Dongeng adalah salah satu bentuk narasi tertua yang diwariskan dari generasi ke generasi. Meskipun ceritanya tampak sederhana, dongeng memiliki struktur yang sangat terorganisir, sering kali mengikuti pola alur cerita yang mudah dikenali. Memahami contoh alur cerita dongeng membantu kita mengapresiasi bagaimana kisah-kisah ini berhasil mempertahankan relevansinya sepanjang waktu.
Setiap dongeng yang baik, terlepas dari budaya asalnya, biasanya dibangun di atas lima tahap utama dalam struktur naratifnya. Struktur ini memastikan bahwa pembaca atau pendengar terhanyut dalam perjalanan protagonis.
Tahap awal ini memperkenalkan latar tempat, waktu, dan karakter utama. Dalam dongeng, sering kali dimulai dengan frasa ikonik seperti "Pada zaman dahulu kala..." atau "Di sebuah kerajaan yang jauh...". Tujuan eksposisi adalah memberikan konteks yang cukup agar pembaca memahami keadaan normal sebelum gangguan terjadi. Karakter utama biasanya digambarkan dalam keadaan damai atau memiliki kekurangan yang akan ia atasi.
Ini adalah titik di mana masalah atau tantangan pertama muncul, mengganggu keseimbangan dunia karakter utama. Sebagai contoh alur cerita dongeng, ini bisa berupa munculnya penyihir jahat, hilangnya harta berharga, atau dikeluarkannya sebuah kutukan. Kejadian ini memaksa protagonis untuk bertindak.
Ini adalah bagian terpanjang dari cerita, di mana protagonis menghadapi serangkaian rintangan yang semakin sulit. Dalam perjalanan ini, protagonis sering bertemu sekutu atau mendapatkan alat ajaib yang diperlukan untuk menyelesaikan misi. Setiap kegagalan kecil dan keberhasilan parsial mendorong cerita menuju puncaknya. Struktur ini sangat penting karena menunjukkan pertumbuhan karakter.
Klimaks adalah momen paling intens dan dramatis. Di sinilah protagonis menghadapi antagonis utama atau tantangan terberatnya secara langsung. Segala sesuatu yang telah dibangun dalam aksi meningkat mencapai titik tertinggi di sini. Kemenangan atau kekalahan yang menentukan terjadi pada fase ini. Misalnya, pertarungan terakhir antara pahlawan dan naga, atau momen ketika Cinderella akhirnya mengungkapkan identitasnya.
Setelah klimaks, ketegangan mulai mereda. Aksi menurun menjelaskan konsekuensi dari klimaks—hukum ditegakkan, kutukan dicabut, atau penjahat dihukum. Resolusi adalah tahap akhir di mana keseimbangan baru tercipta. Dongeng hampir selalu diakhiri dengan resolusi yang jelas dan memuaskan, seringkali diikuti dengan frasa "dan mereka hidup bahagia selamanya."
Sebagai ilustrasi, mari kita lihat contoh alur cerita dongeng "Si Kerudung Merah" (Little Red Riding Hood):
Pola struktural ini adalah mengapa contoh alur cerita dongeng begitu efektif. Struktur yang jelas, ditambah dengan tema universal seperti kebaikan melawan kejahatan atau keberanian menghadapi ketidakpastian, memastikan bahwa kisah-kisah ini tetap dicintai dan abadi dalam memori kolektif kita.