Penyebab Utama Peradangan Tenggorokan yang Perlu Anda Ketahui

Sakit Tenggorokan

Representasi visual area tenggorokan yang mengalami iritasi.

Peradangan tenggorokan, atau dalam istilah medis dikenal sebagai faringitis, adalah kondisi umum yang ditandai dengan rasa sakit, gatal, atau sensasi terbakar di bagian belakang tenggorokan. Meskipun seringkali tidak berbahaya dan sembuh dengan sendirinya, pemahaman mengenai penyebab peradangan tenggorokan sangat krusial untuk penanganan yang tepat. Kondisi ini dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, mulai dari kesulitan menelan hingga perubahan suara.

1. Infeksi Virus: Penyebab Paling Dominan

Mayoritas kasus radang tenggorokan disebabkan oleh infeksi virus. Virus yang paling sering bertanggung jawab adalah yang juga menyebabkan flu biasa atau pilek. Virus ini menyebar melalui udara saat orang yang terinfeksi batuk atau bersin, atau melalui kontak langsung dengan permukaan yang terkontaminasi.

Ketika virus menginfeksi selaput lendir di tenggorokan, sistem kekebalan tubuh akan merespons dengan memicu peradangan sebagai mekanisme pertahanan, yang kemudian menimbulkan rasa nyeri dan bengkak.

2. Infeksi Bakteri

Meskipun lebih jarang dibandingkan virus, infeksi bakteri dapat menyebabkan peradangan tenggorokan yang lebih serius dan memerlukan penanganan medis segera dengan antibiotik. Bakteri yang paling terkenal adalah Streptococcus pyogenes, yang menyebabkan radang tenggorokan streptokokus (strep throat).

Gejala radang tenggorokan akibat bakteri seringkali muncul lebih tiba-tiba dan mungkin disertai demam tinggi, bintik-bintik putih atau nanah pada amandel, serta pembengkakan kelenjar getah bening di leher. Jika tidak diobati, infeksi bakteri berpotensi menyebabkan komplikasi serius seperti demam rematik atau masalah ginjal.

3. Alergi dan Iritan Lingkungan

Faktor non-infeksi juga menjadi pemicu penting bagi penyebab peradangan tenggorokan. Paparan terhadap zat-zat iritan dapat menyebabkan iritasi kronis meskipun tidak ada mikroorganisme yang menyerang.

Alergi adalah penyebab umum. Ketika seseorang alergi terhadap serbuk sari, debu, atau bulu hewan, tubuh melepaskan histamin. Pelepasan lendir berlebihan akibat reaksi alergi (post-nasal drip) dapat menetes ke tenggorokan, menyebabkan iritasi dan rasa gatal yang kronis. Selain alergi, beberapa iritan lain meliputi:

4. Kondisi Kesehatan Lain

Beberapa kondisi medis kronis juga dapat bermanifestasi dengan gejala radang tenggorokan yang berulang. Salah satu yang paling sering adalah penyakit refluks gastroesofageal (GERD).

Pada GERD, asam lambung naik kembali ke kerongkongan hingga mencapai tenggorokan (refluks laringofaringeal atau LPR). Asam lambung yang bersifat korosif ini secara konstan mengiritasi jaringan tenggorokan yang sensitif, menyebabkan rasa terbakar, suara serak, dan batuk kronis. Ini seringkali terjadi pada malam hari dan memburuk saat berbaring.

5. Ketegangan Otot Tenggorokan

Meskipun jarang disadari, penggunaan suara yang berlebihan atau tidak tepat juga dapat memicu peradangan. Ini umum terjadi pada guru, penyanyi, atau siapa pun yang pekerjaannya menuntut penggunaan volume suara tinggi dalam waktu lama. Ketegangan pada pita suara dan otot di sekitar laring dapat menyebabkan rasa sakit dan ketidaknyamanan yang mirip dengan radang tenggorokan akibat infeksi.

Kesimpulannya, mengetahui akar dari masalah ini adalah langkah pertama menuju pemulihan. Jika peradangan tenggorokan berlangsung lebih dari seminggu, disertai kesulitan bernapas atau menelan yang parah, atau disertai ruam yang tidak biasa, sangat penting untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan untuk diagnosis yang akurat dan penanganan yang sesuai, terutama untuk menyingkirkan kemungkinan infeksi bakteri.

🏠 Homepage