Fokus pada Terjemahan Surat An-Nas Ayat 5
Surat An-Nas adalah surat ke-114 dalam Al-Qur'an dan merupakan surat terakhir yang diturunkan. Surat ini sangat penting karena menjadi penutup mushaf dan mengandung permohonan perlindungan kepada Allah dari godaan setan yang bersemayam dalam diri manusia. Sebagai pelindung terakhir, An-Nas bersama dengan Al-Falaq (Mu'awwidzatain) memberikan benteng spiritual.
Pembahasan mendalam mengenai surat ini sering kali menyentuh setiap ayatnya satu per satu. Khususnya, terjemahan surat an nas ayat 5 memegang peran krusial dalam memahami inti permohonan perlindungan ini.
مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ
5. Dari kejahatan (bisikan) setan yang tersembunyi.
Kontekstualisasi Ayat Kelima
Ayat kelima ini melanjutkan rangkaian permohonan perlindungan yang dimulai dari ayat pertama. Setelah memohon perlindungan dari kejahatan jin dan manusia (ayat 1-4), ayat kelima secara spesifik menyebutkan sumber kejahatan yang paling licik: yaitu bisikan setan yang bersembunyi.
Dalam terjemahan yang lebih rinci, kata "الْوَسْوَاسِ" (Al-Waswas) merujuk pada bisikan, godaan, atau keraguan yang disuntikkan ke dalam hati dan pikiran manusia. Ini adalah metode setan yang paling efektif karena seringkali tidak terdeteksi secara kasat mata.
Sementara itu, kata "الْخَنَّاسِ" (Al-Khannas) memiliki makna "yang mundur" atau "yang bersembunyi." Para mufassir menjelaskan bahwa ketika seseorang mengingat Allah (berzikir), setan itu akan menyusut dan mundur. Namun, ketika kelalaian melanda, setan itu akan kembali berbisik. Sifat "mundur-datang" inilah yang membuat bisikan ini sangat berbahaya karena muncul dan hilang sesuai kondisi spiritual seseorang.
Ilustrasi konsep godaan tersembunyi.
Pelajaran Spiritual dari Ayat 5
Terjemahan surat an nas ayat 5 mengajarkan kita pentingnya kesadaran diri (self-awareness) terhadap kondisi spiritual kita. Setan bekerja ketika kita lengah. Ketika kita lalai dalam mengingat Allah, kekosongan spiritual itu segera diisi oleh bisikan waswas.
Ayat ini bukan hanya sekadar deskripsi; ini adalah perintah praktis. Jika setan itu "Al-Khannas" (yang mundur saat diingat), maka kunci perlindungan adalah melakukan kebalikannya: terus mengingat Allah. Ini berarti menjaga shalat, membaca Al-Qur'an, dan berzikir secara konsisten. Perlindungan sejati datang bukan dari upaya fisik semata, melainkan dari kekuatan yang memanggil Dzat Yang Maha Kuat.
Para ulama menekankan bahwa musuh yang paling sulit dikalahkan adalah musuh yang bersembunyi di dalam diri. Berbeda dengan musuh fisik yang terlihat, bisikan ini dapat mengubah niat baik menjadi keraguan atau kesombongan. Oleh karena itu, permintaan perlindungan dalam ayat kelima ini merupakan penutup doa yang paling sempurna, memohon agar Allah melindungi akal sehat dan hati kita dari racun yang paling halus sekalipun.
Ayat 5 dalam Rangkaian Keseluruhan
Untuk mengapresiasi sepenuhnya ayat kelima, kita perlu melihat keseluruhan urutan permohonan:
- Perlindungan dari kejahatan Tuhan (Syarr).
- Perlindungan dari kegelapan malam (Ghāsiq).
- Perlindungan dari tukang sihir wanita (Naffāthāt).
- Perlindungan dari hasad dengki (Hāssid).
- Perlindungan dari bisikan setan yang tersembunyi (Waswās Al-Khannās).
Ayat 5 menargetkan akar masalah. Jika godaan berhasil masuk, ia akan memicu kejahatan lainnya. Dengan memohon perlindungan dari bisikan setan yang mundur saat diingat, seorang mukmin dipersiapkan untuk menjaga benteng pertahanannya setiap saat, menjadikan Surat An-Nas sebagai perisai abadi yang selalu dapat diakses.