Dalam Al-Qur'an, terdapat ayat-ayat yang memiliki makna mendalam dan menjadi panduan bagi umat Muslim dalam menjalani kehidupan. Salah satu ayat yang sering dibahas dan memiliki relevansi penting adalah Surat An Nisa ayat 90. Ayat ini tidak hanya berbicara tentang larangan, tetapi juga mengandung peringatan dan konsekuensi yang tegas bagi mereka yang melanggarnya. Pemahaman yang utuh terhadap ayat ini memberikan perspektif yang lebih luas mengenai ajaran Islam tentang keamanan, keadilan, dan hubungan antarmanusia.
وَلَا تَقْتُلُوا أَنْفُسَكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيمًا
"Dan janganlah kamu membunuh diri-diri kamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu."
Surat An Nisa ayat 90, meskipun ringkas, sarat akan makna. Ayat ini secara eksplisit melarang umat Muslim untuk membunuh diri sendiri atau membunuh sesama Muslim. Larangan ini mencakup berbagai bentuk tindakan yang dapat mengakhiri kehidupan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Konteks turunnya ayat ini sering dikaitkan dengan kondisi di mana umat Islam masih dalam masa perjuangan dan pertahanan diri, di mana emosi dan dendam bisa saja muncul. Allah SWT, dalam ke Maha Penyayang-Nya, memberikan peringatan agar setiap tindakan didasari oleh pertimbangan yang matang dan tidak mengorbankan nyawa secara sembarangan.
Penafsiran mengenai "membunuh diri-diri kamu" juga sangat luas. Selain tindakan bunuh diri secara harfiah, ayat ini juga dipahami mencakup segala bentuk perbuatan yang dapat merusak diri sendiri, baik secara fisik maupun spiritual. Ini bisa berarti terlibat dalam pekerjaan yang sangat berbahaya tanpa kehati-hatian, mengonsumsi sesuatu yang mematikan, atau bahkan terperosok dalam kemaksiatan yang dapat menghancurkan jiwa. Dengan demikian, ayat ini menjadi pengingat universal tentang pentingnya menjaga diri dan menghargai setiap anugerah kehidupan yang diberikan.
Selanjutnya, larangan membunuh sesama manusia dalam ayat ini menegaskan betapa Islam sangat menjunjung tinggi nilai kesucian darah. Konteks peperangan atau perselisihan tidak boleh dijadikan alasan untuk melakukan pembunuhan yang tidak berdasar pada keadilan. Bahkan, ketika berhadapan dengan musuh, tetap ada batasan-batasan etis yang harus dijaga. Tindakan membunuh sesama, apalagi saudara seiman, adalah dosa besar yang tidak dapat ditoleransi.
Beberapa ulama menafsirkan bahwa ayat ini juga berkaitan dengan kondisi di mana umat Islam dihadapkan pada pilihan yang sulit, misalnya dalam peperangan. Jika dalam kondisi terdesak dan nyawa menjadi taruhan, ayat ini mengingatkan agar tidak melakukan tindakan gegabah yang justru akan membawa pada kematian sia-sia. Di sisi lain, bagi mereka yang tidak terlibat langsung dalam pertempuran, ayat ini menjadi peringatan agar tidak melakukan tindakan provokatif yang dapat memicu konflik dan pertumpahan darah. Kehati-hatian dalam bertindak dan bertutur kata menjadi sangat krusial.
Ayat ini juga memiliki implikasi kuat terhadap bagaimana hubungan antarindividu dan antarkelompok harus dibangun. Semangat persaudaraan yang diajarkan dalam Islam mengharuskan setiap Muslim untuk saling menjaga, melindungi, dan tidak menimbulkan mudharat bagi sesamanya. Pelanggaran terhadap larangan membunuh, baik diri sendiri maupun orang lain, merupakan bentuk pengkhianatan terhadap amanah kehidupan dan nilai-nilai kemanusiaan yang luhur.
Penting untuk dicatat, ayat ini ditutup dengan firman Allah, "Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu." Penegasan ini menunjukkan bahwa larangan tersebut bukanlah semata-mata untuk menjatuhkan hukuman, melainkan berakar dari kasih sayang Allah yang tak terhingga. Allah tidak menginginkan umat-Nya celaka atau binasa. Peringatan ini adalah bentuk perhatian dan bimbingan agar manusia dapat menjalani hidup dengan selamat, damai, dan bermartabat.
Dengan demikian, memahami Surat An Nisa ayat 90 berarti memahami pentingnya menjaga kehidupan, menghargai martabat diri dan sesama, serta senantiasa berhati-hati dalam setiap tindakan. Ayat ini mengajarkan kepada kita untuk tidak hanya menghindari dosa, tetapi juga untuk proaktif dalam menciptakan kedamaian dan keselamatan. Rahmat Allah SWT menjadi landasan yang menuntun kita untuk senantiasa berada di jalan yang benar, menjauhi segala bentuk kebinasaan, dan menjaga kesucian hidup.