Simbol visual untuk Surat An Nisa Ayat 108.
Surat An Nisa, yang berarti "Wanita", adalah salah satu surat terpanjang dalam Al-Qur'an. Di dalamnya terkandung berbagai macam hukum, aturan, dan pedoman hidup yang mengatur hubungan antarindividu dalam masyarakat Muslim. Salah satu ayat yang memiliki kedalaman makna dan relevansi yang signifikan adalah Surat An Nisa ayat 108. Ayat ini secara spesifik membahas tentang upaya sebagian kaum untuk menyembunyikan perbuatan buruk mereka dari Allah SWT.
Ayat ini berbunyi sebagai berikut:
يُخَادِعُونَ ٱللَّهَ وَٱلَّذِينَ آمَنُوا۟ وَمَا يَخْدَعُونَ إِلَّآ أَنفُسَهُمْ وَمَا يَشْعُرُونَ
(Mereka) bersembunyi dari manusia, tetapi tidak bersembunyi dari Allah, padahal Allah bersama mereka, ketika mereka mempercakapkan malam yang tidak diridai-Nya. Dan Allah Maha Meliputi apa yang mereka kerjakan.
Secara garis besar, ayat ini mengkritik tindakan orang-orang yang mencoba menipu Allah dan orang-orang beriman. Mereka melakukan perbuatan yang tidak diridai Allah secara diam-diam, berharap tidak ada yang mengetahui. Namun, kesadaran mereka keliru, karena sesungguhnya mereka tidak dapat menipu siapa pun kecuali diri mereka sendiri. Penipuan yang mereka lakukan hanya akan berbalik merugikan diri mereka sendiri, tanpa mereka sadari dampaknya.
Konteks Turunnya Ayat
Para mufasir menyebutkan bahwa ayat ini turun berkaitan dengan sekelompok orang munafik. Mereka selalu berusaha menipu Rasulullah SAW dan kaum mukmin dengan menampilkan diri seolah-olah mereka beriman, padahal dalam hati mereka tersimpan kekufuran dan kebencian. Dalam sebuah riwayat, disebutkan bahwa mereka pernah mencuri harta rampasan perang dan menyembunyikannya, kemudian datang kepada Rasulullah SAW seolah-olah mereka tidak mengambilnya. Mereka ingin melepaskan diri dari tanggung jawab dan tuduhan.
Meskipun mereka berhasil menipu manusia dalam batas tertentu, namun mereka tidak menyadari bahwa Allah Maha Mengetahui segala sesuatu, bahkan yang paling tersembunyi sekalipun. Allah mengetahui niat mereka, perbuatan mereka, dan apa yang tersembunyi dalam hati mereka.
Makna dan Hikmah
Hikmah utama dari Surat An Nisa ayat 108 ini adalah penegasan akan kesempurnaan ilmu Allah SWT. Tidak ada satu pun perbuatan, sekecil apapun, yang luput dari pengetahuan-Nya. Kapan pun dan di mana pun kita berada, Allah selalu mengawasi. Hal ini seharusnya menjadi pengingat yang kuat bagi setiap Muslim untuk senantiasa menjaga diri dari perbuatan-perbuatan yang dilarang, baik saat dilihat orang lain maupun saat sendirian.
Ayat ini juga menyoroti tentang bahaya kemunafikan dan penipuan. Orang yang bersembunyi-sembunyi melakukan keburukan, pada hakikatnya ia sedang menipu dirinya sendiri. Ia merusak citra dirinya di hadapan Allah, ia menjauhkan dirinya dari rahmat-Nya, dan ia menanggung beban dosa yang pada akhirnya akan ia pertanggungjawabkan. Ketidaksadaran (tidak menyadari) inilah yang menjadi bagian dari kerugian mereka. Mereka merasa pintar karena berhasil menyembunyikan perbuatan mereka, namun mereka bodoh karena tidak menyadari bahwa mereka telah menipu diri mereka sendiri dan menjauhkan diri dari tujuan penciptaan.
Lebih lanjut, ayat ini mengajarkan pentingnya kejujuran dan keterbukaan. Sebagai seorang mukmin, hendaknya kita berusaha untuk senantiasa berada dalam jalur kebenaran, tidak hanya di hadapan manusia, tetapi yang terpenting adalah di hadapan Allah SWT. Jika kita melakukan kesalahan, langkah yang lebih baik adalah bertaubat dan memohon ampunan kepada-Nya, bukan malah berusaha menyembunyikannya.
Ayat ini juga dapat menjadi landasan untuk memahami konsep hisab atau perhitungan amal di akhirat kelak. Ketika seseorang berbuat dosa dan ia menyangka perbuatannya tidak akan diperhitungkan karena berhasil disembunyikan, ia keliru. Semua akan dicatat dan diperhitungkan oleh Allah SWT. Maka, kesadaran akan pengawasan Allah ini akan mendorong seorang mukmin untuk berhati-hati dalam setiap tindakannya, mengucapkan perkataan yang baik, dan menjauhi segala bentuk kemaksiatan.
Penting untuk merenungkan kembali makna ayat ini dalam kehidupan sehari-hari. Apakah kita seringkali merasa aman karena tidak ada yang melihat ketika kita melakukan sesuatu yang mungkin kurang baik? Apakah kita pernah mencoba menyembunyikan kesalahan kita dari orang-orang terdekat, atau bahkan dari diri kita sendiri? Surat An Nisa ayat 108 memberikan peringatan keras bahwa segala upaya untuk menipu Allah dan menyembunyikan perbuatan buruk adalah sia-sia dan hanya merugikan diri sendiri. Ketakwaan sejati adalah ketika kita merasa diawasi oleh Allah, bahkan ketika kita sendirian.
Dengan memahami dan merenungkan ayat ini, semoga kita semakin termotivasi untuk senantiasa menjaga diri, berbuat jujur, dan meningkatkan kualitas ibadah kita kepada Allah SWT, agar kita terhindar dari kerugian di dunia maupun di akhirat.