Dalam Al-Qur'an, Surat An Nisa' merupakan surat yang sangat penting karena membahas berbagai aspek hukum Islam, terutama yang berkaitan dengan keluarga, hak-hak wanita, dan pedoman dalam bermasyarakat. Di antara ayat-ayatnya yang mendalam, ayat 59 hingga 70 memuat petunjuk berharga mengenai kepatuhan kepada Allah dan Rasul-Nya, serta pentingnya menegakkan keadilan dan tanggung jawab. Ayat-ayat ini menawarkan panduan komprehensif bagi setiap Muslim dalam menjalani kehidupan sehari-hari, baik dalam urusan pribadi maupun sosial.
Ayat 59 dari Surat An Nisa' merupakan landasan utama bagi seorang Muslim untuk taat kepada Allah SWT dan Rasul-Nya. Ayat ini berbunyi:
"Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Qur'an) dan Rasul (Sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya."
Ayat ini dengan jelas menegaskan hierarki kepatuhan. Kepatuhan tertinggi adalah kepada Allah, diikuti oleh kepatuhan kepada Rasul-Nya sebagai penyampai wahyu. Kemudian, ada kewajiban taat kepada ulil amri (pemimpin atau penguasa yang adil). Namun, kepatuhan ini bersyarat: jika terjadi perselisihan, umat Muslim diperintahkan untuk merujuk kembali kepada Al-Qur'an dan Sunnah. Hal ini menekankan bahwa otoritas tertinggi dalam Islam adalah wahyu Allah, dan setiap kebijakan atau keputusan harus selaras dengan ajaran-Nya.
Selanjutnya, ayat-ayat berikutnya, terutama yang berkaitan dengan ayat 59 hingga 70, membicarakan tentang konsekuensi dari kepatuhan dan ketidakpatuhan, serta tanggung jawab moral dan sosial. Ayat-ayat ini menyerukan agar kaum beriman menjauhi kemunafikan dan perilaku tercela lainnya. Pentingnya menegakkan keadilan, terutama bagi mereka yang lemah atau tertindas, juga menjadi sorotan.
Dalam konteks ayat-ayat ini, keadilan bukan hanya sekadar konsep abstrak, tetapi tindakan nyata yang harus diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari. Ini termasuk dalam urusan warisan, perlakuan terhadap anak yatim, dan menjaga amanah. Surat An Nisa' secara keseluruhan memberikan perhatian khusus pada perlindungan hak-hak kaum yang rentan, dan ayat 59-70 ini memperkuat prinsip tersebut.
Ayat 60 hingga 63 dari surat ini, misalnya, mengkritik orang-orang yang mengaku beriman tetapi masih mencari hukum selain dari hukum Allah dan Rasul-Nya, serta orang-orang yang enggan mematuhi pemimpin mereka. Ini menunjukkan bahwa keimanan sejati tercermin dari kesediaan untuk tunduk pada aturan Ilahi dalam segala aspek kehidupan. Penolakan terhadap hukum Allah dan Rasul adalah bentuk kemunafikan yang harus dihindari.
Lebih jauh lagi, ayat 64 mengingatkan bahwa Rasulullah SAW adalah perantara untuk memohon ampunan dari Allah bagi umatnya. Ini menegaskan peran sentral Rasulullah SAW sebagai sumber petunjuk dan syafaat. Sementara itu, ayat 65 menegaskan bahwa keimanan tidak akan sempurna hanya dengan klaim semata, melainkan harus dibuktikan dengan ketaatan dan penyerahan diri sepenuhnya kepada hukum Allah.
Ayat 69 dan 70 memberikan jaminan dan kabar gembira bagi mereka yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya, serta mengikuti jejak para nabi, syuhada', dan orang-orang saleh. Mereka dijanjikan surga kenikmatan sebagai balasan atas kesabaran dan keteguhan mereka dalam menjalankan perintah agama. Sebaliknya, bagi mereka yang membangkang dan berbuat kerusakan, ancaman siksa yang pedih menanti.
Secara keseluruhan, Surat An Nisa' ayat 59-70 mengajarkan bahwa kepatuhan kepada Allah dan Rasul-Nya adalah fondasi keimanan yang kokoh. Kepatuhan ini tidak hanya terbatas pada ibadah ritual, tetapi juga mencakup penerapan nilai-nilai moral dan hukum Islam dalam setiap aspek kehidupan. Menegakkan keadilan, menjaga amanah, dan bertindak sesuai dengan tuntunan wahyu adalah manifestasi nyata dari keimanan yang benar. Ayat-ayat ini berfungsi sebagai pengingat abadi bagi umat Muslim untuk selalu berusaha menyelaraskan tindakan dan pemikiran mereka dengan ajaran Allah dan Sunnah Rasul-Nya, demi meraih kebaikan di dunia dan di akhirat.