Amandel, atau tonsil, adalah dua gumpalan jaringan berbentuk oval yang terletak di bagian belakang tenggorokan. Fungsi utamanya adalah sebagai garis pertahanan pertama tubuh terhadap infeksi yang masuk melalui mulut dan hidung. Namun, sering kali amandel ini mengalami pembengkakan atau peradangan, kondisi yang dikenal sebagai tonsilitis. Dalam konteks medis, ukuran amandel sering diklasifikasikan menggunakan sistem skala, dan salah satu istilah yang mungkin Anda dengar adalah Amandel T2.
Klasifikasi T-staging (T1, T2, T3, T4) umumnya digunakan untuk mendeskripsikan ukuran tumor atau, dalam konteks ini, ukuran pembesaran tonsil itu sendiri. Memahami kategori Amandel T2 sangat penting bagi dokter dan pasien untuk menentukan tingkat keparahan kondisi dan rencana perawatan yang paling tepat.
Apa Itu Klasifikasi Amandel T2?
Klasifikasi amandel berdasarkan sistem ini biasanya mengacu pada seberapa banyak ruang di orofaring (area tenggorokan bagian tengah) yang ditempati oleh tonsil ketika terjadi pembesaran (hipertrofi). Skala ini membantu dokter menentukan apakah pembengkakan tersebut ringan, sedang, atau berat.
Secara umum, pembagian ukuran amandel adalah sebagai berikut:
- T1 (Ringan): Amandel masih berada di dalam batas fossa tonsilaris, atau hanya mengisi kurang dari 25% ruang antara pilar anterior dan posterior.
- Amandel T2 (Sedang): Amandel telah membesar hingga mengisi antara 25% hingga 50% dari ruang orofaring. Pada tahap ini, gejala mungkin sudah mulai terasa tetapi belum terlalu mengganggu fungsi pernapasan atau menelan secara signifikan.
- T3 (Berat): Amandel mengisi antara 50% hingga 75% dari ruang tenggorokan. Pada titik ini, kesulitan menelan (disfagia) dan mendengkur seringkali terjadi.
- T4 (Sangat Berat/Kissing Tonsils): Amandel telah membesar hingga lebih dari 75% dan hampir atau bahkan bertemu di tengah tenggorokan. Kondisi ini dapat menyebabkan obstruksi jalan napas yang serius.
Jadi, Amandel T2 mewakili tingkat pembesaran sedang. Meskipun belum mencapai tahap kritis T3 atau T4, pembesaran pada level ini seringkali memerlukan pemantauan rutin, terutama jika pasien sering mengalami infeksi berulang.
Penyebab Umum Pembesaran Amandel Hingga Mencapai T2
Pembesaran amandel hingga mencapai derajat T2 paling sering disebabkan oleh respons imun tubuh terhadap patogen. Penyebab utamanya meliputi:
- Infeksi Virus: Seperti flu biasa, pilek, atau mononukleosis (disebabkan oleh virus Epstein-Barr). Infeksi virus biasanya menyebabkan pembengkakan yang sifatnya sementara.
- Infeksi Bakteri: Bakteri yang paling umum menyebabkan tonsilitis adalah *Streptococcus pyogenes* (penyebab radang tenggorokan atau 'strep throat'). Tonsilitis bakteri cenderung lebih nyeri dan mungkin disertai demam tinggi.
- Iritasi Kronis: Paparan asap rokok, polusi udara, atau refluks asam lambung (GERD) juga dapat menyebabkan iritasi kronis yang membuat amandel sedikit membengkak secara permanen.
Gejala yang Menyertai Amandel T2
Ketika amandel mencapai ukuran T2, gejala yang dialami pasien biasanya mulai terasa lebih jelas dibandingkan dengan T1. Gejala umum yang sering dilaporkan meliputi:
- Rasa sakit atau tidak nyaman di tenggorokan, terutama saat menelan.
- Kemerahan dan pembengkakan yang terlihat jelas pada salah satu atau kedua amandel.
- Amandel mungkin tampak tertutup lapisan putih atau kuning (nanah) jika disebabkan oleh infeksi bakteri.
- Suara serak atau berubah (suara "muffled").
- Pembengkakan kelenjar getah bening di leher.
- Mendengkur ringan saat tidur, meskipun belum tentu menyebabkan sleep apnea.
Penanganan untuk Amandel T2
Perawatan untuk Amandel T2 sangat bergantung pada penyebab pembesaran dan frekuensi gejala yang timbul. Jika pembengkakan bersifat akut (akibat infeksi baru), dokter akan fokus pada pengobatan infeksi tersebut.
1. Pengobatan Non-Bedah (Konservatif)
Untuk kasus tonsilitis akut T2 akibat infeksi (terutama virus), penanganan awal meliputi:
- Istirahat yang cukup.
- Mengonsumsi cairan hangat untuk meredakan nyeri.
- Obat pereda nyeri dan demam seperti parasetamol atau ibuprofen.
- Jika infeksi bakteri, dokter akan meresepkan antibiotik yang harus dihabiskan seluruhnya.
2. Pertimbangan Operasi (Tonsilektomi)
Keputusan untuk melakukan operasi pengangkatan amandel (tonsilektomi) biasanya dipertimbangkan jika pembengkakan T2 menyebabkan komplikasi signifikan atau kekambuhan yang sering. Indikasi umum untuk operasi pada tingkat T2 antara lain:
- Tonsilitis yang terjadi minimal 5 hingga 7 kali dalam setahun.
- Adanya obstruksi jalan napas ringan yang menyebabkan gangguan tidur, meskipun belum mencapai derajat T3 atau T4.
- Amandel yang sangat besar dan terus-menerus terasa mengganggu saat menelan.
Konsultasi dengan dokter spesialis THT (Telinga, Hidung, Tenggorokan) sangat disarankan untuk mengevaluasi apakah manfaat pengangkatan lebih besar daripada risiko operasinya.
Secara keseluruhan, Amandel T2 adalah tanda bahwa amandel sedang aktif melawan ancaman atau meradang. Dengan diagnosis yang tepat mengenai penyebabnya—apakah infeksi akut atau pembesaran kronis—perawatan yang efektif dapat diterapkan untuk mengembalikan kenyamanan dan fungsi normal tenggorokan.