Ikon Kitab Suci

Surat An Nisa Ayat 103 & 104: Peringatan tentang Shalat dan Keadilan

Dalam ajaran Islam, setiap muslim diperintahkan untuk senantiasa mengingat Allah SWT, termasuk dalam setiap aspek kehidupannya. Dua ayat dari Surat An Nisa, yaitu ayat 103 dan 104, memberikan peringatan penting mengenai pelaksanaan ibadah shalat dan keharusan menjaga keadilan, terutama dalam situasi genting atau perang. Ayat-ayat ini mengingatkan umat Islam untuk tidak pernah melupakan kewajiban mereka kepada Sang Pencipta, bahkan di tengah kesulitan, serta pentingnya berperilaku adil dan tidak berbuat curang terhadap siapa pun.

Ayat 103: Shalat dalam Keadaan Apapun

Ayat ke-103 dari Surat An Nisa berbunyi:

فَإِذَا قَضَيْتُمُ الصَّلَاةَ فَأَذْكُرُوا اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِكُمْ ۚ فَإِذَا اطْمَأْنَنْتُمْ فَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ ۚ إِنَّ الصَّلَاةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ كِتَابًا مَوْقُوتًا

"Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat, ingatlah Allah seraya berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman."

Ayat ini turun berkaitan dengan kondisi kaum Muslimin yang sedang dalam ketakutan saat perang. Mereka diperintahkan untuk tetap mendirikan shalat sebisa mungkin, baik dalam keadaan berdiri, duduk, maupun berbaring. Ini menunjukkan betapa pentingnya shalat dalam Islam. Shalat bukanlah sekadar rutinitas yang hanya dilakukan saat merasa aman dan nyaman, melainkan sebuah ikatan spiritual yang harus terus dijaga dalam setiap kondisi. Keadaan apa pun, baik dalam kesulitan, ketakutan, maupun ketenangan, tidak boleh menjadi alasan untuk meninggalkan shalat. Sebaliknya, di saat-saat genting, ibadah shalat justru menjadi sumber kekuatan, ketenangan batin, dan pertolongan dari Allah SWT. Setelah situasi aman, barulah mereka diperintahkan untuk mendirikan shalat secara sempurna. Penekanan pada "kewajiban yang ditentukan waktunya" menguatkan bahwa shalat memiliki jadwal yang harus dipatuhi, menegaskan urgensinya sebagai pilar utama agama.

Ayat 104: Larangan Berbuat Curang dan Pentingnya Keadilan

Selanjutnya, ayat ke-104 dari Surat An Nisa menambahkan dimensi penting lainnya:

وَلَا تَهِنُوا فِي ابْتِغَاءِ الْقَوْمِ ۖ إِنْ تَكُونُوا تَأْلَمُونَ فَإِنَّهُمْ يَأْلَمُونَ كَمَا تَأْلَمُونَ ۖ وَتَرْجُونَ مِنَ اللَّهِ مَا لَا يَرْجُونَ ۗ وَكَانَ اللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمًا

"Dan janganlah kamu bersikap lemah dalam mencari musuh; jika kamu merasa sakit, maka sesungguhnya mereka merasakan sakit (pula), sebagaimana kamu merasakan sakit, sedangkan kamu mengharapkan dari Allah apa yang tidak mereka harapkan. Dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana."

Ayat ini memberikan arahan kepada kaum Muslimin yang sedang berjuang, khususnya dalam konteks peperangan atau perseteruan. Mereka diperintahkan untuk tidak lemah semangat dalam mengejar atau menghadapi musuh. Di dalam ayat ini terdapat sebuah prinsip keadilan yang universal: jika kaum Muslimin merasakan sakit, kelelahan, atau penderitaan, maka musuh mereka pun mengalami hal yang sama. Ini adalah pengingat agar tidak menganggap enteng musuh, sekaligus menumbuhkan kesadaran bahwa setiap manusia memiliki kerentanan yang sama.

Lebih dalam lagi, ayat ini menyoroti perbedaan fundamental antara mukmin dan orang-orang yang tidak beriman. Kaum Muslimin memiliki harapan yang lebih besar, yaitu pertolongan dan rahmat dari Allah SWT, sesuatu yang tidak dimiliki oleh musuh mereka. Harapan ini seharusnya menjadi motivasi tambahan untuk terus berjuang dengan gigih dan ikhlas. Allah SWT Maha Mengetahui segala kondisi, niat, dan perhitungan kita, serta Maha Bijaksana dalam setiap ketetapan-Nya. Oleh karena itu, seorang mukmin diajak untuk selalu bersikap teguh, tidak hanya dalam ibadah, tetapi juga dalam menghadapi segala tantangan hidup, sambil senantiasa meyakini pertolongan ilahi.

Keterkaitan dan Hikmah

Kedua ayat ini, meskipun berbicara tentang aspek yang sedikit berbeda (ibadah dan perjuangan), saling melengkapi. Pelaksanaan shalat yang khusyuk dan tepat waktu akan memberikan kekuatan spiritual dan keteguhan hati, yang mana ini sangat dibutuhkan saat menghadapi kesulitan dan perjuangan. Sebaliknya, sikap yang tidak lemah dan keadilan dalam perjuangan mencerminkan kesungguhan seorang mukmin dalam mengamalkan ajaran agamanya. Surat An Nisa ayat 103 dan 104 menjadi pengingat abadi bagi umat Islam bahwa ketaatan kepada Allah SWT harus senantiasa terjaga dalam segala situasi, dan keadilan serta keteguhan adalah prinsip yang harus dipegang teguh dalam setiap aspek kehidupan, termasuk dalam menghadapi musuh sekalipun. Semangat juang yang dilandasi keimanan dan keyakinan akan pertolongan Allah, serta kesadaran akan kerentanan manusia, adalah kunci untuk meraih kemenangan dan ridha-Nya.

Ikon Tanda Baca
🏠 Homepage