Dalam ajaran Islam, terdapat beberapa ayat dan surah yang memiliki kedudukan sangat istimewa, terutama dalam hal perlindungan (ruqyah) dan memohon perlindungan dari segala kejahatan. Tiga surah yang sering disebut sebagai 'Mu'awwidzatain' (dua pelindung) ditambah satu surah pelengkap adalah Surah Al-Ikhlas, An-Nas, dan Al-Falaq. Ketiganya adalah inti dari tauhid dan permohonan perlindungan ilahiah yang paling mendasar.
Membaca ketiga surah ini, terutama setelah salat fardu, sebelum tidur, atau ketika menghadapi situasi sulit, diyakini oleh umat Muslim sebagai benteng kokoh yang memisahkan diri dari pengaruh negatif, baik yang datang dari jin, setan, maupun gangguan manusia. Kekuatan utama dari surah-surah ini terletak pada penegasan akan Keesaan Allah (Al-Ikhlas) dan penyerahan diri sepenuhnya kepada Pemelihara (An-Nas) dan Pemecah Belah Kejahatan (Al-Falaq).
Surah An-Nas secara spesifik mengajarkan kita untuk berlindung kepada Rabb (Tuhan) sekalian manusia, Raja sekalian manusia, dan Ilah (Penyembah) sekalian manusia, dari kejahatan waswas (bisikan jahat) yang bersembunyi.
Fokus utama surah ini adalah musuh yang paling dekat dan licik, yaitu setan atau nafsu jahat yang membisikkan kejahatan dari kalangan jin maupun manusia. Ini menunjukkan bahwa bahaya seringkali datang dari hal yang tidak terlihat atau dari keraguan dalam diri sendiri.
Jika An-Nas fokus pada bisikan internal dan eksternal, Al-Falaq meminta perlindungan dari berbagai bentuk kejahatan yang bersifat nyata dan terlihat. Kita memohon perlindungan kepada Rabb yang menguasai terbitnya fajar (Al-Falaq).
Ayat-ayatnya menyebutkan perlindungan dari kegelapan malam (yang menyembunyikan bahaya), dari sihir atau mantra (yang dilakukan oleh tukang sihir), dan dari dengki (kedengkian) orang yang hasad ketika ia dengki. Ini adalah permintaan perlindungan terhadap unsur fisik dan spiritual yang mengancam keselamatan dan ketenangan.
Surah Al-Ikhlas seringkali disebut sebagai sepertiga Al-Qur'an karena padatnya makna tauhid di dalamnya. Surah ini merupakan penolakan tegas terhadap segala bentuk kesyirikan dan pengkultusan makhluk.
Isinya menegaskan bahwa Allah itu Esa, tempat bergantung segala sesuatu, tidak beranak dan tidak diperanakkan, serta tidak ada yang setara dengan-Nya. Ketika seseorang telah memurnikan imannya (ikhlas) bahwa hanya Allah yang pantas disembah, maka ia telah membangun benteng pertahanan spiritual terkuat. Perlindungan datang bukan karena kekuatan mantra, melainkan karena kebenaran akidah yang dipegang teguh.
Kombinasi Surah An-Nas, Al-Falaq, dan Al-Ikhlas menawarkan perlindungan yang komprehensif. Al-Ikhlas membersihkan fondasi keyakinan, memastikan bahwa sumber perlindungan yang dicari adalah benar dan mutlak. Al-Falaq melindungi dari bahaya eksternal yang jelas dan tersembunyi (sihir, kegelapan, hasad).
Sementara itu, An-Nas menutup celah terakhir, yaitu perlindungan dari bisikan yang merusak keimanan dari dalam diri (nafs) maupun dari luar (jin dan manusia yang suka mengganggu). Ketika tiga pilar ini terpenuhi—Tauhid yang murni, perlindungan dari kejahatan fisik dan metafisik, serta pencegahan terhadap bisikan jahat—seorang Muslim merasa berada dalam naungan keamanan Ilahi yang sempurna.
Pengamalan rutin membaca ketiga surah ini menjadi praktik vital bagi menjaga stabilitas spiritual dalam menghadapi kompleksitas kehidupan modern, di mana gangguan dan keraguan bisa datang dari berbagai arah tak terduga.