Surat An Nisa Ayat 84: Memahami Tanggung Jawab dan Kepercayaan

Dalam kitab suci Al-Qur'an, terdapat banyak ayat yang memberikan petunjuk dan pedoman hidup bagi umat Islam. Salah satunya adalah Surat An-Nisa ayat 84. Ayat ini secara ringkas namun mendalam berbicara tentang tanggung jawab seseorang terhadap dirinya sendiri dan kewajiban untuk berjuang di jalan Allah. Memahami kandungan surat An Nisa 84 sangatlah penting untuk menumbuhkan kesadaran diri dan memperkuat keyakinan.

Teks dan Terjemahan Surat An Nisa Ayat 84

فَإِن لَّمْ يَسْتَجِيبُوا لَكَ فَاعْلَمْ أَنَّمَا يَتَّبِعُونَ أَهْوَاءَهُمْ ۚ وَمَنْ أَضَلُّ مِمَّنِ اتَّبَعَ هَوَاهُ بِغَيْرِ هُدًى مِّنَ اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ

"Maka jika mereka tidak dapat menjawab permintaanmu (untuk berjihad), maka ketahuilah bahwa sesungguhnya mereka hanyalah mengikuti hawa nafsu mereka. Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang mengikuti hawa nafsunya tanpa mendapat petunjuk yang daripada Allah sedikit pun. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim."

Makna Mendalam Surat An Nisa Ayat 84

Ayat 84 dari Surat An-Nisa ini memiliki beberapa lapisan makna yang perlu direnungkan. Pertama, ayat ini menegaskan sebuah prinsip fundamental dalam kehidupan seorang Muslim: pentingnya memiliki prinsip yang teguh dan tidak mudah terpengaruh oleh hawa nafsu atau keinginan semata. Ketika seseorang diajak untuk melakukan kebaikan, memperjuangkan kebenaran, atau memenuhi kewajiban agama, namun ia menolak atau enggan karena alasan yang tidak mendasar, maka itu patut dicurigai sebagai bentuk mengikuti hawa nafsu.

Allah SWT berfirman bahwa siapa yang lebih sesat daripada orang yang mengikuti hawa nafsunya tanpa adanya petunjuk dari-Nya. Ini adalah peringatan keras bagi kita. Hawa nafsu bisa menjadi tuan yang paling kejam jika tidak dikendalikan oleh cahaya ilahi. Mengikuti keinginan pribadi tanpa landasan wahyu dapat membawa seseorang menjauh dari jalan kebenaran, bahkan sampai pada jurang kesesatan yang dalam.

Allah SWT secara tegas menyatakan bahwa Dia tidak akan memberikan petunjuk kepada kaum yang zalim. Kata "zalim" di sini memiliki makna luas, mencakup tidak hanya kezaliman kepada orang lain, tetapi juga kezaliman terhadap diri sendiri dengan menolak kebenaran dan mengikuti kesesatan. Orang yang zalim adalah mereka yang menolak hidayah dan terus menerus tenggelam dalam keinginan duniawi yang tidak terkendali.

Kewajiban Berjihad dan Menjaga Diri

Konteks turunnya ayat ini berkaitan dengan perintah untuk berjihad. Namun, makna jihad dalam Islam tidak hanya terbatas pada peperangan fisik. Jihad yang lebih luas adalah perjuangan untuk menegakkan kebenaran, melawan kebathilan, dan memperbaiki diri sendiri. Surat An Nisa 84 mengingatkan kita bahwa sebelum kita bisa berkontribusi pada perubahan yang lebih besar, kita harus terlebih dahulu mampu mengendalikan diri sendiri.

Jika seseorang tidak mampu menjawab panggilan untuk berjuang di jalan Allah, baik itu dalam bentuk fisik, materi, maupun lisan, dan alasan penolakannya adalah semata-mata karena dorongan pribadi atau kemalasan, maka ia patut merenungi ayat ini. Ini adalah dorongan untuk introspeksi diri: apakah ada petunjuk ilahi yang memandu setiap langkah dan keputusan kita, atau justru hawa nafsu yang menjadi kompas utama?

Implikasi Praktis Surat An Nisa 84

Dalam kehidupan sehari-hari, surat An Nisa 84 mengajarkan kita untuk selalu bertanya pada diri sendiri sebelum bertindak: "Apakah tindakan ini sejalan dengan ajaran agama dan petunjuk Allah, ataukah ini hanya dorongan sesaat dari keinginan pribadi?" Ini adalah proses tarbiyah (pendidikan) jiwa yang berkelanjutan.

Bagi para pendidik, pemimpin, atau siapa pun yang memiliki pengaruh, ayat ini menjadi pengingat agar senantiasa mengajak orang lain kepada kebenaran dengan hikmah dan dasar yang jelas, bukan sekadar paksaan atau mengikuti opini umum. Dan bagi diri kita sendiri, ini adalah panggilan untuk senantiasa beristighfar dan memohon perlindungan dari Allah agar dijauhkan dari godaan hawa nafsu yang menyesatkan.

"Barangsiapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah akan memasukkannya ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Dan barangsiapa yang berpaling, niscaya akan diazab siksa yang pedih." (QS. An-Nisa: 13)

Ayat 84 dari Surat An-Nisa, meskipun ringkas, memuat pesan yang sangat kuat. Ia mengingatkan kita akan bahaya mengikuti hawa nafsu tanpa petunjuk Allah dan betapa pentingnya untuk senantiasa mengarahkan hidup kita pada ridha-Nya. Dengan memahami dan mengamalkan kandungannya, kita diharapkan dapat menjadi pribadi yang lebih baik, lebih kokoh imannya, dan mampu berkontribusi positif bagi lingkungan sekitar, sesuai dengan tuntunan Ilahi.

🏠 Homepage