Dalam Al-Qur'an, terdapat banyak ayat yang memberikan petunjuk, pelajaran, dan panduan bagi umat manusia dalam menjalani kehidupan. Salah satu ayat yang sarat makna dan sering menjadi bahan perenungan adalah Surat An Nisa ayat 120. Ayat ini berbicara tentang dua sisi dari kekuasaan dan kebijaksanaan Allah SWT: janji manis bagi orang yang berbuat baik dan ancaman keras bagi mereka yang tersesat. Memahami dan merenungkan isi ayat ini dapat memberikan pencerahan spiritual dan motivasi untuk senantiasa berada di jalan yang diridhai.
"lalu barang siapa yang mengerjakan kejahatan sekalipun seberat dzarrah, niscaya ia akan melihatnya (balasannya)."
Dan firman-Nya:
"Barang siapa yang mengerjakan amal yang saleh, maka faedahnya adalah untuk dirinya sendiri dan barang siapa berbuat jahat, maka akibatnya adalah untuk dirinya sendiri..." (QS. Al-Jatsiyah: 15)
Surat An Nisa ayat 120 diawali dengan gambaran tentang janji Allah kepada orang-orang yang mengikuti jalan kebenaran. Allah berfirman bahwa Dia tidak akan menyiksa hamba-Nya yang taat, yang senantiasa beriman dan beramal saleh. Kemanisan janji ini terletak pada jaminan perlindungan, kasih sayang, dan balasan kebaikan yang berlipat ganda. Ini adalah ungkapan kasih sayang Allah yang tak terhingga kepada hamba-Nya yang berusaha sekuat tenaga untuk mendekatkan diri kepada-Nya. Keimanan yang tulus, diiringi dengan amal perbuatan yang sesuai syariat, akan menjadi bekal berharga di dunia dan akhirat.
Iman yang dimaksud di sini bukanlah sekadar pengakuan lisan, melainkan keyakinan yang tertanam kuat dalam hati dan termanifestasi dalam setiap aspek kehidupan. Beramal saleh mencakup segala bentuk perbuatan baik, mulai dari ibadah ritual seperti shalat, puasa, zakat, hingga muamalah (hubungan antarmanusia) yang dilandasi kejujuran, keadilan, dan kepedulian. Ayat ini menegaskan bahwa Allah Maha Melihat setiap usaha baik sekecil apapun, dan tidak akan menyia-nyiakannya. Ganjarannya adalah ketenangan jiwa, keberkahan dalam rezeki, kemudahan dalam urusan, serta kebahagiaan abadi di surga kelak.
Namun, ayat ini tidak berhenti pada janji manis. Sebaliknya, ia juga menyertakan peringatan keras bagi mereka yang memilih jalan kesesatan dan kejahatan. Allah SWT menyatakan bahwa Dia akan menimpakan siksa bagi orang-orang yang berpaling dari ajaran-Nya, yang melakukan perbuatan dosa dan maksiat. Ancaman ini bukanlah bentuk ketidakadilan, melainkan konsekuensi logis dari pilihan buruk yang diambil oleh individu tersebut. Allah Maha Adil, dan setiap perbuatan akan mendapatkan balasan yang setimpal.
Bahkan, sekecil apapun perbuatan kejahatan yang dilakukan, sekecil atom debu yang terangkat, pasti akan diperlihatkan balasannya. Ini menunjukkan betapa teliti dan adilnya Allah dalam menghisab setiap amal. Tidak ada satu pun perbuatan yang luput dari catatan-Nya. Surat Al-Jatsiyah ayat 15 yang juga mengutip makna serupa, memperkuat pemahaman ini. Setiap jiwa akan mempertanggungjawabkan apa yang telah diperbuatnya. Keadilan Ilahi mengharuskan adanya konsekuensi atas setiap pilihan, baik yang membawa kebaikan maupun keburukan.
Merenungkan Surat An Nisa ayat 120 seharusnya mendorong kita untuk terus melakukan evaluasi diri. Apakah kita sudah berada di jalan yang benar? Apakah keimanan kita telah teruji dalam amal perbuatan sehari-hari? Apakah kita senantiasa berhati-hati agar tidak terjerumus dalam jurang kesesatan? Ayat ini adalah pengingat yang sangat penting agar kita tidak terlena oleh duniawi dan melupakan tujuan utama penciptaan kita.
Implementasi dari pemahaman ayat ini adalah dengan meningkatkan kewaspadaan terhadap bisikan syaitan dan hawa nafsu yang cenderung mengajak kepada keburukan. Perbanyaklah zikir dan doa memohon perlindungan dari Allah. Jadikan setiap detik kehidupan sebagai sarana untuk berbuat kebaikan dan menjauhi segala larangan-Nya. Tanamkan keyakinan bahwa setiap perbuatan baik akan mendatangkan kebaikan pula, dan setiap perbuatan buruk akan berujung pada kerugian.
Lebih jauh lagi, ayat ini mengajarkan pentingnya kesadaran akan pertanggungjawaban. Setiap individu tidak bisa lepas dari akuntabilitas atas setiap pilihan hidupnya. Maka, mari kita jadikan Surat An Nisa ayat 120 sebagai kompas moral dan spiritual yang senantiasa membimbing langkah kita. Dengan demikian, kita dapat meraih keberuntungan dunia dan akhirat, serta terhindar dari kerugian yang pedih. Ingatlah selalu bahwa Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, namun Dia juga Maha Adil. Keseimbangan inilah yang harus selalu kita jadikan pegangan.