahyu

Allah SWT menyebutkan secara spesifik nama-nama para nabi dan rasul yang juga menerima wahyu. Penyebutan ini tidak terbatas pada satu garis keturunan saja, melainkan mencakup berbagai nabi dari bani Israel seperti Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakub, dan anak cucunya, serta Isa. Selain itu, disebutkan pula nabi-nabi lain seperti Ayyub, Yunus, Harun, Sulaiman, dan Daud. Daftar ini menunjukkan bahwa Allah telah mengutus para utusan-Nya secara berkesinambungan sepanjang sejarah untuk membimbing umat manusia.

3. Penegasan Risalah Tauhid yang Universal

Dengan menyebutkan nama-nama para nabi yang berasal dari berbagai latar belakang dan generasi, ayat ini secara implisit memperkuat konsep tauhid yang universal. Ajaran pokok yang dibawa oleh semua nabi adalah mengesakan Allah, beribadah hanya kepada-Nya, dan mengikuti petunjuk-Nya. Perbedaan syariat yang mungkin ada tidak mengurangi esensi ajaran tauhid yang sama. Ini juga menunjukkan bahwa Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad adalah agama yang telah ada sejak zaman para nabi terdahulu, hanya saja dalam bentuk yang lebih sempurna.

4. Kehormatan untuk Nabi Daud AS

Bagian akhir ayat menyebutkan, "Dan Kami berikan Zabur kepada Daud." Kitab Zabur adalah salah satu kitab suci yang diturunkan Allah kepada Nabi Daud AS. Penyebutan ini menunjukkan kehormatan khusus bagi Nabi Daud dan kitab sucinya, serta menggarisbawahi bahwa Allah tidak hanya menurunkan wahyu dalam bentuk kitab-kitab besar, tetapi juga memberikan hikmah dan ajaran yang spesifik kepada para rasul-Nya.

Makna dan Hikmah

Surah An Nisa ayat 164 memiliki banyak makna dan hikmah yang dapat dipetik, di antaranya:

"Dengan memahami Surah An Nisa ayat 164, kita dapat memperdalam keimanan kita kepada Allah SWT, para rasul-Nya, dan kitab-kitab-Nya. Ayat ini mengingatkan kita bahwa Islam adalah agama yang bersifat universal dan berkelanjutan, yang telah diwahyukan kepada banyak nabi sepanjang sejarah."

Setiap ayat dalam Al-Qur'an memiliki kedalaman makna yang luar biasa. Surah An Nisa ayat 164 adalah salah satu contoh bagaimana Al-Qur'an menghubungkan umat Islam dengan sejarah para nabi sebelumnya, menegaskan keesaan Allah, dan menguatkan pondasi keimanan terhadap risalah Islam sebagai kelanjutan dari ajaran para nabi terdahulu. Membaca, merenungi, dan mengamalkan ajaran yang terkandung di dalamnya adalah kewajiban setiap Muslim untuk meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat.

🏠 Homepage