Mobilisasi alat berat merupakan salah satu tahapan krusial dalam setiap proyek konstruksi, pertambangan, atau infrastruktur. Proses ini melibatkan pemindahan mesin-mesin besar dari lokasi penyimpanan atau lokasi proyek sebelumnya menuju lokasi proyek baru. Kegagalan dalam memperhitungkan biaya mobilisasi secara akurat dapat menyebabkan pembengkakan anggaran proyek yang signifikan.
Menghitung biaya mobilisasi alat berat bukan sekadar menjumlahkan tarif sewa truk pengangkut. Perhitungan yang cermat harus mencakup berbagai variabel kompleks, mulai dari dimensi alat berat, jarak tempuh, izin khusus, hingga biaya asuransi selama perjalanan. Artikel ini akan memandu Anda langkah demi langkah dalam menyusun estimasi biaya mobilisasi yang komprehensif.
Sebelum memulai perhitungan, penting untuk memahami komponen-komponen utama yang membentuk total biaya mobilisasi. Faktor-faktor ini harus diidentifikasi dengan jelas berdasarkan spesifikasi alat berat dan lokasi proyek.
Dimensi (panjang, lebar, tinggi) dan berat total alat berat adalah penentu utama jenis transportasi yang dibutuhkan. Alat berat dibagi berdasarkan kapasitasnya:
Jarak dari titik A (asal) ke titik B (tujuan) adalah faktor biaya yang paling jelas. Namun, bukan hanya jarak lurus yang dihitung. Anda harus mempertimbangkan:
Untuk alat berat yang melebihi dimensi atau berat standar (oversize/overweight), izin dari otoritas terkait (seperti Kementerian Perhubungan atau Dinas Pekerjaan Umum setempat) wajib diurus. Proses perizinan ini memakan waktu dan biaya administrasi.
Mobilisasi melibatkan tim pendukung, termasuk:
Setelah mengidentifikasi faktor-faktor di atas, Anda bisa mulai menyusun estimasi biaya dengan metodologi berikut:
Berdasarkan berat dan ukuran alat (misalnya, Dozer D8R atau Crane 50 Ton), tentukan jenis trailer yang dibutuhkan. Harga sewa lowbed biasanya lebih mahal daripada flatbed standar.
Ini adalah biaya utama yang dibebankan oleh penyedia jasa angkutan. Biasanya dihitung per kilometer atau tarif tetap untuk rute tertentu. Biaya Dasar = (Jarak Tempuh Total x Tarif per Km) + Biaya Penyiapan.
Perkiraan biaya untuk pengurusan Izin Angkutan Alat Berat (termasuk Surat Jalan Khusus dan mungkin escort polisi jika diperlukan di jalan utama).
Ini mencakup jam kerja tim rigging (pemasangan dan pengamanan alat di atas trailer) serta durasi pengawasan saat alat bergerak. Jangan lupa alokasikan dana untuk biaya BBM dan pemeliharaan kendaraan angkut selama perjalanan.
Biaya asuransi dihitung berdasarkan nilai alat berat dan durasi mobilisasi. Sisihkan minimal 5% hingga 10% dari total biaya estimasi sebagai dana kontingensi (cadangan) untuk mengatasi kendala tak terduga, seperti perbaikan mendadak di jalan atau penundaan cuaca.
Misalkan Anda memobilisasi sebuah Excavator 20 Ton dari Jakarta ke lokasi proyek di Cirebon (sekitar 250 km):
Total Estimasi Biaya Mobilisasi: Rp 8.000.000 + Rp 1.500.000 + Rp 2.000.000 + Rp 500.000 + Rp 650.000 = Rp 12.650.000.
Perhitungan yang teliti memastikan bahwa alokasi anggaran proyek Anda realistis. Proses mobilisasi alat berat adalah investasi logistik yang memerlukan perencanaan detail, karena kesalahan estimasi bisa berdampak langsung pada jadwal dan profitabilitas proyek Anda secara keseluruhan.