Simbol keadilan dan kebaikan
Surah An Nisa, yang berarti "Wanita," adalah salah satu surah Madaniyah yang membahas berbagai aspek kehidupan sosial, hukum, dan spiritual dalam Islam. Di antara ayat-ayatnya yang kaya makna, terdapat Surah An Nisa ayat 110 yang memberikan pelajaran berharga mengenai keadilan, pertanggungjawaban, dan perlindungan diri dari godaan. Ayat ini menegaskan bahwa Allah senantiasa mengawasi setiap perbuatan hamba-Nya, dan siapa pun yang berbuat kebaikan atau keburukan akan menerima balasannya.
"Dan barangsiapa berbuat kejahatan dan menganiaya dirinya sendiri, kemudian ia memohon ampunan kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
Ayat ini merupakan pilar penting dalam pemahaman Islam mengenai taubat (pertobatan) dan rahmat Allah. Ia memberikan harapan bagi setiap individu yang menyadari kesalahannya untuk kembali kepada jalan yang benar. Pesan utamanya adalah bahwa pintu taubat selalu terbuka lebar bagi mereka yang tulus menyesali perbuatannya.
Mari kita bedah makna Surah An Nisa ayat 110 lebih dalam:
1. Pengakuan Dosa dan Kerugian Diri
"...dan menganiaya dirinya sendiri..." Kalimat ini menggarisbawahi bahwa dosa dan kejahatan yang dilakukan pada hakikatnya merugikan diri sendiri. Manusia diciptakan dengan fitrah yang suci, dan ketika ia berbuat dosa, ia telah menjauhkan dirinya dari tujuan penciptaannya, merusak potensi kebaikan dalam dirinya, serta menanggung beban psikologis dan spiritual. Tindakan tersebut seperti menipu diri sendiri karena mengorbankan kebahagiaan abadi demi kenikmatan sesaat atau menghindari konsekuensi yang dipaksakan.
2. Pentingnya Memohon Ampunan (Istighfar)
"...kemudian ia memohon ampunan kepada Allah..." Ini adalah langkah krusial setelah menyadari kesalahan. Memohon ampunan bukan sekadar mengucapkan kata-kata, melainkan sebuah proses internal yang melibatkan penyesalan mendalam, tekad untuk tidak mengulangi perbuatan dosa tersebut, dan permohonan tulus kepada Allah SWT untuk menghapus dosa. Istighfar adalah wujud pengakuan kelemahan manusia dan ketergantungan total kepada kekuasaan serta ampunan Allah.
3. Jaminan Ampunan dan Kasih Sayang Allah
"...niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." Inilah inti dari rahmat dan kebesaran Allah. Ayat ini bukan sekadar janji kosong, melainkan kepastian ilahi. Allah SWT, dalam kemuliaan-Nya, selalu siap mengampuni hamba-Nya yang bertaubat dengan tulus. Sifat "Al-Ghafur" (Maha Pengampun) menunjukkan kemampuan-Nya untuk menutupi dan menghapus dosa, sementara "Ar-Rahim" (Maha Penyayang) menegaskan keluasan kasih sayang-Nya yang mencakup seluruh ciptaan-Nya.
Surah An Nisa ayat 110 memberikan beberapa pelajaran praktis yang sangat relevan bagi kehidupan umat Muslim:
Ayat 110 ini seringkali dibahas bersama dengan ayat sebelumnya, yaitu Surah An Nisa ayat 109-110, yang berbicara tentang larangan membela orang yang berkhianat dan perintah untuk berlaku adil. Dalam konteks yang lebih luas, ayat 110 ini memberikan kerangka bagaimana individu seharusnya bersikap terhadap dirinya sendiri dalam menghadapi kesalahan, sembari tetap menjaga prinsip keadilan yang dianjurkan dalam ayat-ayat sebelumnya.
Terdapat banyak ayat lain dalam Al-Qur'an yang menekankan pentingnya taubat dan luasnya ampunan Allah, seperti Surah Az-Zumar ayat 53 ("Katakanlah: Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.") yang memberikan penegasan serupa dan memperluas makna ampunan bagi semua jenis dosa.
Surah An Nisa ayat 110 adalah permata hikmah yang mengingatkan kita akan sifat Maha Pengampun dan Maha Penyayang Allah SWT. Ayat ini memberdayakan setiap individu untuk tidak larut dalam penyesalan atas kesalahan masa lalu, melainkan untuk bangkit, memohon ampunan dengan tulus, dan meyakini bahwa pertobatan yang ikhlas akan selalu disambut dengan rahmat yang tak terbatas. Dengan memahami dan mengamalkan pesan ayat ini, kita dapat senantiasa menjaga hubungan baik dengan Allah, membersihkan hati, dan menjalani kehidupan yang lebih bermakna.