Kombinasi antara tenggorokan sakit dan rasa leher kaku seringkali menjadi sinyal bahwa tubuh sedang melawan infeksi, atau bahkan disebabkan oleh kebiasaan tidur yang salah. Kondisi ini dapat sangat mengganggu aktivitas harian, membuat menelan terasa menyakitkan dan membatasi gerakan kepala.
Mengapa kedua gejala ini sering muncul bersamaan? Ada beberapa alasan utama yang saling terkait:
Penyebab paling umum adalah virus atau bakteri yang menyerang tenggorokan (faringitis atau tonsilitis). Saat peradangan terjadi di area tenggorokan, pembengkakan kelenjar getah bening di leher seringkali menyertai. Pembengkakan inilah yang menyebabkan rasa nyeri tekan dan kekakuan pada leher.
Tidur dengan posisi bantal yang terlalu tinggi atau terlalu rendah dapat memberikan tekanan tidak wajar pada otot leher sepanjang malam. Meskipun penyebab utamanya adalah leher kaku, iritasi yang terjadi di area faring akibat posisi tidur yang salah (misalnya karena mendengkur keras atau posisi kepala miring total) bisa memperburuk rasa tidak nyaman di tenggorokan.
Ketika tubuh kekurangan cairan, selaput lendir di tenggorokan cenderung lebih kering dan mudah teriritasi. Dehidrasi kronis juga dapat menyebabkan kekakuan otot ringan, termasuk otot leher.
Fokus utama adalah meredakan peradangan dan rasa nyeri pada tenggorokan:
Kekakuan leher membutuhkan penanganan lembut untuk mengembalikan rentang gerak:
Meskipun sebagian besar kasus tenggorokan sakit leher kaku dapat sembuh sendiri dalam beberapa hari, ada tanda bahaya yang tidak boleh diabaikan. Jika gejala ini disertai dengan:
Konsultasi medis diperlukan untuk memastikan tidak ada infeksi bakteri yang memerlukan antibiotik atau kondisi lain yang lebih serius yang memerlukan penanganan spesifik. Kesehatan Anda adalah prioritas.