Dalam lautan Al-Qur'an, setiap ayat menyimpan mutiara hikmah dan tuntunan bagi umat manusia. Salah satu ayat yang memiliki makna mendalam dan seringkali menjadi bahan perenungan adalah Surah An Nisa ayat 81. Ayat ini, meskipun singkat, sarat akan pesan-pesan ilahi yang relevan bagi kehidupan seorang Muslim, baik dalam skala individu maupun kolektif. Memahami dan meresapi kandungannya adalah kunci untuk mendekatkan diri kepada Allah dan mengarungi kehidupan sesuai dengan ridha-Nya.
Surah An Nisa, yang berarti "Wanita", merupakan surah Madaniyah yang membahas berbagai aspek hukum dan sosial, terutama yang berkaitan dengan hak-hak wanita dan keluarga. Ayat 81 dalam surah ini secara spesifik menyoroti tentang kepatuhan terhadap perintah Allah dan Rasul-Nya, serta pentingnya menjaga amanah dan kewajiban. Ayat tersebut berbunyi:
"Dan mereka berkata, 'Kami patuh.' Tetapi apabila mereka telah keluar dari sisimu, sebagian dari mereka merencanakan lain dari apa yang mereka katakan. Dan Allah mengetahui apa yang mereka rahasiakan. Maka berpalinglah engkau (Muhammad) dari mereka, dan bertawakkallah kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai pelindung."
Ayat ini secara gamblang menggambarkan sebuah realitas sosial yang mungkin juga kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Ada segolongan orang yang di hadapan pemimpin atau figur otoritas akan menyatakan kepatuhan dan kesediaan untuk mengikuti perintah. Kalimat "Kami patuh" adalah ungkapan lahiriah yang terdengar meyakinkan. Namun, ketika mereka telah beranjak dari hadapan tersebut, tindakan dan niat mereka justru berbeda sama sekali. Mereka berencana atau bahkan melakukan hal yang bertentangan dengan apa yang telah mereka ucapkan.
Pesan utama dari bagian pertama ayat ini adalah peringatan terhadap kemunafikan dan ketidakjujuran dalam berucap dan berjanji. Kepatuhan yang sejati bukan hanya sekadar ucapan di bibir, melainkan harus tercermin dalam tindakan nyata. Allah SWT, dalam kemahatahuan-Nya, mengetahui segala sesuatu yang tersembunyi di dalam hati dan rencana rahasia seseorang. Pernyataan "Dan Allah mengetahui apa yang mereka rahasiakan" menegaskan bahwa segala upaya menyembunyikan niat buruk atau pengkhianatan tidak akan luput dari pengawasan Ilahi.
Selanjutnya, ayat ini memberikan petunjuk bagaimana seharusnya seorang Muslim, khususnya pemimpin seperti Nabi Muhammad SAW pada masanya, menyikapi perilaku semacam itu. Perintah "Maka berpalinglah engkau (Muhammad) dari mereka" menunjukkan sebuah sikap bijak. Alih-alih terus menerus berdebat atau menghabiskan energi untuk mengatasi orang-orang yang sudah jelas menunjukkan ketidakjujurannya, lebih baik mengalihkan fokus.
Ini bukan berarti mengabaikan masalah, tetapi lebih kepada strategi untuk tidak terpancing emosi atau terjebak dalam lingkaran negativitas yang tidak produktif. Fokus kemudian diarahkan pada hal yang lebih utama, yaitu kepada Allah SWT.
Bagian akhir ayat ini memberikan solusi dan kekuatan tertinggi: "dan bertawakkallah kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai pelindung." Tawakkal adalah menyerahkan segala urusan kepada Allah setelah berusaha semaksimal mungkin. Dalam menghadapi orang-orang yang tidak tulus, dengan niat yang berbeda dari ucapannya, seorang Muslim dituntut untuk tidak berputus asa. Sebaliknya, ia harus memperkuat keyakinannya kepada Allah.
Allah adalah sebaik-baik pelindung. Ketika kita mempercayakan urusan kita kepada-Nya, Dia akan memberikan jalan keluar dan menjaga kita dari segala marabahaya, termasuk dari tipu daya orang lain. Ini adalah ajaran yang menenangkan jiwa dan memberikan kekuatan untuk terus berjalan di jalan kebaikan, tidak peduli seberapa besar rintangan atau seberapa banyak orang yang mencoba menghalangi.
Surah An Nisa ayat 81 memiliki relevansi yang sangat kuat di zaman modern ini. Kita seringkali dihadapkan pada situasi di mana kata-kata tidak sejalan dengan perbuatan. Dalam lingkungan kerja, pertemanan, bahkan dalam kehidupan bermasyarakat, ada saja pihak yang menunjukkan sikap "di depan baik, di belakang lain". Ayat ini mengajarkan kita untuk tidak mudah terperdaya oleh penampilan luar.
Pesan untuk berpaling dari mereka yang jelas-jelas tidak tulus adalah sebuah pelajaran berharga dalam manajemen hubungan dan energi. Daripada terus menerus berkonflik atau berusaha mengubah orang yang hatinya tertutup, lebih baik mengalihkan energi pada hal-hal yang lebih konstruktif dan pada sumber kekuatan sejati, yaitu Allah. Membangun hubungan yang didasari ketulusan dan integritas, serta terus memohon perlindungan dan pertolongan-Nya, adalah kunci ketenangan dan keberhasilan sejati.
Pada akhirnya, Surah An Nisa ayat 81 mengingatkan kita akan pentingnya keikhlasan, kejujuran, dan kepercayaan penuh kepada Allah. Dengan memahami dan mengamalkan hikmah ayat ini, kita dapat menjadi pribadi yang lebih kuat, bijaksana, dan senantiasa berada dalam lindungan-Nya.