Penyakit Alzheimer adalah sebuah kondisi neurologis progresif yang dikenal sebagai bentuk demensia yang paling umum. Inti dari kondisi ini adalah Alzheimer merupakan kerusakan sistem saraf pada manusia yang mengakibatkan hilangnya fungsi kognitif secara bertahap. Kerusakan ini tidak terjadi secara tiba-tiba, melainkan akumulasi dari perubahan patologis yang merusak komunikasi antar sel-sel saraf di otak.
Kerusakan sistem saraf yang mendasari Alzheimer melibatkan dua ciri khas utama yang menumpuk di otak: plak amiloid dan kusut neurofibril (tangles tau). Plak amiloid terbentuk dari fragmen protein beta-amiloid yang menggumpal di ruang antar neuron, mengganggu transmisi sinyal. Sementara itu, kusut neurofibril adalah protein tau yang berubah bentuk dan menggumpal di dalam sel saraf. Protein tau normal berfungsi menstabilkan struktur internal neuron (mikrotubulus). Ketika terganggu, struktur ini runtuh, memutus transportasi nutrisi dan molekul penting di dalam neuron.
Efek gabungan dari penumpukan plak dan kusut ini adalah kematian sel saraf (apoptosis) dan atrofi otak. Otak mulai menyusut, terutama di area yang vital untuk memori dan fungsi eksekutif, seperti hipokampus. Karena Alzheimer merupakan kerusakan sistem saraf pada manusia yang mengakibatkan hilangnya koneksi sinaptik, gejala awal yang paling terlihat adalah kesulitan mengingat informasi baru, yang kemudian meluas ke masalah bahasa, penalaran, dan perilaku.
Seiring progresivitas penyakit, kerusakan sistem saraf meluas ke area otak yang lebih luas. Pada tahap awal, individu mungkin hanya mengalami kelupaan ringan, namun pada tahap sedang, penderita akan kesulitan melakukan tugas sehari-hari, seperti berpakaian atau mengelola keuangan. Ini karena fungsi eksekutif mereka terganggu akibat kerusakan pada korteks prefrontal.
Tahap lanjut dari Alzheimer menunjukkan kerusakan yang sangat signifikan. Penderita mungkin kehilangan kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif, mengenali anggota keluarga, atau bahkan mengontrol fungsi tubuh dasar. Ini menegaskan bahwa Alzheimer merupakan kerusakan sistem saraf pada manusia yang mengakibatkan hilangnya kemandirian total. Proses biologis yang terjadi dalam otak adalah degenerasi sistem saraf pusat yang parah, membuat otak tidak lagi mampu menjalankan tugas-tugas yang diperlukan untuk keberlangsungan hidup mandiri.
Meskipun penelitian terus berlanjut untuk menemukan pengobatan yang mampu menghentikan atau membalikkan kerusakan ini, fokus saat ini seringkali beralih pada manajemen gejala. Obat-obatan yang ada bertujuan untuk meningkatkan kadar neurotransmiter yang mungkin telah berkurang akibat kerusakan sel, membantu menjaga fungsi kognitif selama mungkin. Memahami bahwa Alzheimer merupakan kerusakan sistem saraf pada manusia yang mengakibatkan perubahan fisik nyata di otak sangat penting bagi keluarga dan pengasuh. Pemahaman ini mendorong pencarian lingkungan yang mendukung, aman, dan terstruktur untuk membantu individu yang terkena dampak mempertahankan kualitas hidup terbaik mereka di tengah degenerasi yang tak terhindarkan ini.
Pada akhirnya, Alzheimer adalah pengingat yang kuat mengenai kerapuhan sistem saraf kita. Ketika kerusakan ini terjadi, dampaknya terasa di seluruh aspek kehidupan pasien dan orang-orang terdekatnya, menandai perjalanan panjang yang dimulai dengan hilangnya memori dan berakhir dengan hilangnya koneksi diri.