Pasal Matius 4 adalah titik krusial dalam narasi Injil, menandai transisi Yesus dari kehidupan yang relatif tersembunyi ke pelayanan publik yang penuh kuasa. Setelah dibaptis oleh Yohanes Pembaptis dan diakui sebagai Anak Allah, Yesus segera dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk dicobai oleh Iblis. Pengalaman ini bukanlah sekadar peristiwa tunggal, melainkan ujian mendalam terhadap identitas dan misi-Nya sebagai Mesias. Selama empat puluh hari dan empat puluh malam, Ia berpuasa, dan dalam kelemahan fisik-Nya, Iblis datang untuk menggoda-Nya tiga kali.
Godaan pertama berpusat pada kebutuhan fisik Yesus. Iblis berkata, "Jika Engkau Anak Allah, perintahkanlah batu ini menjadi roti." Ini adalah godaan untuk menggunakan kuasa ilahi demi keuntungan pribadi dan penyelesaian masalah duniawi yang mendesak. Namun, Yesus menolak, menegaskan bahwa "Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah." Ia menempatkan ketaatan kepada kehendak Allah di atas kebutuhan jasmaniah.
Godaan kedua bersifat psikologis dan teologis. Iblis membawa Yesus ke atas bubungan Bait Allah dan menantang-Nya untuk melompat, mengutip Mazmur yang menjanjikan malaikat-malaikat akan menopang-Nya. Ini adalah godaan untuk menguji Allah dan memaksa intervensi ilahi melalui tindakan dramatis demi mendapatkan pengikut. Yesus kembali menolak, menyatakan, "Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu." Ia memahami bahwa misi-Nya bukanlah untuk mencari sensasi, melainkan untuk mengabdi dengan kerendahan hati.
Godaan terakhir adalah godaan kekuasaan dan ambisi duniawi. Iblis menunjukkan semua kerajaan dunia dan menawarkan kekuasaannya kepada Yesus jika Ia mau menyembah Iblis. Ini adalah tawaran untuk mencapai tujuan-Nya melalui cara-cara Iblis, yaitu kekuasaan politik dan dominasi dunia. Yesus dengan tegas menolak, berkata, "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: "Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti."" Dengan demikian, Yesus menunjukkan bahwa kerajaan-Nya bukanlah dari dunia ini dan misi-Nya adalah untuk membebaskan manusia dari dosa, bukan untuk memerintah dengan cara duniawi.
Setelah berhasil mengatasi ujian di padang gurun, Yesus memulai pelayanan-Nya di Galilea. Matius 4 mencatat momen penting ketika Yesus memanggil murid-murid pertama-Nya, yang sebagian besar adalah nelayan. Ketika Yesus berjalan di sepanjang pantai Danau Galilea, Ia melihat Simon Petrus dan Andreas, saudaranya, sedang menebar jala di laut. Dengan otoritas yang memukau, Yesus berseru, "Mari, ikutilah Aku, dan Aku akan menjadikan kamu penjala manusia."
Kisah ini menekankan kedaulatan dan daya tarik Yesus. Panggilan-Nya langsung dan menuntut respons seketika. Petrus dan Andreas, tanpa keraguan yang berarti, "segera meninggalkan jala mereka lalu mengikuti Dia." Segera setelah itu, Yesus melihat Yakobus dan Yohanes, putra Zebedeus, yang sedang membersihkan jala di perahu bersama ayah mereka. Yesus pun memanggil mereka, dan mereka pun "segera meninggalkan perahu serta ayahnya, lalu mengikuti Dia." Respons yang cepat dan total ini menunjukkan keyakinan mereka terhadap Yesus dan firman-Nya.
Pasal ini juga menggambarkan awal mula pelayanan Yesus yang meluas. Ia berkeliling di seluruh Galilea, mengajar di rumah-rumah ibadat setempat, memberitakan Kabar Baik tentang Kerajaan Allah, dan menyembuhkan berbagai penyakit serta kelemahan di antara rakyat. Berita tentang kuasa dan ajaran-Nya menyebar dengan cepat, menarik perhatian banyak orang dari berbagai wilayah seperti Siria, Dekapolis, Yerusalem, Yudea, dan daerah di seberang Sungai Yordan.
Matius 4 secara efektif membangun gambaran tentang Yesus sebagai Mesias yang sejatiāSeseorang yang bukan hanya memahami kehendak Allah secara mendalam, tetapi juga memiliki kuasa untuk mewujudkan kehendak itu di bumi. Ujian di padang gurun memperkuat identitas-Nya sebagai Anak Allah yang taat, sementara panggilan para murid dan permulaan pelayanan-Nya menunjukkan bahwa Ia datang untuk membentuk umat bagi Kerajaan Allah. Peristiwa-peristiwa dalam pasal ini menjadi fondasi penting bagi pemahaman tentang siapa Yesus dan apa tujuan kedatangan-Nya.