Perjanjian Lama dan Baru: Jalinan Kisah Keselamatan
Dalam tradisi keagamaan, terutama dalam konteks Kekristenan, pemahaman tentang Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru merupakan fondasi penting. Keduanya bukanlah entitas yang terpisah dan bertentangan, melainkan dua bagian dari satu narasi agung tentang hubungan Tuhan dengan umat manusia, yang berpuncak pada keselamatan. Memahami perbedaannya sekaligus kesinambungannya akan membuka wawasan yang lebih dalam tentang rencana ilahi.
Perjanjian Lama: Fondasi Hukum dan Janji
Perjanjian Lama, yang merangkum kitab-kitab suci dari Kejadian hingga Maleakhi, pada dasarnya adalah kisah tentang penciptaan, kejatuhan manusia, serta permulaan hubungan khusus antara Tuhan dan bangsa Israel. Perjanjian ini ditandai dengan:
Hukum Taurat: Tuhan memberikan Sepuluh Perintah dan serangkaian hukum lainnya kepada Musa di Gunung Sinai. Hukum ini berfungsi sebagai panduan moral, ritual, dan sosial bagi bangsa Israel, mengajarkan mereka cara hidup yang kudus dan berkenan di hadapan Tuhan. Pelanggaran terhadap hukum ini membawa konsekuensi, menekankan kesucian Tuhan dan ketidakmampuan manusia untuk sepenuhnya mematuhi standar-Nya.
Janji Mesias: Di tengah-tengah hukum dan kisah bangsa Israel, Perjanjian Lama juga dipenuhi dengan janji-janji tentang kedatangan seorang penebus, seorang Mesias, yang akan membawa pemulihan dan keselamatan. Para nabi berulang kali menubuatkan tentang kedatangan-Nya, sosok yang akan menggenapi tuntutan hukum dan mendamaikan manusia dengan Tuhan.
Pengorbanan Hewan: Perjanjian Lama menetapkan sistem pengorbanan hewan sebagai cara bagi umat Israel untuk menebus dosa-dosa mereka sementara. Pengorbanan ini berfungsi sebagai bayangan atau persiapan untuk pengorbanan yang lebih besar dan sempurna di masa depan.
Fokus pada Bangsa Israel: Perjanjian ini secara spesifik terjalin dengan keturunan Abraham, Ishak, dan Yakub. Meskipun ada prinsip-prinsip universal tentang moralitas, fokus utama adalah pada hubungan Tuhan dengan bangsa pilihan-Nya.
Namun, meskipun telah diberikan hukum dan janji, bangsa Israel sering kali gagal mematuhinya. Ketidakmampuan mereka untuk memenuhi tuntutan hukum secara sempurna menunjukkan kebutuhan akan sesuatu yang lebih besar, suatu solusi yang melampaui kemampuan manusia. Di sinilah Perjanjian Baru berperan.
Perjanjian Baru: Penggenapan dalam Kristus
Perjanjian Baru, yang dimulai dengan Injil Matius hingga Kitab Wahyu, adalah kisah tentang Yesus Kristus, Pribadi yang diyakini oleh umat Kristen sebagai Mesias yang dijanjikan dalam Perjanjian Lama. Perjanjian ini ditandai dengan:
Yesus sebagai Penggenap: Kristus datang bukan untuk meniadakan hukum, tetapi untuk menggenapinya (Matius 5:17). Ajaran-Nya, kehidupan-Nya yang tanpa dosa, kematian-Nya yang menebus, dan kebangkitan-Nya adalah penggenapan dari semua nubuat dan tuntutan dalam Perjanjian Lama.
Pengorbanan yang Sempurna: Kematian Yesus di kayu salib adalah pengorbanan tunggal dan sempurna yang menghapus dosa-dosa seluruh umat manusia. Tidak seperti pengorbanan hewan yang berulang dalam Perjanjian Lama, pengorbanan Kristus bersifat final dan mencakup segala waktu.
Anugerah Melalui Iman: Perjanjian Baru menekankan bahwa keselamatan bukan lagi melalui ketaatan pada hukum Taurat, melainkan melalui anugerah Tuhan yang diterima melalui iman kepada Yesus Kristus. "Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman, dan itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah" (Efesus 2:8).
Roh Kudus: Kedatangan Roh Kudus setelah kenaikan Kristus memungkinkan setiap orang percaya untuk hidup sesuai dengan kehendak Tuhan. Roh Kudus memberikan kekuatan, bimbingan, dan kemampuan untuk menaati ajaran Kristus dari dalam hati.
Universalitas: Perjanjian Baru melampaui batas-batas kebangsaan. Pesan keselamatan dalam Kristus ditawarkan kepada semua orang, tanpa memandang suku, bangsa, atau latar belakang.
Hubungan dan Perbedaan Kunci
Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru tidak bertentangan, melainkan saling melengkapi. Perjanjian Lama adalah bayangan, janji, dan persiapan; Perjanjian Baru adalah penggenapan, realisasi, dan pemenuhan.
Hukum vs. Anugerah: Perjanjian Lama berpusat pada hukum yang menyoroti dosa manusia; Perjanjian Baru berpusat pada anugerah melalui Kristus yang menghapus dosa.
Persyaratan vs. Pemberian: Dalam Perjanjian Lama, ada penekanan pada apa yang harus dilakukan manusia; dalam Perjanjian Baru, ada penekanan pada apa yang telah Allah lakukan melalui Kristus.
Pembentukan Bangsa vs. Tubuh Kristus: Perjanjian Lama membentuk bangsa Israel sebagai umat Tuhan; Perjanjian Baru membentuk gereja, Tubuh Kristus, yang terdiri dari semua orang yang percaya kepada-Nya dari segala bangsa.
Memahami narasi lengkap dari Perjanjian Lama hingga Perjanjian Baru memberikan gambaran utuh tentang karakter Tuhan yang kudus, kasih-Nya yang tak terbatas, dan rencana-Nya yang sempurna untuk menebus ciptaan-Nya. Perjanjian Baru bukan sekadar kelanjutan, tetapi adalah inti dari rencana keselamatan yang telah dinubuatkan sejak awal, yang terwujud sepenuhnya dalam pribadi dan karya Yesus Kristus, menawarkan harapan abadi bagi setiap jiwa.