Ilustrasi: Pesan Al-Qur'an tentang Keteguhan Iman
Surah Ali Imran, ayat 139 dan 140, adalah pengingat ilahi yang kuat bagi umat manusia, terutama bagi mereka yang mengaku beriman. Ayat-ayat ini berbicara tentang keteguhan hati di tengah cobaan dan ujian, serta konsekuensi dari kelemahan iman. Dalam kehidupan, kita seringkali dihadapkan pada situasi yang menguji keyakinan kita, baik itu berupa kesulitan materi, tekanan sosial, maupun keraguan diri. Ali Imran 139-140 memberikan panduan bagaimana menghadapi momen-momen krusial ini dengan penuh kesabaran dan keyakinan kepada Allah SWT.
Ayat 139 dari Surah Ali Imran secara spesifik menyatakan: "Dan janganlah kamu merasa lemah dan jangan pula bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman."
Ayat ini adalah sebuah seruan untuk tidak pernah menyerah pada keputusasaan atau kesedihan yang mendalam ketika menghadapi tantangan. Allah mengingatkan bahwa sebagai orang yang beriman, posisi dan derajat kita sebenarnya sangat tinggi. Kelemahan dan kesedihan yang muncul seringkali berasal dari pandangan yang sempit, yang hanya berfokus pada kesulitan duniawi semata, tanpa melihat gambaran yang lebih besar dari rahmat dan pertolongan Allah.
Pesan ini mengajarkan pentingnya memiliki perspektif ilahi. Ketika badai kehidupan menerpa, umat beriman diingatkan untuk tidak hanya melihat masalahnya, tetapi juga melihat Allah yang menguasai segala masalah. Kepercayaan kepada Allah adalah sumber kekuatan sejati. Ia memberikan ketenangan, keberanian, dan kemampuan untuk bangkit kembali dari kegagalan. Kesedihan yang berlebihan dapat melumpuhkan, sementara kelemahan iman membuat seseorang mudah tergoyahkan oleh cobaan. Sebaliknya, orang beriman yang teguh seharusnya memiliki mentalitas yang kuat, optimis, dan selalu mencari solusi dengan bertawakal kepada Sang Pencipta.
Melanjutkan pesan tersebut, ayat 140 berbunyi: "Jika kamu menderita luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) juga menderita luka yang serupa. Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu Kami pergilirkan di antara manusia, agar Allah mengetahui orang-orang yang beriman dan agar sebagian kamu dijadikan saksi (syuhada'). Dan di antara kamu ada yang mati syahid. Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim."
Ayat ini memberikan perspektif tambahan mengenai sifat ujian dan cobaan. Disebutkan bahwa bukan hanya umat Islam yang mengalami luka atau penderitaan. Kaum atau kelompok lain, termasuk mereka yang tidak beriman, juga mengalami hal yang sama. Hal ini menunjukkan bahwa penderitaan adalah bagian dari kehidupan duniawi yang dialami oleh semua manusia, terlepas dari keyakinan mereka.
Lebih lanjut, ayat ini menjelaskan bahwa Allah mengatur pergantian masa, baik itu kejayaan maupun kehancuran. Ini adalah bagian dari ujian bagi seluruh umat manusia. Allah melakukannya agar Dia mengetahui siapa yang benar-benar beriman dan siapa yang hanya mengaku beriman. Selain itu, ujian ini juga bertujuan agar sebagian dari umat beriman menjadi saksi atas kebenaran dan keteguhan iman mereka, bahkan hingga mencapai derajat syahid. Keadaan ini menegaskan bahwa Allah mengetahui siapa yang tulus dalam imannya dan siapa yang pura-pura. Allah juga tidak menyukai orang-orang yang zalim, baik zalim terhadap diri sendiri maupun orang lain.
Tafsir Ali Imran 139-140 memberikan beberapa poin penting yang dapat kita renungkan dan aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari:
Dalam menghadapi gejolak dunia, Ali Imran 139-140 menjadi kompas moral dan spiritual. Ia mengajarkan kita untuk senantiasa menjaga hati agar tidak goyah, menguatkan keyakinan pada Sang Pencipta, dan melihat setiap cobaan sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada-Nya. Dengan menjadikan ayat-ayat ini sebagai pedoman, umat beriman dapat menjalani hidup dengan lebih tegar, bermartabat, dan senantiasa berada dalam naungan ridha Allah SWT.
"Dan janganlah kamu merasa lemah dan jangan pula bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman." (QS. Ali Imran: 139)
Semoga kita senantiasa termasuk dalam golongan orang-orang yang beriman lagi teguh pendirian dalam menghadapi setiap ujian kehidupan.