Amplas, atau kertas ampelas, adalah alat pengamplasan esensial yang digunakan dalam berbagai industri dan proyek kerajinan tangan, mulai dari pertukasi, otomotif, hingga pekerjaan kayu. Fungsinya sangat vital: menghaluskan permukaan kasar, menghilangkan cat lama, membentuk material, atau mempersiapkan permukaan sebelum proses finishing. Memahami jenis amplas dan grit yang tepat adalah kunci keberhasilan sebuah proyek.
Karakteristik utama dari amplas ditentukan oleh dua faktor penting: material abrasif (zat pengikis) dan tingkat kekasaran atau kehalusan yang disebut 'grit'. Grit diukur dengan angka; semakin rendah angkanya, semakin kasar amplasnya, dan semakin tinggi angkanya, semakin halus amplas tersebut.
Ilustrasi Perbedaan Tingkat Grit Amplas
Sistem pengelompokan grit adalah standar industri yang mempermudah pengguna memilih alat yang tepat. Pengelompokan ini umumnya dibagi menjadi tiga kategori utama:
Selain grit, material yang membentuk permukaan abrasif amplas juga sangat menentukan kegunaannya. Pemilihan material yang salah dapat merusak material yang sedang dikerjakan.
Ini adalah jenis abrasif yang paling umum dan serbaguna. Aluminium oksida tahan lama, memotong dengan baik, dan cocok untuk berbagai material, terutama untuk pekerjaan kayu dan pengamplasan logam umum. Ia cenderung "menghancurkan" dirinya sendiri saat digunakan, menghasilkan tepi tajam yang baru secara konstan.
Silikon karbida sangat keras dan tajam, namun cenderung lebih rapuh dibandingkan aluminium oksida. Amplas jenis ini sangat efektif untuk memotong material yang lebih keras dan lebih halus. Fungsinya ideal untuk finishing logam, pengamplasan basah (wet sanding) pada cat mobil, plastik, dan permukaan yang sangat keras.
Dikenal sangat tangguh dan awet. Zirkonia Alumina sangat populer dalam aplikasi pengamplasan logam berat, seperti penghilangan las atau penyelesaian stainless steel. Amplas ini menghasilkan panas yang lebih sedikit saat memotong dan memiliki umur pakai yang panjang.
Merupakan material abrasif premium yang dirancang untuk kinerja tinggi. Keramik mampu mempertahankan ketajamannya jauh lebih lama, membuatnya unggul dalam pekerjaan penghilangan material yang sangat cepat, terutama pada baja, paduan logam, dan kayu keras.
Proses penghalusan yang efisien membutuhkan kombinasi grit yang tepat dan material abrasif yang sesuai dengan substrat yang sedang Anda kerjakan.
Proses pengamplasan kayu biasanya bertahap (step-up) dari kasar ke halus. Mulailah dengan grit 60 atau 80 untuk menghilangkan bekas gergaji atau permukaan yang sangat tidak rata (menggunakan Aluminium Oksida). Lanjutkan ke grit 120 atau 150 untuk menghaluskan. Sebelum aplikasi cat atau pernis, selesaikan dengan grit 220 atau 320. Hindari menggunakan grit terlalu halus pada tahap awal karena dapat "memoles" serat kayu dan menghambat penyerapan finishing.
Untuk menghilangkan karat tebal atau persiapan pengelasan, gunakan grit kasar (36-60) dengan abrasif Zirkonia atau Keramik. Setelah permukaan diratakan, pindah ke grit sedang (100-120) untuk menghilangkan goresan yang lebih dalam. Untuk finishing akhir sebelum pelapisan, gunakan grit halus (240 ke atas) dengan amplas Silikon Karbida.
Pekerjaan otomotif sangat mengandalkan amplas tahan air (waterproof) berbasis Silikon Karbida. Penghilangan dempul berat biasanya dimulai dari grit 80. Untuk meratakan dempul sebelum primer, gunakan grit 180-220. Pengamplasan antara lapisan cat (sebelum clear coat) seringkali memerlukan grit sangat halus, seperti 600 hingga 1500, untuk mendapatkan hasil akhir yang mulus tanpa goresan.
Memilih jenis amplas yang tepat adalah seni sekaligus ilmu. Selalu ingat prinsip dasarnya: gunakan amplas yang paling kasar yang masih dapat melakukan pekerjaan yang dibutuhkan, dan secara bertahap tingkatkan grit-nya. Jangan pernah melompati lebih dari dua tingkat grit dalam satu kali perpindahan, agar hasil pekerjaan Anda maksimal, halus, dan efisien.