Dalam perjalanan hidup seorang Muslim, mencari rezeki yang halal dan berkah adalah kewajiban sekaligus ibadah. Di tengah berbagai tantangan dan godaan yang dapat menghambat usaha kita, terdapat amalan sederhana namun memiliki kekuatan spiritual yang luar biasa, yaitu membaca Surat An-Nas. Surat ke-114 dalam Al-Qur'an ini seringkali dipahami sebagai penutup perlindungan diri dari kejahatan jin dan manusia, namun maknanya meluas hingga mencakup aspek ketenangan hati dalam mencari nafkah.
Ilustrasi perlindungan dan ketenangan batin.
Surat An-Nas diturunkan untuk mengajarkan manusia cara memohon perlindungan kepada Allah dari tiga sumber kejahatan utama: waswasah (bisikan jahat) dari jin, waswasah dari manusia, dan godaan hawa nafsu (syaitan dalam diri sendiri). Ketika kita berbicara tentang rezeki, seringkali hambatan terbesar bukanlah kekurangan sumber daya, melainkan kegelisahan, keraguan diri, dan pengaruh negatif dari lingkungan yang membuat kita mudah menyerah atau mengambil jalan pintas yang haram.
Membaca An-Nas secara rutin, terutama sebelum memulai aktivitas mencari nafkah atau di saat hati merasa tertekan oleh masalah finansial, berfungsi sebagai benteng spiritual. Dengan memohon perlindungan kepada "Rabb an-Naas" (Raja manusia), "Malik an-Naas" (Pemilik manusia), dan "Ilah an-Naas" (Tuhan manusia), kita menegaskan bahwa segala urusan, termasuk urusan rezeki, berada di bawah kendali-Nya. Hal ini menumbuhkan tawakal yang sejati.
Rezeki tidak hanya diukur dari seberapa banyak uang yang masuk, tetapi juga dari seberapa banyak ketenangan yang menyertai uang tersebut. Rezeki yang berkah adalah rezeki yang memberikan kedamaian. Ketika seseorang diganggu oleh waswas yang membuatnya iri pada rezeki orang lain, atau terdorong untuk melakukan kecurangan demi menambah penghasilan, di sinilah peran An-Nas sangat vital.
Dengan membaca surat ini, seorang Muslim memohon agar dijauhkan dari bisikan yang menyuruhnya berbuat curang, menipu pelanggan, atau merasa tidak pernah cukup. Perlindungan ini bersifat holistik: ia melindungi fisik dari bahaya yang mengancam keselamatan mencari nafkah, dan yang lebih penting, melindungi jiwa dari kegelapan keserakahan.
Para ulama menganjurkan pembacaan Mu'awwidzatain (Al-Falaq dan An-Nas) serta Surat Al-Ikhlas sebagai rutinitas harian. Khusus An-Nas, pembacaannya diperkuat pada waktu-waktu tertentu. Membaca An-Nas setelah salat fardu, dan terutama menjelang tidur serta saat bangun pagi, membantu membersihkan medan energi spiritual kita dari pengaruh negatif yang mungkin timbul sepanjang hari. Dalam konteks rezeki, ini berarti mempersiapkan hati dan pikiran untuk menerima rezeki dengan syukur, bukan dengan kecemasan.
Ketika hati bersih dari waswas yang destruktif, fokus kita terhadap pekerjaan menjadi lebih tajam dan ikhlas. Keikhlasan dalam bekerja, yang didasari oleh keyakinan bahwa Allah adalah Pemberi Rezeki yang Maha Esa (seperti ditegaskan pada ayat ketiga surat tersebut, Ilah an-Naas), secara otomatis akan menarik keberkahan. Ketenangan ini adalah bentuk rezeki yang tak ternilai, karena uang sebanyak apa pun tidak akan berarti tanpa kedamaian batin.
Secara psikologis, ritual pembacaan surat perlindungan memberikan efek menenangkan yang kuat. Ketika kita merasa terancam oleh persaingan bisnis yang ketat atau merasa usahanya seret, An-Nas mengingatkan bahwa kekuatan sejati bukan pada daya saing semata, melainkan pada pertolongan Sang Pencipta. Fokus beralih dari "bagaimana cara saya mengalahkan pesaing?" menjadi "bagaimana saya bisa bekerja dengan jujur dan maksimal, dan berserah diri atas hasilnya?"
Ini adalah pergeseran paradigma yang sangat penting dalam meraih rezeki yang langgeng. Rezeki yang datang melalui jalan perlindungan ilahi selalu membawa ketenangan. Jika rezeki datang karena kita berhasil menghindari tipu daya atau kejahatan (yang seringkali berkedok peluang), maka kita telah memenangkan perlindungan Allah melalui pembacaan An-Nas.
Oleh karena itu, jangan remehkan kekuatan tiga ayat terakhir Al-Qur'an ini. Selain sebagai pelindung dari kejahatan dzahir dan batin, Surat An-Nas adalah kunci untuk membuka pintu ketenangan hati dalam menjalani proses mencari rezeki. Dengan memohon perlindungan kepada Sang Raja Manusia, kita memastikan bahwa setiap usaha yang kita lakukan berada dalam kerangka keberkahan-Nya.