Voltmeter dan amperemeter adalah dua instrumen pengukuran listrik yang esensial dalam dunia elektronika dan kelistrikan. Voltmeter digunakan untuk mengukur beda potensial (tegangan) antar dua titik dalam rangkaian, sementara amperemeter digunakan untuk mengukur kuat arus listrik yang mengalir dalam rangkaian. Pemasangan yang benar sangat krusial untuk mendapatkan hasil akurat dan menghindari kerusakan pada alat ukur maupun rangkaian.
Memahami bagaimana kedua alat ini harus dihubungkan adalah langkah pertama. Kesalahan umum terjadi karena menukar posisi atau cara pemasangan kedua instrumen ini.
Voltmeter idealnya memiliki resistansi (hambatan) yang sangat tinggi. Resistansi tinggi ini bertujuan agar voltmeter tidak menarik arus signifikan dari rangkaian yang sedang diukur, sehingga pengukuran tegangan tidak terdistorsi. Oleh karena itu, voltmeter harus dipasang secara paralel terhadap komponen yang ingin diukur tegangannya.
Amperemeter idealnya memiliki resistansi yang sangat rendah (mendekati nol). Resistansi rendah ini diperlukan agar amperemeter tidak menambah hambatan total rangkaian, yang dapat menyebabkan penurunan arus yang diukur. Oleh karena itu, amperemeter harus dipasang secara seri (berurutan) di jalur di mana arus ingin diukur.
Berikut adalah ilustrasi sederhana bagaimana voltmeter dan amperemeter dipasang dalam satu rangkaian dasar (misalnya, mengukur arus dan tegangan pada sebuah resistor R yang dialiri sumber tegangan V):
Kesalahan dalam pemasangan dapat mengakibatkan kegagalan fungsi, kerusakan alat, atau bahkan bahaya.
Tips Keselamatan Tambahan: Selalu pastikan meteran Anda diatur pada skala pengukuran yang tepat sebelum dihubungkan ke rangkaian, terutama untuk amperemeter. Jika Anda tidak yakin berapa arus yang mengalir, mulailah dengan skala tertinggi yang tersedia.