Amandel, atau tonsil, adalah dua gumpalan jaringan limfoid yang terletak di kedua sisi tenggorokan. Fungsinya adalah membantu melawan infeksi yang masuk melalui mulut dan hidung. Namun, jaringan ini sendiri rentan terhadap infeksi, yang menyebabkan kondisi umum yang dikenal sebagai tonsilitis. Kondisi ini sangat umum dialami, terutama pada anak-anak, namun penderita amandel dewasa juga sering mengalaminya.
Ketika amandel terinfeksi, mereka akan membengkak, meradang, dan sering kali memunculkan bercak putih atau kuning (nanah). Pembengkakan ini menyebabkan kesulitan menelan, nyeri tenggorokan yang hebat, dan terkadang masalah pernapasan. Memahami penyebab dan mengenali gejala adalah langkah awal yang krusial bagi setiap penderita amandel.
Gejala tonsilitis bisa bervariasi dari ringan hingga sangat parah. Beberapa tanda utama yang harus diwaspadai oleh penderita amandel meliputi:
Jika gejala berlangsung lebih dari beberapa hari atau disertai kesulitan bernapas yang signifikan, penanganan medis segera sangat diperlukan.
Penyebab utama pembengkakan amandel adalah infeksi virus atau bakteri. Infeksi virus (seperti flu biasa atau mononukleosis) sering menjadi biang keladi, namun infeksi bakteri, terutama oleh bakteri Streptococcus Group A, memerlukan penanganan antibiotik khusus. Ketika bakteri ini menyerang, kondisi yang disebut radang amandel purulen atau strep throat dapat terjadi, yang membuat penderita amandel merasa sangat tidak nyaman.
Selain infeksi akut, amandel yang sering kambuh (tonsilitis kronis) bisa disebabkan oleh paparan lingkungan, alergi, atau bahkan kebiasaan gaya hidup yang kurang sehat. Beberapa orang secara genetik memang memiliki kecenderungan amandel yang lebih besar dan lebih sering meradang dibandingkan yang lain.
Penanganan untuk penderita amandel sangat bergantung pada penyebab dan tingkat keparahan gejala. Untuk kasus ringan yang disebabkan oleh virus, penanganan umumnya bersifat suportif:
Jika gejala tidak membaik dalam 48 jam, demam sangat tinggi, atau jika amandel menyebabkan obstruksi pernapasan (sleep apnea), dokter mungkin akan meresepkan antibiotik (jika penyebabnya bakteri) atau merekomendasikan operasi pengangkatan amandel (tonsilektomi).
Tonsilektomi biasanya dipertimbangkan jika penderita amandel mengalami episode radang amandel tujuh kali dalam setahun, lima kali per tahun selama dua tahun berturut-turut, atau jika pembengkakan amandel mengganggu kualitas hidup secara signifikan, seperti menyebabkan mendengkur keras atau apnea tidur.
Pencegahan adalah kunci untuk mengurangi frekuensi serangan amandel. Beberapa langkah sederhana dapat membantu menjaga kesehatan tenggorokan:
Dengan perawatan yang tepat dan perhatian terhadap kebersihan, penderita amandel dapat mengelola kondisi mereka dengan lebih baik dan meminimalkan gangguan dalam aktivitas sehari-hari.